Era Baru Birokrasi Makassar: Membedah Dampak Pelantikan Pejabat Pemkot Terbaru & Visi Wali Kota Appi

Dipublikasikan 23 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Dinamika pemerintahan daerah senantiasa menjadi cerminan denyut nadi kemajuan sebuah kota. Di tengah geliat pembangunan dan tuntutan pelayanan publik yang kian kompleks, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar baru-baru ini menunjukkan komitmennya melalui serangkaian pelantikan pejabat. Fenomena “baru dilantik wajah baru pejabat Pemkot Makassar” ini bukan sekadar rotasi administratif biasa, melainkan sebuah langkah strategis yang didesain untuk mempercepat laju pembangunan, meningkatkan efektivitas birokrasi, dan menghadirkan pelayanan yang lebih responsif bagi masyarakat. Artikel ini akan mengupas tuntas gelombang perombakan ini, menyoroti visi di baliknya, serta harapan dan tantangan yang menyertainya.

Gelombang Perombakan: Wajah Baru di Berbagai Tingkatan Eselon

Kepemimpinan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (Appi) dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham secara sigap mengambil langkah penyegaran di tubuh birokrasi. Dalam rentang waktu yang berdekatan di bulan Juni 2025, dua gelombang pelantikan besar telah dilaksanakan, menghadirkan sejumlah wajah baru dan pergeseran posisi yang signifikan di berbagai tingkatan eselon.

Pelantikan Tahap Pertama: 46 Pejabat untuk Percepatan Pembangunan

Pada Senin, 16 Juni 2025, Aula Sipakatau di Balai Kota Makassar menjadi saksi bisu pelantikan 46 pejabat tinggi pratama (eselon II), administrasi (eselon III), dan pengawas (eselon IV). Sebanyak 22 pejabat eselon II, 22 pejabat eselon III, dan 2 pejabat eselon IV resmi mengemban amanah baru. Ini adalah langkah awal yang ambisius, dimaksudkan untuk mengisi jabatan yang lowong maupun mengganti pejabat yang akan memasuki masa pensiun.

Wali Kota Appi menegaskan bahwa perombakan ini merupakan upaya vital untuk mempercepat laju pembangunan kota serta meningkatkan kinerja birokrasi. Ia menekankan pentingnya membangun kolaborasi yang lebih solid di tataran pemerintahan demi mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas dan lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Beberapa nama penting yang mendapat posisi baru di eselon II antara lain: Achi Soleman sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Fahyuddin sebagai Kepala Dinas Kearsipan, Akhmad Namsum sebagai Staf Ahli Bidang I Pemerintahan, Hukum, dan Politik, serta Dahyal sebagai Kepala Bappeda. Pergeseran ini menunjukkan upaya untuk menempatkan figur yang dianggap paling tepat pada posisi-posisi krusial.

Pelantikan Tahap Kedua: Penguatan Struktur Eselon III dan Jabatan Strategis

Berselang satu minggu, pada Senin, 23 Juni 2025, gelombang pelantikan kedua kembali bergulir. Kali ini, fokusnya adalah pengukuhan 24 pejabat eselon III atau pejabat administrator. Mereka terdiri dari 16 Sekretaris Dinas, 7 Kepala Bidang, dan 1 Camat. Pelantikan yang berlangsung di Ruang Sipakatau, Balai Kota Makassar ini, melengkapi gerbong birokrasi di tingkat operasional.

Munafri Arifuddin menjelaskan bahwa pelantikan ini adalah bagian dari upaya pembaruan dalam struktur birokrasi Pemkot Makassar untuk memperkuat kinerja pemerintahan dan pelayanan publik. Ia menyebutnya sebagai “dinamika organisasi yang sehat,” di mana mutasi jabatan menjadi proses rutin untuk mendorong semangat baru dan mencegah stagnasi. Pejabat yang dilantik pada gelombang ini antara lain Syamsul Bahri sebagai Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Nyoman Aria Purnabhawa sebagai Sekretaris Dinas Sosial, serta Maharuddin sebagai Camat Wajo. Penguatan di level ini sangat penting, mengingat merekalah ujung tombak pelaksanaan program dan pelayanan langsung kepada masyarakat.

Visi dan Filosofi di Balik Rotasi Jabatan: Membangun Tim Kerja Berintegritas

Setiap perombakan jabatan tentu memiliki landasan filosofis dan visi kepemimpinan yang kuat. Wali Kota Appi secara konsisten menyampaikan prinsip-prinsip yang melandasi setiap keputusan pelantikan, menegaskan bahwa perubahan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah strategi terencana untuk mencapai tujuan pembangunan Makassar yang lebih besar.

Prinsip “Job Fit” dan Kapabilitas sebagai Pilar Utama

Salah satu poin kunci yang ditekankan Appi adalah konsep job fit, yaitu menempatkan individu pada posisi yang paling sesuai dengan kapabilitas dan potensi terbaiknya. “Job fit ini kita mau tahu seperti apa di dalam proses untuk menduduki wilayah-wilayah tertentu. Karena tidak semua orang itu umpamanya ia di posisi A dia kurang bagus. Biasanya orang kurang bagus di posisi A, tapi di posisi B ia bagus,” jelas Appi. Ini menegaskan bahwa keputusan rotasi diambil berdasarkan evaluasi kinerja serta kebutuhan organisasi, bukan karena faktor kedekatan personal, keluarga, atau kesamaan latar belakang.

Munafri Arifuddin juga memastikan bahwa penempatan Sumber Daya Manusia (SDM) didasarkan pada integritas, kemampuan, dan kesiapan bekerja dalam tekanan serta tantangan pembangunan kota yang semakin kompleks. Ia secara tegas menyatakan bahwa tidak ada intervensi politik atau transaksi jabatan dalam proses ini. “Jabatan tidak diberikan karena hubungan keluarga, pertemanan, atau latar belakang agama. Ini soal kapabilitas dan kompetensi,” pungkasnya, menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan profesionalisme.

Mencegah Stagnasi dan Mendorong Akselerasi Kinerja

Appi secara terbuka menyoroti bahaya “zona nyaman” dalam birokrasi. Baginya, mutasi adalah bagian dari penyegaran agar pelayanan publik terus berkembang. Ia meminta para pejabat yang baru dilantik untuk tidak larut dalam zona nyaman, melainkan segera “tancap gas” dan menunjukkan kinerja sejak hari pertama. Mengingat “banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan segera,” Appi berharap para pejabat baru dapat langsung bekerja kolektif dan menunjukkan dedikasi.

Wali Kota juga menegaskan bahwa pelantikan ini adalah bagian dari proses pembentukan tim kerja yang kuat dan selaras dengan arah kebijakan pembangunan Kota Makassar. “Setiap posisi strategis dalam pemerintahan harus diisi oleh figur yang mampu berlari cepat dan bekerja dalam irama yang sama untuk mencapai tujuan bersama,” ujarnya. Ini mencerminkan keinginan kuat untuk menciptakan birokrasi yang lincah dan berorientasi pada hasil.

Menghapus Ego Sektoral dan Membangun Kolaborasi

Visi kepemimpinan Appi juga mencakup penekanan kuat pada kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ia berulang kali mengingatkan bahwa “di pemerintah kota ini tidak boleh dibangun ego sektoral, tidak boleh ada SKPD eksklusif. Semua harus saling support untuk hasil yang berdampak bagi masyarakat.” Pernyataan ini menunjukkan ambisi untuk meruntuhkan sekat-sekat antar dinas, mendorong sinergi, dan memastikan bahwa setiap elemen pemerintahan bekerja sebagai satu kesatuan yang kohesif.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat respons terhadap tantangan prioritas kota, seperti penerimaan siswa baru, penanganan isu sosial, dan berbagai program krusial lainnya. Dengan semangat membangun tim manajemen pemerintahan yang kuat dan saling mendukung, Appi berharap Pemkot Makassar mampu bergerak lebih cepat dan tepat dalam mencapai target pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Menyongsong Makassar yang Lebih Baik: Harapan dan Tantangan ke Depan

Dengan hadirnya “baru dilantik wajah baru pejabat Pemkot Makassar”, kini terbentang harapan besar di pundak mereka. Para pejabat ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak kemajuan kota, membawa energi baru, dan inovasi dalam setiap lini tugasnya.

Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, turut menyampaikan ucapan selamat dan menekankan pentingnya menjaga integritas, bekerja secara profesional, serta mengemban amanah dengan penuh tanggung jawab. Ia berharap para pejabat dapat menjadi motor penggerak dalam mewujudkan visi “Makassar MULA” (Unggul, Inklusif, Aman, dan Berkelanjutan).

Dukungan juga datang dari Ketua DPRD Kota Makassar, Supratman, yang menilai langkah mutasi ini sangat penting untuk menjawab dua persoalan utama dalam birokrasi Pemkot saat ini: kekosongan jabatan dan lemahnya kinerja anggaran. Pelantikan ini diharapkan dapat mendefinitifkan banyak jabatan strategis yang sebelumnya diisi oleh pelaksana tugas (Plt), sehingga kinerja SKPD dapat berjalan maksimal tanpa keraguan.

Tantangan yang menanti para pejabat baru ini tidaklah ringan. Dengan “pekerjaan rumah” yang masih menumpuk, mereka dituntut untuk langsung bergerak, bekerja kolektif, dan menunjukkan kinerja sejak hari pertama. Kemampuan manajerial, loyalitas, dan komitmen dalam menjalankan amanah akan menjadi kunci keberhasilan. Pentingnya koordinasi dan kerja sama antar OPD serta dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga menjadi sorotan utama demi pelayanan publik yang lebih baik.

Wali Kota Appi juga memberikan semangat kepada seluruh ASN, baik yang baru dilantik maupun yang belum mendapatkan posisi baru. Ia mengingatkan bahwa karier adalah proses yang tak selalu instan, namun harus dijalani dengan komitmen dan profesionalisme. “Saya tahu ada yang sering sekali dilantik, ada juga yang baru merasakan jabatan setelah tujuh tahun. Tapi ini adalah proses. Tidak ada suka atau tidak suka, yang ada adalah kompetensi,” pesannya, menegaskan bahwa kesempatan akan datang bagi mereka yang terus meningkatkan kapabilitasnya.

Kesimpulan

Pelantikan “baru dilantik wajah baru pejabat Pemkot Makassar” adalah sebuah manifestasi konkret dari komitmen kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham untuk menciptakan birokrasi yang lebih adaptif, responsif, dan berorientasi pada hasil. Lebih dari sekadar pergeseran posisi, ini adalah upaya strategis untuk menempatkan SDM terbaik berdasarkan kapabilitas dan integritas, mencegah stagnasi, dan mendorong akselerasi pembangunan.

Dengan filosofi job fit yang kuat dan penekanan pada kolaborasi serta penghapusan ego sektoral, Pemkot Makassar berharap dapat membangun tim kerja yang solid dan efektif. Harapan besar kini tersemat pada pundak para pejabat baru untuk segera “tancap gas”, menghadapi tantangan yang ada, dan mewujudkan visi Makassar yang lebih unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan. Ini adalah awal dari sebuah babak baru bagi pemerintahan kota, di mana setiap langkah dan keputusan akan diukur dari dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat dan kemajuan kota. Mari kita saksikan bagaimana wajah-wajah baru ini akan membawa Makassar menuju masa depan yang lebih cerah.