Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, telah menyita perhatian banyak pihak, termasuk kalangan pejabat tinggi negara. Betapa tidak, penyakit menular ini telah merenggut nyawa belasan anak dan menginfeksi ribuan lainnya. Melihat kondisi yang mengkhawatirkan ini, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, tak tinggal diam. Ia bahkan langsung telepon Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk mendesak penanganan secepatnya.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mendesak Menkes untuk segera tangani KLB Campak di Sumenep yang memakan korban jiwa.
Artikel ini akan membahas tuntas mengapa Dasco telepon Menkes menjadi sorotan, bagaimana potret KLB campak Sumenep saat ini, serta langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi wabah mematikan ini. Mari kita selami lebih dalam agar kita semua memahami pentingnya kewaspadaan dan upaya pencegahan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai dasco telepon menkes:, kunjungi: dasco telepon menkes:.
Mengapa Dasco Turun Tangan? Panggilan Mendesak untuk Menkes
Sebagai wakil rakyat, Sufmi Dasco Ahmad merasa bertanggung jawab atas kondisi yang menimpa masyarakat Sumenep. Pada Selasa, 26 Agustus 2025, Dasco mengungkapkan bahwa dirinya telah menghubungi langsung Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada malam sebelumnya. Tujuannya jelas: meminta langkah cepat dan konkret dari Kementerian Kesehatan.
Dalam pembicaraan tersebut, Dasco menekankan perlunya diambil langkah-langkah preventif agar situasi tidak semakin memburuk dan wabah campak dapat segera tertanggulangi.
“Ya, semalam saya sudah langsung telepon dengan Menteri Kesehatan, dan segera meminta diambil langkah-langkah preventif agar hal tersebut bisa cepat tertanggulangi,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Permintaan ini menunjukkan keseriusan DPR dalam mengawal penanganan isu kesehatan publik yang mendesak. Harapannya, koordinasi antara legislatif dan eksekutif dapat mempercepat solusi bagi warga Sumenep.
Potret KLB Campak di Sumenep: Angka yang Mengkhawatirkan
Situasi KLB campak di Sumenep memang sangat memprihatinkan. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga Agustus 2025, tercatat ribuan kasus suspek campak dan belasan anak meninggal dunia.
Berikut adalah gambaran singkat kondisi terkini:
- Jumlah Kasus Suspek: Berdasarkan berbagai sumber, angka kasus suspek campak di Sumenep berkisar antara 2.035 hingga 2.139 kasus. Kompas.com melaporkan 2.105 kasus suspek per 24 Agustus 2025, meningkat dari sebelumnya 2.035 kasus.
- Korban Meninggal Dunia: Sebanyak 17 anak dilaporkan meninggal dunia akibat campak.
- Penyebaran Luas: Kasus ini bahkan sudah tersebar di 26 kecamatan di Sumenep, termasuk wilayah daratan dan kepulauan.
- Penyebab Utama: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan bahwa mayoritas korban meninggal dunia tidak memiliki riwayat imunisasi campak. Rendahnya cakupan imunisasi, maraknya hoaks terkait vaksin, dan keterlambatan deteksi menjadi faktor pemicu utama.
Angka-angka ini menjadi alarm bagi semua pihak akan pentingnya imunisasi sebagai benteng pertahanan utama terhadap penyakit menular.
Langkah Cepat Pemerintah: Imunisasi Massal dan Dukungan Lintas Sektor
Menanggapi status KLB campak, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sumenep bersama Kementerian Kesehatan bergerak cepat. Salah satu langkah paling krusial adalah pelaksanaan imunisasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) campak.
- Target Vaksinasi: Program ini menyasar sekitar 78.569 anak (beberapa sumber menyebut 74.000 anak) berusia 9 bulan hingga 6 atau 7 tahun di seluruh Kabupaten Sumenep.
- Jadwal Pelaksanaan: Vaksinasi serentak dimulai pada 25 Agustus 2025 hingga 14 September 2025, berlangsung selama 21 hari.
- Distribusi Vaksin: Sebanyak 9.825 vial vaksin MR (Measles-Rubella) telah dikirimkan dari Kemenkes ke Dinas Kesehatan Sumenep, dengan total ketersediaan 18 ribu vial vaksin campak yang setara dengan lebih dari 80 ribu dosis.
- Fasilitas Kesehatan: Vaksinasi digelar di 26 puskesmas dan tiga rumah sakit yang tersebar di Sumenep.
- Dukungan Lintas Sektor: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah meninjau langsung dan menggelar rapat teknis lintas sektor. Penanganan ini melibatkan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, serta dukungan dari TNI/Polri, bahkan institusi internasional seperti UNICEF dan WHO.
Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim, mengajak para orang tua untuk tidak ragu mengimunisasi anaknya karena vaksinasi dinilai sangat efektif mencegah campak.
Memahami Campak: Penyakit Menular yang Bisa Dicegah
Campak adalah penyakit infeksi virus akut yang sangat menular, disebabkan oleh virus dari famili Paramyxoviridae. Penyakit ini menyebar melalui percikan ludah saat batuk atau bersin, dan memiliki daya tular yang sangat tinggi (laju reproduksi R0 sekitar 17-18, artinya satu kasus positif dapat menularkan ke 17-18 orang lainnya).
Gejala Umum Campak:
- Demam tinggi (bisa mencapai 40°C)
- Batuk kering, hidung meler
- Mata merah dan sensitif terhadap cahaya (konjungtivitis)
- Bintik Koplik (bintik putih kecil dengan dasar kemerahan di bagian dalam pipi)
- Ruam kulit (eksantema) yang muncul 3-5 hari setelah gejala awal, dimulai dari wajah dan leher, lalu menyebar ke seluruh tubuh.
Meskipun dapat menyebabkan komplikasi serius, campak dapat dicegah secara efektif melalui imunisasi. Vaksin campak memberikan perlindungan dasar yang sangat penting, terutama bagi anak-anak yang rentan.
Kesimpulan
Langkah cepat Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang langsung telepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani KLB campak di Sumenep. Situasi yang menewaskan 17 anak dan menginfeksi ribuan lainnya ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya cakupan imunisasi massal dan respons cepat terhadap krisis kesehatan.
Melalui program vaksinasi massal yang melibatkan berbagai pihak, diharapkan penyebaran campak di Sumenep dapat segera dikendalikan. Mari bersama-sama mendukung upaya pemerintah dan memastikan anak-anak kita mendapatkan perlindungan terbaik melalui imunisasi lengkap. Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, terutama saat nyawa menjadi taruhannya.
FAQ
Tanya: Apa yang menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Sumenep?
Jawab: Artikel ini tidak merinci penyebab KLB campak di Sumenep, namun fokus pada desakan penanganan cepat dari Wakil Ketua DPR RI.
Tanya: Berapa jumlah korban jiwa dan yang terinfeksi akibat KLB campak di Sumenep?
Jawab: Artikel menyebutkan belasan anak meninggal dunia dan ribuan lainnya terinfeksi campak di Sumenep.
Tanya: Kapan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menelepon Menteri Kesehatan terkait KLB campak di Sumenep?
Jawab: Sufmi Dasco Ahmad menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada malam sebelum Selasa, 26 Agustus 2025.