Empat Warga Digigit Anjing Diduga Rabies: Bahaya Mengintai dan Langkah Penanganan Cepat

Dipublikasikan 5 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar duka dan kekhawatiran kembali menyelimuti beberapa daerah di Indonesia, setelah empat warga digigit anjing diduga rabies dalam serangkaian insiden yang berbeda. Kasus gigitan anjing yang dicurigai atau bahkan telah terkonfirmasi rabies ini menjadi pengingat serius akan bahaya penyakit mematikan ini. Dari Dompu hingga Jembrana, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan bertindak cepat jika menghadapi situasi serupa. Artikel ini akan membahas rentetan kejadian, bahaya rabies, serta langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang bisa menyelamatkan nyawa.

Empat Warga Digigit Anjing Diduga Rabies: Bahaya Mengintai dan Langkah Penanganan Cepat

Empat warga dilaporkan digigit anjing yang diduga rabies di berbagai wilayah, memicu kewaspadaan akan penyebaran penyakit mematikan dan pentingnya penanganan cepat termasuk vaksinasi.

Rentetan Peristiwa: Ketika Anjing Menjadi Ancaman Tak Terduga

Beberapa wilayah di Indonesia baru-baru ini melaporkan insiden gigitan anjing yang melibatkan empat warga sekaligus, memicu kekhawatiran serius akan penyebaran rabies. Kejadian ini tersebar di berbagai daerah, menunjukkan bahwa ancaman gigitan anjing diduga rabies bukanlah masalah yang terisolasi.

Kasus di Jembrana: Dari Anjing Peliharaan hingga Liar

Kabupaten Jembrana, Bali, menjadi salah satu daerah yang kerap menghadapi tantangan ini. Di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, empat warga digigit anjing diduga rabies dalam satu hari. Anjing yang menggigit, awalnya anjing liar yang diadopsi, tiba-tiba menjadi sangat agresif meskipun dikabarkan sudah divaksin. Korban seperti I Made Aribawa, I Gede Putu Wawah Cahyana, Ni Ketut Dastri, dan Nyoman Mahendra Putra, segera mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) di Puskesmas setempat. Sampel otak anjing telah dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk memastikan status rabiesnya.

Tak berhenti di situ, insiden serupa juga terjadi di Desa Manggissari, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, di mana seekor anjing peliharaan menyerang empat warga dan kemudian dinyatakan positif rabies berdasarkan hasil lab BBVet Denpasar. Bahkan, di Kelurahan Lelateng dan Banjar Tengah, anjing yang menggigit empat warga juga dilaporkan mati tak lama setelah kejadian, memicu dugaan kuat rabies.

Dompu dan Sumbawa: Waspada di Tengah Status KLB

Di Nusa Tenggara Barat, ancaman Hewan Penular Rabies (HPR) juga masih membayangi. Di Kabupaten Dompu, empat warga Desa Wawonduru, Kecamatan Woja, mengalami luka serius akibat gigitan anjing yang diduga terpapar rabies. Mereka langsung menjalani perawatan intensif dan diberikan VAR di Puskesmas Dompu Barat. Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, drh. Mujahidin, menegaskan bahwa status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies di Dompu belum dicabut.

Sementara itu, di Sumbawa, empat warga di Desa Pernek, Kecamatan Moyo Hulu, juga menjadi korban gigitan anjing liar yang dicurigai rabies. Korban seperti Endang Susilowati, Ahmad Budi Hartono, Marzel Maulana, dan Doni Alviandi, langsung menerima VAR di Puskesmas Moyo Hulu dan dirawat di rumah sakit. Anjing liar tersebut telah dieliminasi dan sampelnya dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Rabies: Penyakit Mematikan yang Bisa Dicegah

Rabies adalah penyakit infeksi virus akut pada sistem saraf pusat yang menyerang manusia dan hewan berdarah panas, termasuk anjing, kucing, dan monyet. Virus ini biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi.

  • Mengapa Anjing Jadi Penular Utama? Anjing adalah reservoir utama virus rabies di sebagian besar wilayah, terutama karena populasi yang banyak dan interaksi dekat dengan manusia.
  • Gejala pada Anjing: Anjing yang terinfeksi rabies bisa menunjukkan perubahan perilaku ekstrem. Mulai dari menjadi sangat agresif, takut air (hidrofobia), mengeluarkan air liur berlebihan, hingga lumpuh dan akhirnya mati.
  • Gejala pada Manusia: Jika tidak ditangani, rabies pada manusia bisa menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, kebingungan, halusinasi, kelumpuhan, hingga hidrofobia (takut air) yang menjadi ciri khas dan berujung pada kematian.

Langkah Cepat Menyelamatkan Nyawa: Pertolongan Pertama dan VAR

Mengingat betapa berbahayanya rabies, tindakan cepat dan tepat setelah gigitan sangat krusial.

  • Pertolongan Pertama di Lokasi Kejadian: Segera cuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir selama 10-15 menit. Ini membantu membersihkan luka dan mengurangi jumlah virus yang masuk ke tubuh.
  • Pentingnya Vaksin Anti Rabies (VAR): Setelah pertolongan pertama, segera pergi ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan/atau Serum Anti Rabies (SAR) jika diperlukan. VAR adalah satu-satunya cara efektif untuk mencegah perkembangan penyakit rabies pada manusia setelah terpapar. Kasus tragis di Timor Tengah Selatan, di mana seorang warga meninggal karena menolak suntikan VAR, menjadi pengingat betapa fatalnya penundaan atau penolakan pengobatan.
  • Peran Petugas Kesehatan dan Hewan: Petugas dari Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan akan segera turun tangan. Mereka akan melakukan investigasi, mengambil sampel otak anjing yang menggigit untuk diuji di laboratorium, dan mengambil tindakan seperti eliminasi anjing jika terbukti positif rabies atau menunjukkan gejala kuat.

Mencegah Rabies Menyebar: Tanggung Jawab Bersama

Pencegahan penularan rabies adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

  • Vaksinasi Hewan Peliharaan: Pemilik anjing diimbau untuk secara rutin memvaksinasi hewan peliharaannya sesuai jadwal. Ini adalah langkah paling efektif untuk melindungi anjing dan mencegah penyebaran virus.
  • Edukasi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya rabies, gejala pada hewan dan manusia, serta langkah-langkah penanganan pasca gigitan sangat penting. Laporkan setiap kejadian gigitan anjing kepada pihak berwenang.
  • Penanganan Anjing Liar: Di daerah yang telah ditetapkan sebagai zona merah rabies, pemerintah seringkali melakukan eliminasi selektif terhadap anjing liar untuk mengendalikan populasi dan memutus rantai penularan.
  • Kandang Anjing Peliharaan: Pemilik anjing juga disarankan untuk mengkandangkan hewan peliharaannya agar tidak berkeliaran dan berinteraksi dengan anjing liar yang berpotensi terinfeksi.

Kesimpulan

Kasus empat warga digigit anjing diduga rabies di berbagai daerah menjadi alarm bagi kita semua. Rabies adalah ancaman nyata yang bisa berakibat fatal, namun dapat dicegah dengan tindakan yang tepat dan cepat. Penting bagi setiap individu untuk memahami langkah pertolongan pertama, segera mencari pertolongan medis untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR), serta mendukung upaya pemerintah dalam vaksinasi hewan dan edukasi masyarakat. Dengan kewaspadaan dan kerja sama, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dari ancaman rabies. Mari jaga diri, keluarga, dan hewan peliharaan kita dari bahaya ini.

FAQ

Tanya: Apa saja gejala rabies pada anjing yang perlu diwaspadai?
Jawab: Anjing yang terinfeksi rabies bisa menunjukkan perubahan perilaku drastis, seperti menjadi sangat agresif, lesu, atau menunjukkan gejala kelumpuhan.

Tanya: Apa langkah pertama yang harus dilakukan jika seseorang digigit anjing yang diduga rabies?
Jawab: Segera cuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 10-15 menit, lalu segera cari pertolongan medis untuk mendapatkan vaksinasi.

Tanya: Apakah vaksinasi anti-rabies (VAR) efektif mencegah rabies setelah digigit?
Jawab: Ya, vaksinasi anti-rabies yang diberikan segera setelah gigitan sangat efektif dalam mencegah perkembangan penyakit rabies pada manusia.