Yogyakarta, zekriansyah.com – Masyarakat Kabupaten Sanggau diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau mengingatkan adanya siklus tiga tahunan peningkatan kasus DBD yang berpotensi terjadi lagi di tahun 2026. Ini bukan hanya soal DBD, perubahan iklim juga membawa ancaman penyakit lain seperti ISPA dan diare yang perlu kita waspadai bersama.
Dinkes Sanggau tingkatkan kewaspadaan terhadap ancaman siklus tiga tahunan DBD dan potensi penyakit lain akibat perubahan iklim.
Artikel ini akan membahas mengapa peringatan ini penting, data kasus yang ada, serta langkah-langkah nyata yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga. Mari kita simak lebih lanjut!
Siklus Tiga Tahunan DBD: Sanggau di Zona Merah Kewaspadaan
Kabupaten Sanggau saat ini berada di posisi yang cukup mengkhawatirkan. Hingga 13 Agustus 2025, tercatat sudah ada 718 penderita DBD dengan 20 kasus kematian. Angka ini menempatkan Sanggau sebagai daerah endemis dengan risiko tinggi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Marlina, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Sanggau, menegaskan pentingnya kewaspadaan dini. “Pada tahun 2023 lalu, Sanggau mengalami Kejadian Luar Biasa DBD dengan total 738 kasus. Melihat pola siklus tiga tahunan, potensi KLB berikutnya bisa terjadi pada 2026 sehingga perlu kewaspadaan dini,” ujarnya pada Kamis (4/9/2025). Ini seperti alarm yang berbunyi, mengingatkan kita untuk tidak lengah.
Mengapa Ada Siklus Tiga Tahunan dalam Kasus DBD?
Siklus ini biasanya berkaitan erat dengan beberapa faktor, terutama perubahan cuaca dan lingkungan. Ketika musim panas dan hujan berganti dengan cepat, kondisi ini sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, si pembawa virus DBD. Genangan air di mana-mana menjadi “hotel mewah” bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak.
Selain itu, faktor kekebalan kelompok (herd immunity) juga berperan. Setelah satu wabah, mungkin ada sebagian besar populasi yang menjadi kebal sementara. Namun, seiring waktu, populasi yang rentan akan meningkat kembali, dan ketika kondisi lingkungan mendukung, wabah bisa terulang.
Dinkes Sanggau Gencar Berupaya, Masyarakat Harus Berperan Aktif
Dinkes Sanggau tidak tinggal diam. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi potensi KLB ini:
- Pemenuhan Logistik: Memastikan ketersediaan larvasida (pembasmi jentik), insektisida (pembasmi nyamuk dewasa), dan mesin fogging di seluruh puskesmas se-Kabupaten Sanggau.
- Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN): Kegiatan PSN dan larvasidasi digencarkan di sekolah-sekolah dan lingkungan masyarakat.
Namun, seperti yang disampaikan Marlina, “efektivitasnya tetap bergantung pada partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.” Ini berarti tanggung jawab tidak hanya ada di tangan pemerintah, tetapi juga di setiap rumah tangga. PSN Plus harus menjadi kebiasaan, bukan hanya kegiatan insidental.
Bukan Hanya DBD: Waspadai Juga ISPA dan Diare
Selain DBD, perubahan iklim dan cuaca ekstrem juga membawa ancaman penyakit lain. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting, pada Agustus 2023, sudah mengingatkan masyarakat untuk waspada perubahan iklim yang bisa memicu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), diare, dan penyakit kulit, terutama saat kabut asap atau debu meningkat.
Pada Juli 2025, Sulistio Rini, Ketua Timkerja Surveilans dan Imunisasi Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda Dinkes Sanggau, juga menyoroti peningkatan kasus ISPA dan diare saat musim kemarau. Perubahan cuaca memengaruhi kualitas udara dan kebersihan air, yang menjadi pemicu utama penyakit ini.
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kunci Utama Pencegahan
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk menghadapi berbagai ancaman penyakit ini, ada beberapa langkah yang bisa kita terapkan:
- PSN Plus: Lakukan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang) tempat penampungan air, ditambah dengan menaburkan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan membersihkan lingkungan secara rutin.
- Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan: Cuci tangan pakai sabun, konsumsi air putih cukup, dan pastikan sanitasi lingkungan rumah bersih.
- Gunakan Masker: Terutama saat beraktivitas di luar rumah atau jika kualitas udara sedang tidak baik untuk mencegah ISPA.
- Edukasi Gizi: Pastikan asupan gizi yang baik, terutama untuk balita, dan berikan ASI eksklusif.
- Segera Periksa ke Fasilitas Kesehatan: Jika merasakan gejala demam, batuk, sesak napas, atau diare, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke puskesmas atau layanan kesehatan terdekat. Pemeriksaan dini bisa mencegah kondisi lebih parah.
Kesimpulan
Peringatan dari Dinkes Sanggau untuk waspadai siklus tiga tahunan DBD adalah pengingat serius bagi kita semua. Dengan data kasus yang tinggi dan potensi KLB di 2026, partisipasi aktif masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus dan menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi sangat krusial. Mari bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca, dan segera mencari pertolongan medis jika ada gejala penyakit. Kesehatan kita dan keluarga ada di tangan kita sendiri!