Kisah Tragis Azwar: Dijanjikan Jadi Penyanyi Malaysia, Berujung Dijual dan Tewas di Kamboja

Dipublikasikan 26 Juni 2025 oleh admin
Kriminal

Mimpi indah Azwar untuk menjadi seorang penyanyi dan memperbaiki nasib di Malaysia, sayangnya, berubah menjadi mimpi buruk yang tak terbayangkan. Pria asal Asahan, Sumatera Utara ini, harus mengakhiri hidupnya dengan tragis di Kamboja, setelah terperangkap dalam jerat penipuan dan perdagangan orang.

Kisah Tragis Azwar: Dijanjikan Jadi Penyanyi Malaysia, Berujung Dijual dan Tewas di Kamboja

Kisah pilu Azwar ini menjadi pengingat penting bagi kita semua tentang bahaya tawaran kerja di luar negeri yang tidak jelas. Dengan membaca artikel ini, Anda akan memahami bagaimana modus penipuan semacam ini bekerja, mengapa kita harus selalu waspada, dan bagaimana keluarga korban berjuang demi keadilan. Ini adalah pelajaran berharga agar tidak ada lagi Azwar-Azwar lain yang menjadi korban.

Impian Jadi Bintang, Berujung Penipuan

Azwar (32), dikenal sebagai sosok pekerja keras dengan bakat olah vokal yang sering manggung dari satu panggung ke panggung lain di kampungnya, Kisaran. Namun, panggilan manggung yang kian sepi mendorongnya mencari peruntungan di negeri orang. Pada April 2025, Azwar bertemu dengan seorang agen bernama Hasan, warga Medan.

Hasan menjanjikan Azwar pekerjaan sebagai penyanyi di Malaysia dengan bayaran menggiurkan, sekitar 800 dolar AS atau setara Rp 13 juta per bulan. Sebuah tawaran yang tentu saja sangat menarik bagi Azwar yang ingin memperbaiki kehidupannya. Tanpa sepengetahuan keluarganya, Azwar pun berangkat dengan harapan besar.

Terjebak Jerat Perdagangan Orang di Kamboja

Alih-alih tiba di Malaysia dan memulai karier menyanyinya, Azwar justru dikirim ke Kamboja. Di sana, ia dijual dan dipaksa bekerja di perusahaan-perusahaan scammer (penipuan daring) yang terkenal kejam dan mempekerjakan tenaga migran secara tidak manusiawi.

Menurut keterangan Abdul Aziz, adik kandung Azwar, sang kakak terkejut dan langsung jatuh sakit setelah dipaksa bekerja dengan target yang tidak masuk akal.

“Dia shock, sakit, tidak memenuhi target. Lalu diperjualbelikan ke perusahaan lain,” ujar Rizal, paman Azwar, mengutip cerita keponakannya.

Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya pekerja migran non-prosedural menjadi korban eksploitasi dan perdagangan orang.

Pesan Terakhir Azwar yang Menyayat Hati

Sebelum meninggal dunia, Azwar sempat menghubungi keluarganya melalui video call. Dalam rekaman video yang menyayat hati itu, Azwar terlihat batuk-batuk dan meminta tolong. Ia mengaku sakit dan tidak bisa bekerja, sehingga diminta membayar denda sebesar Rp 40 juta agar bisa dibebaskan.

“Ziz, aku gak bisa kerja. Kalau dendaku dibayarkan sekalian beli tiketku pulang. Kalau enggak, aku dijual lagi terus aku nanti dibuang ke laut karena sakit gak bisa kerja,” ungkap Azwar dalam salah satu videonya kepada adiknya.

Ia juga menyebut nama Hasan, agen yang membawanya, dan mengatakan nomor Hasan sudah tidak aktif. Keluarga Azwar sempat mengirimkan uang muka sebesar Rp 15 juta, namun setelah itu, komunikasi dengan Azwar terputus. Beberapa hari sebelum Idul Adha 2025, kabar duka pun datang. Azwar dikabarkan meninggal dunia dengan alasan yang tidak logis, yaitu terjatuh dari lantai tiga sebuah gedung. Keluarga menduga ada dugaan penganiayaan di balik kematian Azwar.

Keluarga Berjuang, Jenazah Terkendala Biaya

Kematian Azwar menyisakan duka mendalam bagi keluarganya di Kisaran. Namun, perjuangan mereka belum usai. Jenazah Azwar masih berada di Kamboja dan sulit dipulangkan karena statusnya sebagai pekerja migran ilegal (non-prosedural). Biaya pemulangan jenazah pun sangat tinggi, mencapai Rp 160 juta. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja bahkan sempat menyarankan agar jenazah Azwar dimakamkan di sana karena biaya yang fantastis.

Keluarga Azwar sangat berharap Pemerintah Republik Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, dapat membantu memulangkan jasad Azwar ke kampung halamannya. Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumut, Harold Hamonangan, juga telah menyatakan pihaknya akan mencari agen bernama Hasan yang telah menipu Azwar.

Pentingnya Waspada dan Peran Pemerintah

Kisah Azwar adalah cerminan dari maraknya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus tawaran kerja di luar negeri, khususnya di perusahaan online scam. Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, menyampaikan duka cita mendalam dan menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam kasus semacam ini.

“Komnas HAM mendorong agar pemenuhan hak-hak yang bersangkutan dilakukan oleh pemerintah, baik itu pemulangan jenazah, maupun mengidentifikasi penyebab kematian yang bersangkutan,” ujar Anis.

Ia juga menekankan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan yang layak dan perlindungan dari negara, baik pekerja migran yang berdokumen maupun tidak. Kasus ini menjadi alarm bagi semua pihak:

  • Bagi Calon Pekerja Migran: Selalu gunakan jalur resmi dan pastikan legalitas agen serta perusahaan yang menawarkan pekerjaan. Jangan mudah tergiur tawaran gaji fantastis tanpa kejelasan kontrak dan kondisi kerja.
  • Bagi Pemerintah: Perlu langkah konkret dan serius dalam memberantas TPPO, khususnya modus online scam, serta memastikan perlindungan dan hak-hak pekerja migran terpenuhi, termasuk pemulangan jenazah.

Perbandingan Janji dan Realita Azwar

Aspek Janji Awal (Agen Hasan) Realita Tragis (di Kamboja)
Pekerjaan Penyanyi Buruh di perusahaan scammer
Lokasi Malaysia Kamboja
Gaji (per bulan) $800 (sekitar Rp 13 juta) Tidak jelas, dipaksa kerja tanpa target
Kondisi Aman, layak Disekap, sakit, diperjualbelikan, tewas
Status Dijanjikan legal Ilegal (non-prosedural)

Kesimpulan

Tragedi yang menimpa Azwar adalah pengingat pahit akan bahaya penipuan berkedok tawaran kerja di luar negeri. Impiannya untuk memperbaiki hidup berakhir pilu karena jerat perdagangan orang. Kisah ini menegaskan pentingnya kewaspadaan ekstra bagi siapa pun yang ingin bekerja di luar negeri dan urgensi bagi pemerintah untuk terus menindak tegas para pelaku TPPO. Semoga tidak ada lagi korban seperti Azwar, dan setiap warga negara bisa mendapatkan perlindungan serta hak-hak yang layak di mana pun mereka berada.

Kisah Tragis Azwar: Dijanjikan Jadi Penyanyi Malaysia, Berujung Dijual dan Tewas di Kamboja - zekriansyah.com