Penyakit Jantung Jadi Ancaman Serius Generasi Muda: Dokter Ingatkan Bahaya dan Pentingnya Deteksi Dini

Dipublikasikan 4 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda berpikir, penyakit jantung hanya menyerang kakek dan nenek? Jika iya, saatnya mengubah pandangan itu. Kini, kenyataan di lapangan menunjukkan tren yang sangat mengkhawatirkan: semakin banyak generasi muda yang dilarikan ke rumah sakit karena masalah jantung. Para dokter spesialis jantung pun terus-menerus mengingatkan, ancaman ini nyata dan bisa mengenai siapa saja, bahkan di usia produktif.

Dulu, penyakit jantung memang identik dengan usia lanjut. Namun, seiring perubahan gaya hidup, pergeseran usia penderita menjadi lebih muda tak terhindarkan. Artikel ini akan mengajak Anda memahami mengapa penyakit jantung kini menjadi ancaman serius bagi kaum muda, mengenali gejala-gejala yang sering diabaikan, dan yang terpenting, bagaimana cara mencegahnya sejak dini. Yuk, kita mulai peduli dengan jantung kita!

Dulu Penyakit Orang Tua, Kini Tak Pandang Usia

Fenomena ini bukan sekadar asumsi, melainkan fakta yang didukung data. Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2024 mencatat lebih dari 651.000 kematian setiap tahun di Indonesia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan penyakit jantung koroner. Angka ini menjadikan penyakit jantung sebagai pembunuh nomor satu secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Yang lebih mengejutkan, hampir seperempat kasus jantung koroner terjadi pada usia di bawah 35 tahun.

Biaya perawatan penyakit jantung di Indonesia juga sangat besar, mencapai Rp17,62 triliun pada tahun 2023, menurut laporan BPJS Kesehatan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 bahkan mencatat lebih dari 2,7 juta orang Indonesia menderita penyakit jantung, dan sebagian besar adalah kelompok usia produktif. Analisis data dari Kompas (2013-2023) menunjukkan usia diagnosis penyakit jantung semakin muda, dari 48,5 tahun menjadi 43,2 tahun. Ini menandakan bahwa serangan jantung usia muda bukan lagi hal yang langka.

Biang Keladi di Balik Tren Mengkhawatirkan: Gaya Hidup Modern

Lantas, apa yang membuat penyakit jantung kini berani mengintai generasi muda? Jawabannya ada pada kebiasaan sehari-hari yang sering kita anggap sepele.

Pola Makan dan Aktivitas Fisik yang Buruk

Gaya hidup tidak sehat adalah faktor utama. Coba perhatikan, seberapa sering Anda mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, atau camilan tinggi gula dan garam? Pola makan seperti ini memicu peningkatan kadar kolesterol jahat, gula darah, dan tekanan darah. Ditambah lagi, kebiasaan malas bergerak atau “rebahan” berjam-jam di depan layar gawai meningkatkan risiko obesitas.

Data Kompas menunjukkan, konsumsi daging olahan dan makanan asin meningkat drastis. Minuman manis dan kurang gerak juga memicu obesitas sentral, yaitu penumpukan lemak di sekitar perut yang sangat berbahaya bagi organ dalam, termasuk jantung. Sebuah riset dari Sensor Tower bahkan mengungkapkan, durasi screen time di Indonesia mencapai 6 jam 3 menit per hari, terlama di antara 20 negara lain. Ini berkorelasi langsung dengan minimnya aktivitas fisik.

Rokok, Vape, dan Alkohol: Kombinasi Mematikan

Bagi sebagian anak muda, merokok atau menggunakan vape dianggap “keren” atau sekadar pelarian. Padahal, nikotin dan zat kimia berbahaya di dalamnya merusak pembuluh darah, mempercepat denyut jantung, dan menurunkan kadar oksigen dalam darah.

“Banyak pasien muda saya yang berkata, ‘Saya nggak ngerokok dok, cuma nge-vape.’ Tapi efeknya tetap sama. Malah lebih sulit dideteksi karena pengguna merasa aman,” ujar dr. Vina Saraswati, Sp.JP, dari RS Jantung Harapan Kita.

Konsumsi alkohol berlebihan juga turut merusak struktur dan fungsi jantung.

Stres Kronis dan Kurang Tidur

Tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, hingga masalah pribadi seringkali memicu stres berlebih pada generasi muda. Stres kronis ini memicu pelepasan hormon kortisol yang berdampak negatif pada fungsi jantung dan mempercepat pengerasan arteri. Ditambah lagi, kebiasaan begadang dan kurang tidur yang tak teratur semakin memperparuk kondisi jantung.

Faktor Genetik

Meskipun gaya hidup berperan besar, faktor genetik juga tidak bisa diabaikan. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kondisi bawaan tertentu seperti sindrom Brugada atau kelainan otot jantung bawaan dapat meningkatkan risiko, bahkan pada individu yang terlihat sehat dan aktif secara fisik.

Jangan Remehkan! Kenali Gejala Awal Penyakit Jantung pada Usia Muda

Salah satu tantangan terbesar dalam menangani serangan jantung usia muda adalah gejala awalnya yang sering tidak disadari atau diabaikan. Banyak yang mengira hanya kelelahan biasa, masuk angin, atau gangguan pencernaan.

Menurut Dr. dr. Faris Basalamah, SpJP(K), dokter spesialis intervensi jantung dan elektrofisiologi dari Heartology Cardiovascular Hospital, tanda-tanda awal bisa muncul secara halus:

“Sebelum serangan jantung, ciri-cirinya adalah penurunan fungsional kapasitasnya, biasanya lari dan naik tangga di busway fine-fine saja, terus mendadak jadi ngos-ngosan.”

Gejala lain yang patut diwaspadai meliputi:

  • Nyeri dada, bisa menjalar ke lengan, rahang, atau punggung.
  • Sesak napas setelah aktivitas ringan.
  • Keringat dingin berlebihan.
  • Tubuh terasa lemas dan mudah lelah.
  • Jantung berdebar-debar tiba-tiba.
  • Pusing atau mata berkunang-kunang.
  • Bahkan kehilangan kesadaran.

Pada perempuan, gejala bisa sedikit berbeda, seperti nyeri perut, nyeri punggung bawah, atau mual. Sayangnya, gejala-gejala ini sering kali terlewatkan, sehingga penanganan menjadi terlambat dan berpotensi fatal.

Kunci Pencegahan: Deteksi Dini dan Perubahan Gaya Hidup

Kabar baiknya, sebagian besar faktor risiko penyakit jantung dapat dikendalikan. Deteksi dini penyakit jantung dan perubahan gaya hidup sehat adalah kunci utama untuk melindungi jantung Anda.

Pentingnya Skrining Kesehatan Rutin

Jangan menunggu gejala muncul! Melakukan skrining kesehatan jantung secara rutin sangat dianjurkan, bahkan pada usia muda. Pemeriksaan sederhana seperti skrining kolesterol, tekanan darah, gula darah, serta evaluasi gaya hidup perlu dilakukan.

Untuk deteksi yang lebih spesifik, dokter mungkin menyarankan:

  • Elektrokardiogram (EKG): Tes dasar untuk mengevaluasi aktivitas listrik jantung, sangat penting untuk mendeteksi kondisi yang mungkin tidak menimbulkan gejala.
  • Treadmill Test: Menguji respons jantung terhadap stres fisik, membantu mengidentifikasi penyempitan pembuluh darah saat jantung membutuhkan lebih banyak oksigen.

Langkah Konkret untuk Jantung Sehat

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa langkah sederhana namun efektif yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan jantung:

  • Berolahraga secara teratur: Minimal 30 menit, 5 kali seminggu, seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang. Jadikan aktivitas fisik bagian dari gaya hidup “keren” Anda.
  • Menjaga pola makan sehat: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, protein sehat, dan batasi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.
  • Berhenti merokok dan hindari vape: Ini adalah salah satu langkah paling krusial untuk melindungi pembuluh darah Anda.
  • Manajemen stres dengan baik: Temukan cara sehat untuk mengatasi stres, seperti meditasi, yoga, atau melakukan hobi yang Anda nikmati.
  • Cukup tidur dan teratur: Pastikan Anda mendapatkan tidur berkualitas 7-8 jam setiap malam.
  • Menjaga berat badan ideal: Obesitas adalah faktor risiko besar untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk jantung.
  • Kenali riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung di usia muda, Anda perlu lebih waspada dan melakukan pemeriksaan lebih sering.

Jantung Anda Terlalu Berharga untuk Diabaikan

Penyakit jantung bukan lagi momok yang hanya menghantui usia senja. Ini adalah ancaman nyata bagi generasi muda yang sibuk dengan dinamika kehidupan modern. Para dokter spesialis jantung tidak henti-hentinya mengingatkan: gaya hidup yang kurang sehat, stres kronis, dan kebiasaan buruk lainnya telah membuka pintu bagi kondisi serius ini datang lebih awal.

Jangan biarkan diri Anda menjadi bagian dari statistik yang mengkhawatirkan. Dengarkan sinyal dari tubuh Anda dan mulailah berinvestasi pada kesehatan jantung sejak dini. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan deteksi dini penyakit jantung secara rutin, Anda tidak hanya melindungi diri dari risiko fatal, tetapi juga memastikan masa depan yang lebih berkualitas dan penuh potensi. Jantung Anda adalah aset paling berharga, jaga ritmenya, karena hidup ini terlalu berharga untuk dihentikan tiba-tiba.