Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, sebuah klub sepak bola yang beberapa tahun lalu masih berjuang di kasta bawah Liga Italia, kini menjadi sorotan utama di Serie A? Inilah kisah Como 1907, tim berjuluk I Lariani, yang tak hanya sekadar promosi, tetapi juga menancapkan ambisi besar untuk tembus papan atas Serie A dan bahkan berlaga di kancah Eropa. Di balik kebangkitan dramatis ini, ada sentuhan magis dari kepemilikan Indonesia, Hartono Bersaudara (Bos Djarum), dan racikan cerdas sang pelatih, Cesc Fabregas.
Ilustrasi ini menggambarkan ambisi Como 1907 yang kian membara untuk bersaing di papan atas Serie A, didukung oleh investasi besar dan performa impresif yang mulai mengusik dominasi klub-klub tradisional.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam strategi, investasi, dan visi jangka panjang yang membuat Como 1907 kini tak bisa lagi dipandang sebelah mata di kancah sepak bola Italia. Mari kita lihat bagaimana klub ini bertekad mengubah peta persaingan Serie A!
Kebangkitan I Lariani: Dari Serie D Hingga Menggebrak Serie A
Perjalanan Como 1907 ibarat dongeng modern di dunia sepak bola. Pada tahun 2019, klub ini diakuisisi oleh Hartono Bersaudara saat masih terpuruk di Serie D, kasta keempat Liga Italia. Hanya dalam kurun waktu lima tahun, mereka berhasil melesat tiga level dan kembali ke Serie A setelah 21 tahun absen.
Musim 2024/2025 menjadi bukti nyata transformasi ini, di mana Como 1907 secara mengejutkan finis di posisi ke-10 klasemen akhir. Ini merupakan prestasi terbaik klub dalam empat dekade terakhir. Memasuki musim 2025/2026, I Lariani langsung tancap gas dengan kemenangan meyakinkan 2-0 atas Lazio di giornata pertama, menempatkan mereka di posisi ketiga klasemen sementara. Sebuah awal yang menggetarkan!
Investasi Hartono Bersaudara: Dana Fantastis untuk Proyek Ambisius
Untuk mewujudkan ambisi Como 1907 tembus papan atas Serie A, Hartono Bersaudara tak main-main dalam menggelontorkan dana. Di bursa transfer musim panas 2025 saja, Como telah menghabiskan sekitar 104 juta euro (sekitar Rp 1,9 triliun) untuk mendatangkan 12 pemain baru, dengan 10 di antaranya berstatus permanen. Beberapa laporan bahkan menyebut angka total belanja mencapai 112 juta euro atau lebih dari Rp2 triliun.
Angka fantastis ini menjadikan Como sebagai klub Serie A paling aktif di bursa transfer, bahkan melebihi tim-tim mapan seperti Juventus dan Inter Milan. Namun, Presiden Como 1907, Mirwan Suwarso, menegaskan bahwa investasi ini dilakukan dengan hati-hati dan bukan untuk mengejar sukses instan.
“Saya dapat meyakinkan Anda bahwa lolos ke kompetisi Eropa bukanlah salah satu tujuan rencana bisnis kami. Kami tentu tidak bisa mengejar hasil olahraga dengan segala cara, yang berisiko bangkrut,” kata Suwarso, menekankan pentingnya Financial Fair Play.
Ini menunjukkan pendekatan yang cerdas: ambisi besar diimbangi dengan pengelolaan finansial yang berkelanjutan.
Strategi Transfer Cerdas: Memburu Bintang dan Talenta Muda
Strategi belanja pemain Como 1907 sangat terarah, berfokus pada kombinasi pemain muda bertalenta dan pemain berpengalaman yang cocok dengan taktik Cesc Fabregas. Beberapa nama besar dan prospek cerah telah berhasil didatangkan:
- Jesus Rodriguez: Rekrutan termahal dari Real Betis dengan biaya sekitar 22,5 juta euro.
- Alvaro Morata: Dipinjam dari AC Milan dengan opsi pembelian wajib, membawa pengalaman segudang dari klub-klub top Eropa.
- Martin Baturina: Gelandang muda Kroasia dari Dinamo Zagreb seharga 17 juta euro, digadang-gadang sebagai pewaris Luka Modric.
- Jayden Addai: Winger belia dari AZ Alkmaar dengan biaya 14 juta euro, investasi masa depan klub.
- Alex Valle, Ignace Van der Brempt, Fellipe Jack, Nicolas Kuhn, Maximo Perrone: Pemain-pemain muda berkualitas yang memperkuat berbagai lini.
Pembelian-pembelian ini membuktikan keseriusan Como 1907 untuk menciptakan skuad yang kompetitif dan mampu bersaing di papan atas Serie A.
Sentuhan Magis Cesc Fabregas: Arsitek di Balik Transformasi
Salah satu pilar utama keberhasilan Como 1907 adalah keberadaan Cesc Fabregas di kursi pelatih. Mantan gelandang elegan ini berhasil mengubah tim promosi menjadi kekuatan yang diperhitungkan, memadukan pengalamannya untuk membangun identitas permainan yang memukau dan memaksimalkan talenta para pemain.
Fabregas dianggap sebagai sosok kunci di balik kebangkitan klub. Meski sempat dilirik banyak klub besar Eropa seperti Inter Milan, AS Roma, dan Bayer Leverkusen, manajemen Como berhasil mempertahankannya dengan kenaikan gaji signifikan.
“Saya ingin lebih banyak lagi untuk Como, bukan cuma buat saya. Tahun depan harus menjadi konsekrasi, konsolidasi kuat buat klub dan tim,” tegas Fabregas, menunjukkan komitmen jangka panjangnya untuk proyek Como 1907.
Hubungan baik antara Fabregas dan Mirwan Suwarso juga menjadi faktor penting dalam membangun mentalitas dan arah klub.
Bukan Hanya Pemain: Proyek Jangka Panjang dan Infrastruktur
Ambisi Como 1907 tembus papan atas Serie A tak hanya berhenti pada belanja pemain. Klub ini juga serius berinvestasi pada infrastruktur dan filosofi jangka panjang.
- Renovasi Stadion Giuseppe Sinigaglia: Stadion ikonik ini, yang saat ini berkapasitas 10 ribu penonton, akan ditingkatkan menjadi 15 ribu kursi. Proyek yang dimulai Mei 2025 dan ditargetkan selesai 2028 ini bertujuan mengakomodasi animo fans yang meningkat dan memenuhi standar UEFA agar bisa bermain di kompetisi Eropa.
- Filosofi Berkelanjutan: Mirwan Suwarso menekankan bahwa proyek ini adalah “proses alami” dan “berkelanjutan”, meniru model sukses Atalanta yang berinvestasi besar pada akademi muda untuk menghasilkan talenta.
- Visi Global, Melirik Talenta Indonesia: Como 1907 juga menunjukkan visi globalnya dengan mengincar talenta dari Indonesia, seperti Rizky Ridho, Thom Haye, dan Jay Idzes. Ini adalah langkah strategis untuk memperluas basis penggemar dan menunjukkan komitmen terhadap pengembangan sepak bola, mirip dengan cara Djarum Group membangun PB Djarum di bulutangkis.
Mengukir Sejarah: Target Papan Atas dan Tiket Eropa
Dengan fondasi yang kuat, investasi masif, dan arahan pelatih visioner, Como 1907 kini memiliki target yang jelas: tidak hanya bertahan di Serie A, tetapi juga bersaing di papan atas dan meraih tiket ke kompetisi Eropa, bahkan Liga Champions.
Mirwan Suwarso menyatakan bahwa Como bermimpi untuk menjadi tim yang sejajar dengan raksasa Italia seperti Inter Milan dan AC Milan.
“Kami adalah tim yang masih muda, penuh semangat, dan ambisi. Setiap hari, kami berjuang untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Setiap pertandingan, kami membuktikan bahwa kami pantas,” ucapnya penuh keyakinan.
Kemenangan-kemenangan penting atas tim-tim besar seperti Napoli dan Fiorentina di musim sebelumnya menjadi bukti bahwa Como 1907 memiliki potensi untuk membuat kejutan dan mengukir sejarah baru di Liga Italia.
Kesimpulan
Ambisi Como 1907 tembus papan atas Serie A bukan lagi sekadar impian, melainkan proyek nyata yang didukung oleh investasi besar Hartono Bersaudara, strategi transfer cerdas, kepemimpinan visioner Cesc Fabregas, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Dari klub yang nyaris bubar hingga menjadi kekuatan yang menggebrak Serie A, Como 1907 telah menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan visi jangka panjang, hal-hal luar biasa bisa dicapai.
Perjalanan mereka di Serie A musim ini akan menjadi tontonan menarik. Akankah I Lariani mampu melanjutkan sensasi dan benar-benar menembus papan atas serta meraih tiket ke kompetisi Eropa? Waktu yang akan menjawab, namun satu hal yang pasti: dunia sepak bola kini menanti kisah selanjutnya dari klub berbendera Indonesia ini.