BRIN Kembangkan ‘Pestorita’: Harapan Baru Deteksi Dini Penyakit Zoonosis dari Tikus yang Mematikan

Dipublikasikan 3 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda bertanya-tanya, hewan sekecil tikus bisa membawa ancaman sebesar apa bagi kesehatan kita? Di Indonesia, kasus penyebaran penyakit zoonosis yang ditularkan oleh hewan, terutama tikus, ternyata masih banyak yang belum terungkap. Padahal, hewan pengerat ini menyimpan potensi bahaya berupa penyakit mematikan seperti pes, leptospirosis, rickettsiosis, dan hantavirus. Untungnya, kini ada secercah harapan. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah kembangkan alat deteksi penyakit zoonosis tikus bernama Pestorita. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa inovasi ini sangat penting dan bagaimana BRIN membawa kita selangkah lebih maju dalam menjaga kesehatan masyarakat.

BRIN Kembangkan 'Pestorita': Harapan Baru Deteksi Dini Penyakit Zoonosis dari Tikus yang Mematikan

Ilustrasi Pestorita, inovasi BRIN yang diharapkan menjadi garda terdepan deteksi dini penyakit zoonosis berbahaya yang ditularkan oleh tikus di Indonesia.

Ancaman Penyakit Zoonosis dari Tikus yang Sering Terabaikan

Bayangkan, Anda atau orang terdekat mengalami demam, lemas, dan gejala lain yang mirip demam berdarah atau tifus. Setelah diperiksa, ternyata bukan salah satu dari itu. Kemungkinan besar, itu adalah skenario yang sering terjadi ketika seseorang terpapar penyakit zoonosis dari tikus. Minimnya informasi di masyarakat dan sulitnya diagnosis laboratorium membuat banyak kasus tidak terdeteksi atau salah didiagnosis.

Tikus, sebagai hewan pengerat yang sering hidup berdampingan dengan manusia, memang dikenal sebagai reservoir alami bagi berbagai patogen. Mereka bisa menjadi pembawa bakteri atau virus seumur hidup tanpa menunjukkan gejala sakit, namun tetap menyebarkannya melalui urine, tinja, atau gigitan serangga yang hidup di tubuhnya. Inilah yang membuat deteksi dini menjadi krusial untuk mencegah penyebaran yang lebih luas dan fatal.

Pestorita: Solusi Lokal dari BRIN untuk Deteksi Dini yang Efektif

Melihat tantangan besar ini, BRIN tidak tinggal diam. Melalui Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, mereka berinovasi dengan menciptakan Pestorita. Apa itu Pestorita? Ini adalah singkatan dari PES (Pes), Leptospirosis, Rickettsiosis, dan Hantavirus. Alat deteksi dini buatan lokal ini dirancang agar murah, mudah digunakan, dan dapat diakses bahkan di fasilitas kesehatan sederhana.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai cegah dan wabah, kunjungi: cegah dan wabah.

Periset Biomolekuler Eijkman BRIN, Farida D. Handayani, menjelaskan bahwa riset Pestorita ini merupakan upaya serius yang direncanakan dalam peta jalan tiga tahun. “Riset ini merupakan upaya menghasilkan alat deteksi lokal yang praktis dan terjangkau untuk mendukung diagnosis penyakit zoonosis,” ungkap Farida. Proses pengembangannya melibatkan tahapan penting, mulai dari pemetaan genetik, pengembangan in-house PCR, hingga pembuatan alat tes cepat atau Rapid Diagnostic Test (RDT).

Kolaborasi penting juga terjalin dengan Universitas Amsterdam, PT Konimex, serta laboratorium khusus Leptospira di Salatiga, menunjukkan komitmen BRIN dalam menghadirkan solusi terbaik.

Mengenal Lebih Dekat Fokus Deteksi Leptospirosis

Saat ini, tim peneliti BRIN dengan fokus utama pada pengembangan deteksi leptospirosis. Mereka tengah membandingkan kinerja empat produk RDT IgM yang sudah ada di Indonesia untuk menemukan yang paling efektif dan efisien.

  • Tantangan RDT Berbasis Antigen: RDT berbasis antigen yang dikembangkan masih memerlukan uji lanjut untuk meningkatkan sensitivitasnya. Ini berarti, agar hasil tes lebih akurat dan tidak ada kasus yang terlewat.
  • Pengembangan in-house PCR: Sebagai pelengkap, tim periset juga mengembangkan in-house PCR khusus untuk deteksi leptospirosis. Metode PCR dikenal memiliki akurasi yang sangat tinggi, menjadi standar emas dalam diagnosis banyak penyakit infeksi.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan akan tercipta produk dalam negeri yang tidak hanya berkualitas dan terjangkau, tetapi juga mampu memperkuat upaya deteksi penyakit zoonosis di seluruh penjuru Indonesia.

Mengapa Tikus Begitu Berbahaya dalam Penularan Zoonosis?

Tikus dan hewan pengerat lainnya memegang peran kunci dalam penularan berbagai penyakit. Mari kita lihat beberapa contoh yang ditargetkan oleh Pestorita:

  • Leptospirosis: Disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. Bakteri ini bisa menetap di ginjal tikus sebagai infeksi kronis dan keluar bersama urinenya. Tikus menjadi pembawa seumur hidup (carrier) tanpa sakit, namun berbahaya bagi manusia dan mamalia lain.
  • Hantavirus: Virus ini bersumber dari tikus dan celurut. Jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir Hantavirus di Indonesia antara lain Rattus norvegicus (tikus got) dan R. tanezumi (tikus rumah).

Penularan bisa terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, atau secara tidak langsung melalui makanan, air, atau tanah yang terkontaminasi urine/saliva tikus. Bahkan, gigitan serangga yang membawa patogen dari tikus juga bisa menjadi perantara.

Mendukung Kesehatan Nasional Melalui Pendekatan One Health

Inisiatif BRIN dalam mengembangkan alat deteksi penyakit zoonosis tikus ini sejalan dengan konsep global “One Health”. Konsep ini menekankan bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Penyakit zoonosis seperti COVID-19, Nipah, atau flu burung telah membuktikan betapa pentingnya pendekatan terpadu ini.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Indi Dharmayanti, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menangani ancaman ini dengan mengintegrasikan kebijakan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Riset lintas disiplin seperti pengembangan Pestorita adalah solusi cerdas untuk meningkatkan pencegahan, deteksi, dan respons terhadap penyakit-penyakit berbahaya ini.

Kesimpulan: Masa Depan Deteksi Dini yang Lebih Cerah

Inovasi BRIN mengembangkan alat deteksi penyakit zoonosis tikus bernama Pestorita adalah langkah maju yang sangat signifikan bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Dengan alat yang murah, mudah, dan akurat, kita bisa lebih cepat mengidentifikasi penyakit seperti leptospirosis, pes, rickettsiosis, dan hantavirus yang dibawa oleh hewan pengerat. Ini bukan hanya tentang mendeteksi penyakit, tapi juga tentang memberdayakan fasilitas kesehatan lokal, mengurangi salah diagnosis, dan pada akhirnya, menyelamatkan lebih banyak nyawa. Mari kita dukung terus inovasi dalam negeri ini demi masa depan kesehatan yang lebih baik dan aman dari ancaman zoonosis!

Untuk informasi lebih lanjut mengenai brin kembangkan pestorita:, kunjungi: brin kembangkan pestorita:.

FAQ

Tanya: Apa itu Pestorita dan apa fungsinya?
Jawab: Pestorita adalah alat deteksi penyakit zoonosis dari tikus yang dikembangkan oleh BRIN untuk membantu mengidentifikasi penyakit berbahaya yang ditularkan oleh hewan pengerat ini.

Tanya: Penyakit zoonosis apa saja yang bisa ditularkan oleh tikus?
Jawab: Tikus dapat menularkan penyakit mematikan seperti pes, leptospirosis, rickettsiosis, dan hantavirus.

Tanya: Mengapa deteksi dini penyakit zoonosis dari tikus itu penting?
Jawab: Deteksi dini penting karena minimnya informasi dan kesulitan diagnosis seringkali membuat kasus penyakit zoonosis dari tikus tidak terdeteksi atau salah didiagnosis, padahal dapat berakibat fatal.