Yogyakarta, zekriansyah.com – Pendidikan di era digital menuntut ketersediaan perangkat yang memadai. Di tengah hiruk pikuk transisi dan adaptasi teknologi, kabar baik datang dari Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Dinas Pendidikan (Dindik) Bangkalan ternyata masih aktif memanfaatkan 460 unit Chromebook bantuan era Nadiem Makarim yang telah disalurkan. Perangkat ini bukan sekadar pajangan, melainkan jantung dari berbagai kegiatan belajar mengajar yang modern.
460 unit Chromebook bantuan era Nadiem Makarim di Bangkalan terus dimanfaatkan untuk modernisasi pembelajaran di 32 sekolah, dukung inisiatif pendidikan digital.
Mari kita selami lebih dalam bagaimana perangkat ini memberdayakan siswa dan guru di Bangkalan, serta menilik konteks nasional yang menyertai program bantuan ini. Artikel ini akan memberikan gambaran lengkap tentang kondisi di lapangan dan isu-isu yang mungkin belum Anda ketahui.
Ratusan Chromebook Mengalir ke Puluhan Sekolah di Bangkalan
Bantuan perangkat keras berupa Chromebook ini memang signifikan jumlahnya. Total 460 unit Chromebook telah disalurkan langsung dari pusat ke puluhan sekolah di Bangkalan. Menurut Moh. Fauzi, Kasi Pendidikan Menengah Atas (PMA) dan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Provinsi Jawa Timur Wilayah Bangkalan, ada 32 sekolah yang menjadi penerima manfaat.
Distribusi Chromebook ini mencakup berbagai jenjang pendidikan, memastikan pemerataan akses teknologi. Berikut rinciannya:
Jenjang Pendidikan | Jumlah Unit Chromebook |
---|---|
SMA | 435 |
SMK | 16 |
SLB | 9 |
Total | 460 |
Jumlah ini menunjukkan komitmen untuk mendukung digitalisasi pendidikan di wilayah tersebut. Bayangkan, puluhan sekolah kini memiliki akses ke perangkat komputasi yang dapat menunjang proses pembelajaran.
Bukan Sekadar Laptop Biasa: Peran Vital Chromebook di Lapangan
Lantas, untuk apa saja Chromebook sebanyak itu digunakan? Ternyata, peran Chromebook di Bangkalan sangat vital dan multifungsi. Perangkat-perangkat ini menjadi tulang punggung dalam berbagai aktivitas pendidikan yang kini banyak berbasis digital.
“Iya masih digunakan,” tegas Moh. Fauzi. Ia menjelaskan bahwa Chromebook tersebut dimanfaatkan untuk:
- Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK): Ini adalah salah satu fungsi utama, mengingat ujian dan evaluasi kini banyak dilakukan secara digital. Chromebook menjadi alat bantu siswa untuk berlatih dan mengikuti ANBK.
- Administrasi Guru: Memudahkan para guru dalam mencatat administrasi sekolah, membuat laporan, dan mengelola data.
- Kegiatan Belajar Mengajar (KBM): Digunakan langsung dalam proses pembelajaran di kelas, baik untuk presentasi, riset, maupun latihan interaktif.
- Ekstrakurikuler: Mendukung kegiatan di luar jam pelajaran yang membutuhkan akses ke teknologi.
- Media Pembelajaran: Menjadi sarana bagi guru dan siswa untuk mengakses sumber belajar digital, video edukasi, dan aplikasi pembelajaran daring.
Dengan demikian, bantuan Chromebook ini benar-benar terasa manfaatnya di tingkat operasional sekolah, mendukung ekosistem pendidikan yang lebih modern dan adaptif.
Di Balik Bantuan Chromebook: Isu Nasional yang Mengemuka
Namun, di balik kabar baik mengenai pemanfaatan Chromebook di Bangkalan, ada konteks yang lebih luas dan cukup ramai diperbincangkan di tingkat nasional. Program pengadaan Chromebook pada era Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memang tidak lepas dari sorotan.
Kejaksaan Agung (Kejagung) telah melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus korupsi dalam pengadaan laptop Chromebook ini. Bahkan, per 4 September 2025, mantan Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Kerugian negara akibat kasus ini diperkirakan mencapai angka fantastis, yaitu Rp1,98 triliun.
Isu lainnya adalah metode penyaluran bantuan yang seringkali langsung dari Kemendikbud ke sekolah penerima, tanpa tembusan resmi ke dinas pendidikan di tingkat daerah. Hal ini sempat menimbulkan kesulitan bagi Disdik DKI Jakarta, misalnya, untuk mendata secara akurat jumlah unit dan sebaran sekolah penerima. Kondisi ini bisa jadi juga dialami daerah lain, meski di Bangkalan, data 460 unit ini sudah terverifikasi oleh Cabdindik setempat.
Mengapa Chromebook Dipilih? Perdebatan di Awal Pengadaan
Keputusan untuk memilih Chromebook sebagai perangkat utama dalam program digitalisasi pendidikan ini juga memiliki cerita tersendiri. Awalnya, kajian tim teknis Kemendikbudristek disebut-sebut lebih menonjolkan laptop dengan sistem operasi Windows. Namun, pada peninjauan ulang di Juni 2020, arahan berubah untuk mengunggulkan Chrome OS dari Google.
Perubahan ini, berdasarkan laporan Kejaksaan Agung, diduga terjadi atas perintah Menteri Pendidikan kala itu, Nadiem Makarim, yang menginstruksikan pengadaan TIK tahun 2020–2022 menggunakan Chrome OS. Padahal, Chromebook diketahui memiliki beberapa kelemahan, terutama untuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang infrastruktur internetnya belum merata, mengingat Chromebook sangat bergantung pada konektivitas internet untuk fungsionalitas penuh.
Kesimpulan
Pada akhirnya, meskipun program bantuan Chromebook era Nadiem Makarim di tingkat nasional sedang menghadapi sorotan serius terkait dugaan korupsi, di lapangan, khususnya di Dindik Bangkalan, 460 unit Chromebook ini masih terus memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan. Perangkat ini membantu siswa dalam ANBK, mendukung guru dalam administrasi dan KBM, serta menjadi media pembelajaran yang esensial.
Kisah di Bangkalan ini menjadi pengingat penting bahwa teknologi, ketika sampai dan termanfaatkan dengan baik, dapat benar-benar meningkatkan kualitas pendidikan. Semoga investigasi yang sedang berjalan dapat menemukan kebenaran, dan yang terpenting, bantuan teknologi semacam ini di masa depan dapat terus disalurkan secara transparan dan efektif, demi kemajuan pendidikan anak-anak bangsa.
FAQ
Tanya: Apa saja fungsi utama 460 unit Chromebook bantuan Nadiem Makarim di Bangkalan?
Jawab: Chromebook ini digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan belajar mengajar modern, memberdayakan siswa dan guru dalam adaptasi teknologi pendidikan.
Tanya: Berapa banyak sekolah di Bangkalan yang menerima bantuan Chromebook ini?
Jawab: Sebanyak 32 sekolah di Bangkalan menjadi penerima manfaat dari 460 unit Chromebook bantuan tersebut.
Tanya: Apakah bantuan Chromebook ini hanya diberikan untuk jenjang SMA di Bangkalan?
Jawab: Tidak, distribusi Chromebook mencakup berbagai jenjang pendidikan untuk memastikan pemerataan akses teknologi, meskipun jenjang SMA menerima jumlah terbanyak (435 unit).