**11.049 Anak di Jember Belum Pernah Imunisasi, Dinkes Soroti Angka Tertinggi di Jawa Timur: Apa Dampaknya?**

Dipublikasikan 3 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar terbaru dari dunia kesehatan di Jember menarik perhatian banyak pihak. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur baru-baru ini menyoroti sebuah fakta yang cukup mengkhawatirkan: ada 11.049 anak di Jember yang belum pernah mendapatkan imunisasi sama sekali. Angka ini, yang dikenal sebagai zerodos, merupakan yang tertinggi di seluruh Jawa Timur. Tentu saja, kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa bisa terjadi, dan apa dampaknya bagi kesehatan anak-anak Jember? Mari kita selami lebih dalam.

**11.049 Anak di Jember Belum Pernah Imunisasi, Dinkes Soroti Angka Tertinggi di Jawa Timur: Apa Dampaknya?**

Dinas Kesehatan Jatim laporkan 11.049 anak belum pernah imunisasi, angka tertinggi di Jawa Timur, ancam kesehatan anak dengan penyakit yang dapat dicegah.

Mengapa Angka Ini Begitu Tinggi? Sorotan dari Dinas Kesehatan Jatim

Data ini disampaikan oleh Eka Putri Lestari, Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jatim, saat audiensi di Jember. Ia menjelaskan bahwa jumlah 11.049 anak di Jember yang belum pernah imunisasi ini menjadi tantangan serius. Bayangkan, anak-anak ini sama sekali tidak memiliki perlindungan dasar terhadap berbagai penyakit menular yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksin.

Cakupan imunisasi dasar lengkap di Jember sendiri masih jauh dari target. Hingga Juli 2025, cakupan baru mencapai 38,7 persen, padahal targetnya adalah 55 persen. Jika tidak segera diatasi, diperkirakan akan ada tambahan sekitar 6.000 anak zerodos baru hingga akhir tahun. Ini seperti membangun rumah tanpa fondasi yang kuat; sangat berisiko!

Dampak Nyata: Ancaman Penyakit Menular seperti Campak di Jember

Angka imunisasi yang rendah ini tentu saja membawa konsekuensi serius. Salah satu contoh paling nyata adalah merebaknya kasus campak. Dinkes Jember mencatat, ada 36 anak yang positif campak, dan setidaknya 148 anak lainnya diduga terjangkit. Kasus campak ini tersebar di 43 wilayah puskesmas di Kabupaten Jember, menjangkiti anak usia 6 hingga 15 tahun.

Penyakit campak, meskipun sering dianggap sepele, sangat mudah menular dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani. Selain campak, rendahnya cakupan imunisasi juga mengancam anak-anak Jember dari penyakit lain seperti:

  • Difteri, Pertusis (Batuk Rejan), dan Tetanus (DPT): Hingga Mei 2025, sekitar 11.400 anak di Jember belum mendapatkan vaksin DPT.
  • Pneumonia (PCV): Penyakit radang paru ini sangat rentan menimpa anak usia 1-5 tahun dan bisa menyebabkan kematian.
  • Diare (Rotavirus): Vaksin RV untuk mencegah diare pada anak usia enam bulan juga masih rendah cakupannya.

Untungnya, meskipun kasus campak cukup tinggi, Dinkes Jember memastikan tidak ada kasus kematian akibat campak berkat perlindungan dari imunisasi sebelumnya yang mungkin pernah diterima beberapa anak. Ini menunjukkan betapa vitalnya peran imunisasi.

Komitmen Pemkab Jember: Berbagai Upaya untuk Mengejar Imunisasi

Melihat situasi ini, Pemerintah Kabupaten Jember tidak tinggal diam. Bupati Jember, Muhammad Fawait, menegaskan komitmen kuat Pemkab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Anggaran sebesar Rp400 miliar telah disiapkan khusus untuk sektor kesehatan, termasuk pembiayaan layanan kesehatan dan imunisasi.

Beberapa langkah konkret yang sudah dan akan dilakukan antara lain:

  • Imunisasi Kejar: Program ini bertujuan melengkapi dosis vaksin dan mengurangi jumlah anak zerodos agar anak mencapai kekebalan optimal terhadap penyakit menular.
  • Penyediaan Vaksin: Pemkab Jember telah menyediakan 11.000 vial vaksin campak dari pemerintah pusat dan siap mendistribusikannya ke puskesmas serta posyandu, terutama di wilayah pinggiran dan pedesaan.
  • Pengerahan Tenaga Kesehatan: Sebanyak 1.000 tenaga kesehatan akan dikerahkan untuk mempercepat proses vaksinasi, baik saat posyandu maupun di sekolah. Petugas puskesmas juga diwajibkan untuk “jemput bola” ke rumah warga.
  • BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional): Program ini dilaksanakan secara terintegrasi, mencakup imunisasi tambahan dan imunisasi kejar.

Tantangan di Lapangan: Penolakan Orang Tua dan Solusi Lintas Sektor

Salah satu kendala utama dalam mencapai cakupan imunisasi yang optimal adalah adanya penolakan dari sebagian orang tua. Penolakan ini bukan semata karena faktor ekonomi, melainkan akibat minimnya pemahaman masyarakat. Beberapa kekhawatiran yang muncul antara lain:

  • Efek Samping Vaksin: Seperti demam atau rewel setelah imunisasi.
  • Keraguan Halal: Pertanyaan mengenai kehalalan vaksin.
  • Informasi yang Salah: Mitos atau informasi yang tidak akurat tentang imunisasi.

Untuk mengatasi ini, Dinkes Jember tidak hanya mengandalkan tenaga medis. Mereka menggandeng tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (tomas) untuk memberikan pencerahan dan edukasi secara persuasif. Pendekatan ini diharapkan lebih efektif karena pesan kesehatan bisa disampaikan dengan bahasa yang lebih sederhana dan dipercaya oleh masyarakat.

Dukungan juga datang dari UNICEF Indonesia. Health Specialist UNICEF, Dr. Armunanto, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani KLB campak. UNICEF juga memastikan kebutuhan vaksin terpenuhi melalui koordinasi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.

Harapan dari UNICEF dan Target Masa Depan

Meskipun tantangan besar masih ada, komitmen Pemkab Jember yang kuat, didukung oleh berbagai pihak seperti UNICEF, memberikan sinyal positif. Kehadiran langsung Bupati Jember dan Ketua TP PKK dalam strategi percepatan imunisasi menunjukkan keseriusan pemerintah daerah.

Tujuannya jelas: agar target cakupan imunisasi 55 persen pada Juli 2025 dapat tercapai, dan yang terpenting, tidak ada lagi 11.049 anak di Jember yang belum pernah imunisasi. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan anak-anak Jember benar-benar terlindungi dari risiko penyakit menular dan tumbuh sehat sebagai generasi penerus bangsa.


Kesimpulan

Angka 11.049 anak di Jember yang belum pernah imunisasi adalah sebuah peringatan keras bagi kita semua. Ini bukan sekadar angka, melainkan ribuan harapan dan masa depan anak-anak yang berhak mendapatkan perlindungan kesehatan. Komitmen Pemkab Jember, dengan dukungan anggaran dan pengerahan tenaga, menunjukkan keseriusan dalam mengatasi masalah ini. Namun, keberhasilan program imunisasi sangat bergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, terutama para orang tua. Mari bersama-sama pastikan setiap anak di Jember mendapatkan haknya untuk sehat, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang tanpa bayang-bayang penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.

FAQ

Tanya: Apa yang dimaksud dengan “zerodos” dalam konteks imunisasi anak?
Jawab: Zerodos merujuk pada anak-anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi sama sekali, sehingga tidak memiliki perlindungan dasar terhadap penyakit menular.

Tanya: Mengapa angka anak yang belum diimunisasi di Jember sangat tinggi dibandingkan daerah lain di Jawa Timur?
Jawab: Artikel ini menyoroti bahwa angka tersebut merupakan yang tertinggi di Jawa Timur, namun penyebab spesifiknya belum dijelaskan secara rinci dalam kutipan yang diberikan.

Tanya: Apa saja dampak negatif dari tingginya angka anak yang belum diimunisasi di Jember?
Jawab: Dampak utamanya adalah meningkatnya risiko anak-anak tersebut terkena penyakit menular yang seharusnya dapat dicegah melalui vaksinasi, seperti campak.