Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar duka yang menyelimuti Kementerian Luar Negeri (Kemlu) baru-baru ini berhasil menyita perhatian publik. Seorang diplomat muda yang berdedikasi, Arya Daru Pangayunan, atau akrab disapa Ndaru, ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat. Kasus ini sontak memicu beragam spekulasi, dan fokus penyelidikan kini tertuju pada aktivitas diplomat Kemlu malam terakhir sebelum ia meninggal. Sayangnya, ada satu detail penting yang luput dari pengamatan, meninggalkan celah misteri yang perlu diungkap.
Polisi masih mengusut tewasnya diplomat muda di apartemennya, fokus pada aktivitas malam terakhirnya yang dirundung misteri akibat hilangnya satu detail penting dalam rekaman CCTV.
Mari kita selami lebih dalam kronologi dan temuan-temuan yang ada, untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi pada malam terakhir Ndaru. Artikel ini akan membawa Anda memahami fakta-fakta yang terkuak, termasuk bagaimana satu bagian penting dari kronologi itu masih menjadi tanda tanya.
Jejak Langkah Terakhir Arya Daru Pangayunan
Sebelum ditemukan meninggal pada Selasa pagi, 8 Juli 2025, aktivitas diplomat Kemlu malam terakhir Ndaru terekam dan berhasil diidentifikasi oleh pihak kepolisian. Berdasarkan keterangan Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi dan rekaman CCTV yang ada, inilah rangkuman kronologinya:
- Pukul 21.00 WIB (Senin, 7 Juli 2025): Ndaru terakhir kali berkomunikasi dengan istrinya melalui telepon. Komunikasi ini disebut normal dan tidak menunjukkan adanya kejanggalan.
- Sekitar pukul 22.00 – 22.30 WIB: Ndaru sempat menyapa penjaga kos dengan ramah, “Ayo, Mas,” saat mengambil pesanan makanan dari ojek online. Ia juga terlihat sempat makan di ruang makan kosan.
- Pukul 23.23 WIB: Ndaru terpantau CCTV masuk kembali ke kamar kosnya.
- Pukul 23.24 WIB: Ia sempat keluar kamar membawa kantong plastik hitam, lalu kembali masuk tanpa kantong tersebut.
- Pukul 23.25 WIB: Ndaru kembali masuk ke kamar kosnya.
- Pukul 23.26 WIB: Ini adalah momen terakhir ia terlihat masuk kamar dan setelahnya, ia tidak lagi terpantau oleh CCTV.
Dari sini, kita bisa melihat sebagian besar jejak langkahnya di malam terakhir. Namun, apa yang terjadi setelah ia masuk kamar untuk terakhir kalinya, itulah yang menjadi inti dari misteri ini.
Momen Krusial yang Luput dari CCTV
Inilah yang dimaksud dengan satu hal luput dalam kasus ini. Setelah Ndaru masuk ke kamarnya pada pukul 23.26 WIB, rekaman CCTV tidak lagi menangkap pergerakannya. Ini menjadi titik buta dalam penyelidikan, karena momen-momen krusial sebelum kematiannya tidak terekam.
Ketika ditemukan pada Selasa pagi, Ndaru berada dalam kondisi kepala terlilit lakban dan tubuh terbungkus selimut. Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) awal menunjukkan bahwa hanya sidik jari korban yang ditemukan pada lakban tersebut. Polisi juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad Ndaru, dan barang-barang pribadinya tidak ada yang hilang. Keterangan saksi, termasuk pemilik dan penjaga kos, serta saudara korban, juga menyebutkan bahwa Ndaru tidak memiliki musuh. Riwayat penyakit asam lambung (GERD) dan kolesterol juga diketahui dimiliki oleh almarhum.
Ketiadaan rekaman setelah ia masuk kamar membuat polisi harus mengandalkan bukti lain, seperti hasil autopsi dan analisis digital dari perangkat korban.
Mengapa Kematian Ini Jadi Sorotan Publik?
Kematian seorang diplomat muda tentu saja menarik perhatian luas, apalagi dengan kondisi penemuan jasad yang tidak biasa. Spekulasi pun bermunculan, mulai dari kemungkinan bunuh diri hingga dugaan keterkaitan dengan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, membenarkan bahwa Ndaru pernah menjadi saksi dalam sidang kasus TPPO di Jepang. Namun, ia meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi dan menunggu hasil penyelidikan resmi dari polisi.
Sosok Arya Daru Pangayunan sendiri dikenal sebagai diplomat yang sangat aktif dan andal dalam menangani perlindungan WNI di luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah. Ia pernah bertugas di Kedubes RI Yangon, Dili, dan Buenos Aires. Menurut keluarga, Ndaru adalah pribadi yang ceria, cerdas, dan gemar menulis dengan gaya bercerita yang luwes.
Kehadiran lakban yang melilit kepala korban, ditambah dengan tidak adanya tanda-tanda keberadaan orang lain di TKP, menurut ahli psikologi forensik, Fathul Lubabin Nuqul, memang menambah misteri kasus ini.
Peran CCTV dan Penyelidikan yang Berlanjut
Meskipun ada detail yang luput, rekaman CCTV tetap menjadi kunci penting dalam kasus ini. CCTV juga merekam detik-detik penjaga kos, atas permintaan istri Ndaru, mencoba masuk ke kamar karena ponsel korban tidak bisa dihubungi. Penjaga kos terlihat mondar-mandir dan menengok jendela kamar Ndaru pada dini hari hingga pagi sebelum akhirnya berhasil mendobrak pintu dan menemukan jenazah.
Saat ini, kasus ini telah diambil alih oleh Polda Metro Jaya. Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, berjanji akan merampungkan kesimpulan penyebab kematian dalam waktu seminggu. Tim forensik masih mempelajari semua bukti, mulai dari rekaman CCTV, hasil autopsi, hingga barang digital seperti laptop dan ponsel Ndaru. Harapannya, dari analisis ini, petunjuk penting bisa didapatkan, termasuk komunikasi terakhir dan aktivitas digital korban.
Poin Penting dalam Penyelidikan:
- Autopsi Jasad: Untuk mengetahui penyebab kematian secara medis.
- Autopsi Psikologi: Menganalisis perilaku dan kondisi mental korban sebelum meninggal.
- Analisis Digital: Melacak komunikasi dan aktivitas online terakhir korban.
- Pemeriksaan Saksi: Menggali informasi dari orang-orang terdekat Ndaru.
Mengungkap Kebenaran di Balik Misteri
Kematian Arya Daru Pangayunan adalah tragedi yang menyisakan banyak pertanyaan. Meskipun sebagian dari aktivitas diplomat Kemlu malam terakhir telah terkuak, fakta bahwa ada satu detail penting luput dari pantauan CCTV setelah ia masuk kamar, menjadikan kasus ini semakin kompleks.
Kita semua berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengungkap kebenaran di balik kematian diplomat muda ini. Kejelasan dari kasus ini tidak hanya akan menjawab rasa penasaran publik, tetapi juga memberikan keadilan bagi almarhum dan keluarganya. Mari kita berikan dukungan kepada aparat untuk bekerja secara profesional dan transparan demi terungkapnya seluruh misteri ini.