Yogyakarta, zekriansyah.com – Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi banyak daerah. Namun, ada kabar baik datang dari Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika dengan bangga mengumumkan bahwa kasus DBD di Mimika terkendali secara signifikan pada tahun 2025. Penurunan drastis ini tentu menjadi angin segar dan bukti nyata dari kerja keras berbagai pihak.
Dinas Kesehatan Mimika berhasil kendalikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2025 berkat strategi pencegahan dan pengendalian yang intensif.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Dinkes Mimika berhasil mencapai pencapaian luar biasa ini, strategi apa saja yang diterapkan, serta bagaimana peran aktif masyarakat turut menjadi kunci sukses. Mari kita selami lebih dalam!
Tren Positif: Penurunan Kasus DBD di Mimika yang Signifikan
Jika kita melihat data beberapa tahun terakhir, angka kasus DBD di Mimika sempat mengkhawatirkan. Namun, tahun 2025 menjadi titik balik yang menggembirakan.
Berikut adalah perbandingan jumlah kasus DBD di Mimika:
Tahun | Jumlah Kasus DBD |
---|---|
2023 | 827 kasus |
2024 | 1.220 kasus |
2025 (hingga 3 September) | 78 kasus |
Sumber: Dinas Kesehatan Mimika
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Mimika, Kamaluddin, menegaskan bahwa penurunan ini adalah hasil dari upaya intensif pencegahan dan pengendalian. “Per 3 September ditemukan 78 kasus DBD. Jika dibandingkan dengan 2023 dan 2024, penurunannya sangat bagus. Harapan kami angka ini tidak naik lagi,” ujarnya penuh optimisme. Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Rizal Ubra, menambahkan bahwa rata-rata kasus yang sebelumnya bisa mencapai 100 per bulan, kini hanya tersisa sekitar satu kasus per bulan. Sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol!
Strategi Jitu Dinkes Mimika: Dari Fogging Hingga Promosi Kesehatan
Penurunan angka DBD di Mimika bukan terjadi begitu saja, melainkan berkat serangkaian strategi komprehensif yang dijalankan Dinkes Mimika. Mereka tidak hanya fokus pada penanganan kasus, tetapi juga pada pencegahan sejak dini.
Beberapa langkah kunci yang dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan rutin di sekolah-sekolah: Ini penting untuk mendeteksi dini keberadaan jentik nyamuk dan memberikan edukasi kepada anak-anak.
- Promosi kesehatan yang gencar: Kampanye tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan tanda-tanda gejala DBD terus disosialisasikan kepada masyarakat.
- Intervensi lingkungan cepat: Setiap kali ditemukan kasus, tim langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan dan tindakan di area sekitar.
- Penyuluhan dan pembagian abate: Edukasi tentang cara mencegah perkembangbiakan nyamuk serta pembagian bubuk abate untuk membasmi jentik.
- Fogging (pengasapan) terencana: Dilakukan secara rutin, terutama di area-area yang teridentifikasi rawan, termasuk di lingkungan sekolah.
Kamaluddin menjelaskan, “Sekarang kita lebih pada pencegahan, promosinya lebih kepada kewaspadaan, fogging juga kita lakukan secara rutin, terutama di sekolah.” Pendekatan proaktif ini terbukti sangat efektif dalam memutus rantai penularan.
Vaksin Qdenga: Senjata Baru dalam Pengendalian DBD di Mimika
Salah satu inovasi penting yang turut berkontribusi dalam menekan kasus DBD di Mimika adalah program vaksinasi. Pemerintah Kabupaten Mimika, berkolaborasi dengan PT Freeport Indonesia, berhasil menyalurkan 6.000 dosis vaksin Qdenga, vaksin khusus yang dirancang untuk mencegah infeksi virus dengue.
Sejak diluncurkan pada Mei 2025, program vaksinasi sukarela ini telah menjangkau ribuan warga. Hingga 30 Juni 2025, sebanyak 1.600 warga Mimika telah divaksin. Angka ini terus bertambah, dengan total sekitar 2.000 dosis telah dibagikan hingga Agustus 2025. Prioritas diberikan kepada wilayah dengan tingkat kasus DBD tinggi seperti Kelurahan Pasar Sentral, Kelurahan Perintis, Mayon SP3 Distrik Kuala Kencana, Inauga, Sempan, dan Wania.
Reynold Rizal Ubra menyoroti keberhasilan ini, “Dan hasilnya sangat positif. DBD bisa dikendalikan dengan cukup baik di wilayah-wilayah tersebut.” Program vaksinasi ini menjadi lapisan perlindungan tambahan yang sangat berarti bagi masyarakat.
Pergeseran Kelompok Usia: Siapa yang Kini Lebih Rentan?
Menariknya, terjadi pergeseran pola kelompok usia yang terjangkit DBD di Mimika. Pada tahun 2024, kasus DBD banyak menyerang anak usia sekolah (6-11 tahun) dengan jumlah yang hampir sama dengan orang dewasa. Namun, data hingga awal September 2025 menunjukkan tren yang berbeda.
- Pasien usia 6-11 tahun: 13 orang
- Pasien usia 12-18 tahun: 13 orang
- Pasien usia dewasa: 39 orang
“Sekarang, kasus pada usia sekolah menurun,” terang Kamaluddin. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan di lingkungan sekolah, seperti fogging yang menjadi prioritas, mulai membuahkan hasil. Namun, kewaspadaan bagi kelompok usia dewasa kini perlu lebih ditingkatkan.
Kunci Keberhasilan: Peran Aktif Masyarakat dan 3M Plus
Meskipun Dinkes Mimika telah melakukan berbagai upaya, kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat tetap menjadi kunci utama. Pencegahan DBD tidak hanya bergantung pada program pemerintah atau vaksinasi, tetapi juga pada kebiasaan hidup bersih dan sehat setiap individu.
Dinkes Mimika terus mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M Plus:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin (bak mandi, ember, vas bunga).
- Menutup rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
- Mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan (kaleng, botol, ban bekas) atau menguburnya.
Ditambah “Plus” dengan tindakan lain seperti memasang kasa nyamuk, menggunakan kelambu, memakai losion anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan membersihkan saluran air yang tergenang.
“Kami ajak seluruh masyarakat Mimika untuk tetap waspada dan menjaga lingkungan,” pungkas Reynold. Kewaspadaan yang tinggi dari masyarakat, terutama setelah tingginya kasus di tahun-tahun sebelumnya, juga berperan besar dalam mendorong perubahan perilaku.
Mimika Terkendali, Mari Terus Jaga!
Penurunan drastis kasus DBD di Mimika pada tahun 2025 adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Ini menunjukkan bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, tantangan kesehatan seperti DBD bisa diatasi.
Mari kita terus pertahankan momentum positif ini. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan 3M Plus secara konsisten, dan memanfaatkan program kesehatan yang ada, kita bisa mewujudkan Mimika yang lebih sehat dan bebas dari ancaman Demam Berdarah Dengue. Tetap waspada, tetap jaga kebersihan!