Jangan Kaget! Ternyata **Genetik Jadi Faktor Risiko Kolesterol Tinggi** yang Sering Tak Disadari

Dipublikasikan 5 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kita sering mendengar bahwa kolesterol tinggi adalah akibat dari pola makan tidak sehat atau kurangnya olahraga. Memang benar, gaya hidup punya peran besar. Tapi, pernahkah Anda berpikir, bagaimana jika ada orang yang sudah menjaga pola makan dan rutin berolahraga, tapi kadar kolesterolnya tetap tinggi? Nah, di sinilah faktor genetik mulai berbicara.

Jangan Kaget! Ternyata **Genetik Jadi Faktor Risiko Kolesterol Tinggi** yang Sering Tak Disadari

Faktor genetik menjadi salah satu penyebab utama kolesterol tinggi yang kerap terabaikan, bahkan pada individu dengan gaya hidup sehat.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa genetik jadi faktor risiko kolesterol tinggi yang tak bisa diabaikan, bagaimana mengenali cirinya, dan langkah apa yang bisa kita ambil. Jadi, jika Anda punya riwayat kolesterol tinggi di keluarga, atau penasaran mengapa kolesterol Anda sulit turun, baca terus sampai habis, ya!

Mengenal Kolesterol: Si Baik dan Si Jahat

Sebelum masuk lebih dalam, mari kita pahami dulu apa itu kolesterol. Kolesterol adalah senyawa lemak yang penting untuk tubuh kita. Ia dibutuhkan untuk membentuk sel sehat, memproduksi hormon, dan vitamin D. Sebagian besar kolesterol diproduksi oleh hati, sisanya berasal dari makanan yang kita konsumsi.

Kolesterol diangkut dalam darah oleh partikel bernama lipoprotein. Ada dua jenis utama yang perlu Anda tahu:

  • LDL (Low-Density Lipoprotein) – Si Kolesterol Jahat: Ini adalah jenis kolesterol yang bisa menumpuk di dinding arteri Anda. Jika kadarnya terlalu tinggi, LDL dapat membentuk plak, mempersempit pembuluh darah, dan memicu peradangan. Inilah yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
  • HDL (High-Density Lipoprotein) – Si Kolesterol Baik: HDL bertugas membersihkan kelebihan kolesterol dari arteri dan membawanya kembali ke hati untuk dibuang. Kadar HDL yang tinggi justru membantu melindungi jantung Anda.

Selain itu, ada juga trigliserida, jenis lemak lain yang didapat dari kelebihan kalori dan berfungsi sebagai energi. Kadar trigliserida yang tinggi juga tidak baik untuk kesehatan jantung.

Mengapa Genetik Jadi Faktor Risiko Kolesterol Tinggi?

Nah, sekarang kita sampai pada inti pembahasan. Untuk sebagian orang, kolesterol tinggi bukan melulu karena sepiring gorengan atau kurang jalan kaki. Kondisi ini bisa diwariskan dari orang tua melalui faktor genetik, yang dikenal dengan istilah Hiperkolesterolemia Familial (FH).

FH adalah kelainan genetik yang menyebabkan tubuh seseorang memiliki kadar kolesterol LDL (jahat) yang sangat tinggi sejak lahir, dan terus tinggi seumur hidup. Ini terjadi karena adanya mutasi genetik pada kromosom nomor 19. Mutasi ini mengganggu reseptor LDL dalam tubuh, yang seharusnya berfungsi seperti “gerbang” untuk menyerap kolesterol jahat dari aliran darah ke dalam sel.

Bayangkan saja, reseptor LDL ini seperti petugas lalu lintas yang mengatur masuknya kolesterol ke sel. Jika petugasnya rusak karena mutasi genetik, maka kolesterol LDL akan terus menumpuk di jalanan (aliran darah), tidak bisa masuk ke “gedung” (sel-sel tubuh) yang membutuhkannya. Akibatnya, kadar LDL di dalam darah melonjak dan meningkatkan risiko pembentukan plak berbahaya.

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 250 orang menderita FH. Sayangnya, lebih dari 70 persen kasus ini diperkirakan belum terdiagnosis. Ini berarti banyak orang yang hidup dengan risiko kolesterol tinggi karena genetik tanpa menyadarinya.

Tanda-tanda yang Mungkin Muncul

Berbeda dengan kolesterol tinggi akibat gaya hidup yang umumnya tidak bergejala, FH dalam beberapa kasus bisa menunjukkan tanda fisik, terutama jika kadarnya sangat tinggi:

  • Xanthomas: Gumpalan lemak berwarna kekuningan yang muncul di kulit.
  • Xanthelasma: Gumpalan lemak yang spesifik muncul di kelopak mata.
  • Arcus Senilis: Lingkaran putih keabu-abuan di sekitar iris mata.
  • Benjolan di Tendon: Penumpukan lemak di area tendon.

Namun, penting untuk diingat bahwa kebanyakan orang dengan kolesterol tinggi—baik karena genetik maupun gaya hidup—seringkali tidak merasakan gejala apa pun. Mereka baru tahu setelah pemeriksaan darah rutin atau ketika sudah mengalami komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke.

Kapan Harus Curiga dan Periksa Kolesterol?

Karena kolesterol tinggi seringkali tanpa gejala, pemeriksaan rutin menjadi sangat krusial. Terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini.

  • Anak-anak: Pedoman kesehatan menyarankan anak-anak usia 9–11 tahun menjalani tes kolesterol jika memiliki orang tua dengan FH atau riwayat penyakit jantung dini dalam keluarga.
  • Dewasa: Sebaiknya jangan menunggu. Tidak ada usia yang terlalu dini untuk tes kolesterol, terutama jika ada riwayat keluarga serangan jantung atau stroke di usia muda. American Heart Association merekomendasikan semua orang dewasa berusia 20 tahun ke atas untuk memeriksakan kolesterol mereka setiap empat hingga enam tahun sekali.

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan keluarga Anda, kebiasaan hidup, dan kemudian melakukan tes darah untuk mengukur profil lipid Anda (kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida).

Genetik Bukan Berarti Pasrah: Peran Gaya Hidup Sehat

Meskipun genetik jadi faktor risiko kolesterol tinggi dan tidak bisa diubah, bukan berarti Anda tidak bisa melakukan apa-apa. Para ahli menekankan bahwa langkah hidup sehat tetap memberikan manfaat besar dan dapat mengurangi risiko komplikasi secara signifikan. Bahkan, gaya hidup sehat bisa mengurangi risiko penyakit jantung hingga 80 persen, meskipun Anda memiliki kecenderungan genetik!

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda terapkan:

Pola Makan yang Mendukung

Pilihlah makanan yang kaya nutrisi dan rendah lemak jenuh serta trans.

  • Perbanyak: Buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, ikan (terutama yang kaya omega-3 seperti salmon), dan protein tanpa lemak.
  • Batasi: Gula tambahan, garam, daging olahan, makanan cepat saji, gorengan, mentega, susu tinggi lemak, serta seafood tertentu seperti udang, kepiting, dan cumi-cumi jika dikonsumsi berlebihan.

Pentingnya Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal

  • Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu. Ini bisa berupa jalan cepat, berenang, bersepeda, atau aktivitas lain yang Anda nikmati. Olahraga membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
  • Jaga Berat Badan Ideal: Kelebihan berat badan atau obesitas berkaitan erat dengan peningkatan LDL dan penurunan HDL. Menjaga berat badan ideal sangat penting untuk mengontrol kadar kolesterol.

Hindari Kebiasaan Buruk

  • Berhenti Merokok: Merokok merusak dinding pembuluh darah dan memperburuk kadar kolesterol.
  • Batasi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida.
  • Kelola Stres: Stres kronis juga dapat memengaruhi kadar kolesterol. Cari cara sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi atau hobi.
  • Tidur Cukup: Pastikan Anda mendapatkan waktu tidur yang berkualitas, sekitar 7-8 jam setiap malam.

Pengelolaan Kolesterol Tinggi Akibat Genetik

Dalam kasus kolesterol tinggi karena faktor genetik, perubahan gaya hidup mungkin tidak cukup untuk menurunkan kadar kolesterol ke rentang normal. Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi obat, seperti statin, yang bekerja menghambat produksi kolesterol di hati. Obat-obatan ini seringkali perlu dikonsumsi jangka panjang, bahkan seumur hidup, untuk menjaga kadar kolesterol tetap terkontrol.

Pemeriksaan kolesterol rutin setiap 1–2 tahun sekali juga sangat penting untuk memantau efektivitas pengobatan dan menyesuaikan terapi jika diperlukan.

Kesimpulan

Jadi, jelas sudah bahwa genetik jadi faktor risiko kolesterol tinggi yang signifikan, terutama dalam kondisi Hiperkolesterolemia Familial (FH). Ini bukan hanya tentang apa yang Anda makan, tetapi juga tentang apa yang ada dalam DNA Anda.

Meskipun Anda mungkin memiliki kecenderungan genetik, jangan biarkan hal itu membuat Anda putus asa. Dengan diagnosis dini, pemahaman yang baik, dan komitmen pada gaya hidup sehat, serta penanganan medis yang tepat, Anda bisa mengelola kondisi ini dan mengurangi risiko komplikasi serius. Ingat, kesehatan adalah investasi jangka panjang, dan mengenali tubuh Anda adalah langkah pertama untuk menjaganya tetap prima!

FAQ

Tanya: Mengapa genetik bisa menyebabkan kolesterol tinggi meskipun sudah menjaga pola makan dan olahraga?
Jawab: Genetik dapat memengaruhi cara tubuh memproduksi atau membuang kolesterol, sehingga kadar kolesterol tetap tinggi terlepas dari gaya hidup.

Tanya: Apa saja ciri-ciri seseorang yang berisiko kolesterol tinggi karena faktor genetik?
Jawab: Ciri utamanya adalah riwayat kolesterol tinggi atau penyakit jantung di keluarga, terutama jika terjadi di usia muda.

Tanya: Apakah ada perbedaan antara kolesterol tinggi genetik dan kolesterol tinggi akibat gaya hidup?
Jawab: Kolesterol tinggi genetik seringkali memiliki kadar yang lebih ekstrem dan kurang responsif terhadap perubahan gaya hidup saja.