Yogyakarta, zekriansyah.com – Antartika, benua es yang selalu diselimuti misteri, kini kembali menjadi sorotan. Sekelompok ilmuwan Australia baru saja berhasil memecahkan misteri Antartika purba pakai DNA gurita, sebuah penemuan yang tak hanya menguak masa lalu, tapi juga membunyikan alarm tentang masa depan Bumi. Studi inovatif ini bahkan diganjar penghargaan sains tertinggi di Australia, lho!
DNA gurita ungkap fakta mengejutkan: Antartika Barat pernah luluh lantak, ancaman bencana global semakin nyata.
Penelitian ini menunjukkan bagaimana DNA gurita menjadi “kapsul waktu” yang menyimpan jejak sejarah mencairnya es di benua paling selatan itu. Hasilnya? Sebuah peringatan keras tentang potensi kenaikan muka air laut global yang bisa berdampak mengerikan bagi kita semua.
Kisah DNA Gurita dan Lapisan Es yang Menghilang
Bayangkan, para peneliti dari James Cook University (JCU), CSIRO, dan Antarctic Research Centre, yang dikenal sebagai “The Octopus and Ice Sheet Teams,” berhasil memenangkan Eureka Prize berkat temuan menakjubkan ini. Mereka menganalisis profil genetik gurita Turquet, spesies yang hidup di dua sisi berlawanan dari Lapisan Es Antartika Barat.
Apa yang mereka temukan sungguh mengejutkan. Data genetik menunjukkan bahwa populasi gurita di kedua sisi tersebut punya hubungan kekerabatan yang erat. Ini hanya mungkin terjadi jika lautan di antara mereka pernah terhubung, sekitar 120.000 tahun yang lalu, akibat lapisan es yang mencair sepenuhnya!
Profesor Jan Strugnell, ahli biologi molekuler dari JCU yang memimpin tim, menjelaskan pentingnya penemuan ini. “Memahami seberapa banyak es di Antartika selama periode interglasial terakhir — saat kondisi sangat mirip dengan saat ini — sangat penting untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan,” katanya.
Ancaman Kenaikan Muka Air Laut Global
Penemuan ini bukan sekadar cerita masa lalu. Ada implikasi yang sangat serius bagi masa depan planet kita. Lapisan Es Antartika Barat adalah penyumbang terbesar terhadap kenaikan muka air laut global saat ini. Jika lapisan es ini runtuh total, permukaan laut di seluruh dunia bisa naik antara tiga hingga lima meter!
Ini artinya, banyak kota pesisir di Australia dan di seluruh dunia akan menghadapi ancaman banjir besar yang tak terhindarkan. Yang lebih mengkhawatirkan, temuan ini menunjukkan bahwa keruntuhan lapisan es dan kenaikan muka air laut bisa terjadi bahkan jika kita berhasil memitigasi perubahan iklim dan hanya ada sedikit kenaikan suhu.
Prof. Strugnell menekankan urgensi situasi ini:
“Ini seharusnya sangat mengkhawatirkan kita semua. Kita benar-benar perlu mengurangi emisi karbon, karena ini adalah satu-satunya hal yang akan menghentikan runtuhnya lapisan es, dan kenaikan permukaan laut setinggi tiga meter akan berdampak sangat besar bagi banyak kota di Australia.”
Kekuatan Penelitian Multidisiplin dan DNA Kuno
Bagaimana para ilmuwan bisa sampai pada kesimpulan yang begitu vital ini? Mereka menggunakan teknik genomik modern dan sampel gurita yang dikumpulkan dengan cermat selama empat dekade. Ini memungkinkan mereka menyusun semacam “kapsul waktu DNA” yang menceritakan sejarah geologis Antartika.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar berbagai bidang ilmu. Tim ini terdiri dari ahli biologi molekuler, geologi, oseanografi, ilmuwan museum, pakar genomik, dan ahli bioinformatika. Mereka membuktikan bahwa dengan menyatukan berbagai keahlian dan data, pertanyaan-pertanyaan penting tentang fisika bumi bisa terjawab.
DNA dan Misteri Antartika Lainnya
Penggunaan DNA untuk mengungkap rahasia Antartika sebenarnya bukan hal baru. Ilmuwan telah lama memanfaatkan jejak genetik untuk memahami benua beku ini:
- DNA Kuno di Dasar Laut: Fragmen DNA kuno berusia 1 juta tahun juga pernah ditemukan di bawah dasar laut Scotia, utara Antartika. DNA purba sedimen (sedaDNA) ini menjadi petunjuk berharga untuk memetakan sejarah wilayah tersebut dan bagaimana perubahan iklim memengaruhi ekosistem laut purba.
- Makhluk Misterius di Gua Es: Para peneliti dari Australian National University (ANU) juga menduga adanya kehidupan makhluk misterius di dalam gua-gua hangat di bawah bongkahan es Antartika, tepatnya di sekitar Gunung Erebus. Analisis DNA dari sampel tanah gua menunjukkan jejak ganggang, lumut, dan hewan kecil, yang membuka kemungkinan adanya spesies baru yang bersembunyi di lingkungan ekstrem namun hangat ini.
Penemuan-penemuan ini menegaskan bahwa DNA adalah kunci penting untuk membuka tabir misteri di Antartika, baik itu terkait sejarah geologis, ekosistem yang tersembunyi, maupun dampak perubahan iklim di masa depan.
Kesimpulan: Pelajaran dari Masa Lalu untuk Masa Depan
Penelitian ilmuwan Australia yang berhasil memecahkan misteri Antartika pakai DNA gurita ini adalah sebuah terobosan besar. Bukan hanya karena berhasil mengungkap kondisi Antartika purba 120.000 tahun lalu, tapi juga karena memberikan peringatan yang sangat jelas tentang ancaman kenaikan muka air laut global di masa depan.
Ini adalah bukti nyata bahwa masa lalu bisa menjadi cermin untuk masa kini dan nanti. Dengan memahami bagaimana Lapisan Es Antartika Barat mencair di masa lalu, kita mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang apa yang bisa terjadi jika emisi karbon tidak segera dikendalikan. Semoga penemuan ini semakin menyadarkan kita semua akan pentingnya menjaga planet ini.