**Dinkes DIY Klaim Kasus Cacingan Terkendali: Strategi Pencegahan Massal Berbuah Manis untuk Kesehatan Anak**

Dipublikasikan 8 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar gembira datang dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)! Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY baru-baru ini menyatakan bahwa kasus cacingan pada anak di wilayahnya relatif terkendali. Klaim positif ini bukan tanpa alasan, melainkan didukung oleh keberhasilan program pemberian obat cacing yang mencapai angka cakupan sangat tinggi. Tentu, ini menjadi angin segar bagi para orang tua dan masyarakat luas, menunjukkan komitmen serius pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan generasi muda.

**Dinkes DIY Klaim Kasus Cacingan Terkendali: Strategi Pencegahan Massal Berbuah Manis untuk Kesehatan Anak**

Ilustrasi ini menggambarkan keberhasilan program pemberian obat cacing massal di DIY yang mencapai cakupan 99,04% pada tahun 2025, sehingga kasus cacingan pada anak dinyatakan terkendali oleh Dinkes setempat.

Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Dinkes DIY berhasil menekan angka infeksi cacing, meluruskan beberapa temuan kasus, serta mengingatkan kembali pentingnya peran kita semua dalam menjaga lingkungan dan pola hidup bersih. Yuk, kita simak bersama!

Cakupan Obat Cacing Tinggi, Kunci Pengendalian Infeksi di DIY

Kunci utama di balik klaim Dinkes DIY bahwa kasus cacingan terkendali adalah cakupan program pemberian obat cacing yang nyaris sempurna. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Dinkes DIY, Setyo Harini, menyampaikan bahwa pada tahun 2025, cakupan pemberian obat cacing telah mencapai angka fantastis: 99,04 persen.

Angka ini bukan sekadar target pembagian obat semata. Harini menekankan bahwa keberhasilan diukur dari konsumsi langsung oleh anak-anak di hadapan pengawas atau petugas kesehatan. “Dipastikan pemberian sampai minum di depan pengawas minum obat ataupun petugas kesehatan, bukan hanya diberikan saja,” tegas Rini, sapaan akrabnya. Pendekatan ini memastikan bahwa obat benar-benar bekerja efektif dan bukan hanya disimpan.

Meluruskan Temuan Kasus di Bantul

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sempat melaporkan dua kasus infeksi cacing pita pada seorang balita dan satu orang dewasa antara Januari hingga Agustus 2025. Namun, Dinkes DIY segera memberikan klarifikasi.

“Temuannya (di Bantul) ada satu kasus dan sudah sembuh. Yang satu lagi laporannya adalah diduga kecacingan, ternyata bukan melainkan jantung bawaan,” jelas Setyo Harini.

Ini menunjukkan bahwa meskipun ada laporan, penanganan dan verifikasi dilakukan secara cepat dan tepat. Kedua kasus yang dilaporkan di Bantul juga telah mendapatkan penanganan medis dan dinyatakan sembuh, membuktikan respons cepat dari pihak kesehatan setempat.

Program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan yang Rutin

Untuk menjaga agar kasus cacingan di Jogja tetap terkendali, Dinkes DIY memiliki jadwal rutin untuk program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan. Program ini dilaksanakan dua kali setahun, yaitu setiap bulan April dan Oktober.

“Ada atau tidak ada laporan kasus, petugas kesehatan terus memonitor program pemberian obat cacing untuk pencegahan (infeksi) massal,” tambah Rini. Ini adalah langkah proaktif yang sangat penting, menunjukkan bahwa pencegahan terus berjalan tanpa menunggu adanya laporan kasus baru. Masyarakat juga tidak perlu khawatir, karena pelayanan kesehatan terkait kasus kecacingan pada balita dapat diakses dengan mudah di seluruh Puskesmas di DIY.

Peran Krusial Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Mencegah Cacingan

Meskipun Dinkes DIY klaim kasus cacingan terkendali, ancaman infeksi cacing tetap nyata jika kita lengah. Kasus kematian seorang balita di Sukabumi akibat infeksi cacing yang parah menjadi pengingat penting bagi kita semua. Ahli parasitologi dari UMY, Farindira Vesti Rahmasari, bahkan menyebut infeksi cacing yang berat bisa memicu komplikasi serius seperti malnutrisi, stunting, anemia, hingga sumbatan usus dan peritonitis, yang berujung kematian.

Oleh karena itu, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi benteng pertahanan utama. Dinkes DIY selalu mengimbau agar keluarga menerapkan PHBS guna mencegah penularan dan kekambuhan. Beberapa kebiasaan sederhana yang sangat efektif meliputi:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah buang air besar.
  • Memastikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
  • Menggunakan alas kaki saat bermain di luar rumah, terutama di tanah.
  • Memasak daging atau ikan hingga matang sempurna untuk mencegah cacing pita.
  • Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan tempat bermain anak.

Pakar dari UGM, Prof. dr. E. Elsa Herdiana, juga menekankan bahwa sanitasi buruk dan perilaku buang air besar di tempat terbuka masih menjadi faktor risiko besar. “Pengobatan saja tidak cukup. Jika lingkungan tetap kotor, akan terus ada,” ujarnya. Ini berarti, upaya pencegahan harus melibatkan kolaborasi antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat.

Kesimpulan

Keberhasilan Dinkes DIY dalam mengendalikan kasus cacingan adalah bukti nyata komitmen serius terhadap kesehatan anak-anak di wilayah ini. Dengan cakupan pemberian obat cacing yang tinggi dan program POPM yang rutin, DIY menunjukkan langkah proaktif dalam melindungi generasi penerus.

Namun, pekerjaan rumah kita belum usai. Penting bagi setiap keluarga untuk terus mendukung program pemerintah, serta yang paling krusial, menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam keseharian. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga anak-anak kita dapat tumbuh optimal, bebas dari ancaman cacingan. Kesehatan anak adalah investasi masa depan bangsa, dan itu dimulai dari rumah kita sendiri!