Waspada! Dinkes Kota Bekasi Catat 172 Kasus Chikungunya, Lansia Paling Rentan

Dipublikasikan 21 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Halo Warga Bekasi! Ada kabar penting yang perlu kita ketahui bersama. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi baru saja merilis data yang cukup mengkhawatirkan: tercatat sebanyak 172 kasus chikungunya di wilayah Kota Bekasi. Angka ini terhimpun dari laporan fasilitas kesehatan sejak awal tahun, tepatnya Januari hingga Juli 2025.

Waspada! Dinkes Kota Bekasi Catat 172 Kasus Chikungunya, Lansia Paling Rentan

Dinkes Kota Bekasi mencatat 172 kasus chikungunya, dengan lansia menjadi kelompok paling rentan terinfeksi.

Mungkin Anda bertanya-tanya, “Apa sih pentingnya saya tahu ini?” Nah, artikel ini akan membantu Anda memahami lebih dalam tentang situasi chikungunya di kota kita, mengenali gejalanya, dan yang paling penting, tahu bagaimana cara melindungi diri dan keluarga dari penyakit yang dibawa nyamuk ini. Yuk, simak sampai selesai!

Lonjakan Kasus Chikungunya: Data Terbaru dari Dinkes Kota Bekasi

Angka 172 kasus chikungunya di Bekasi ini bukanlah jumlah yang sedikit. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai fasilitas kesehatan dan puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Bekasi. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bekasi, Ibu Vevie Herawati, laporan kasus ini menunjukkan pola sebaran di berbagai wilayah.

Siapa Saja yang Berisiko Terkena Chikungunya di Bekasi?

Meskipun chikungunya bisa menyerang siapa saja, ada kelompok yang lebih rentan. Ibu Vevie Herawati menjelaskan bahwa lansia paling berisiko terinfeksi penyakit ini. Kenapa begitu? Daya tahan tubuh yang menurun pada usia lanjut membuat mereka lebih mudah terserang virus yang ditularkan nyamuk Aedes.

Selain lansia, data Dinkes Kota Bekasi juga menunjukkan bahwa kelompok usia produktif (dewasa) juga cukup banyak yang terinfeksi. Berikut rincian sebaran kasus berdasarkan kelompok usia:

Kelompok Usia Jumlah Kasus (hingga Juli 2025)
44 tahun ke atas 99
15-44 tahun 55
5-14 tahun 17
1-4 tahun 1

Gejala Chikungunya: Mirip Demam Berdarah, Tapi Tak Mematikan

Penyakit chikungunya seringkali disamakan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) karena gejalanya yang mirip. Namun, ada perbedaan penting yang perlu Anda tahu. Meski sama-sama ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, chikungunya jarang sekali menimbulkan kematian.

Meski begitu, jangan remehkan chikungunya! Penyakit ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Gejala utamanya meliputi:

  • Demam tinggi yang muncul mendadak.
  • Nyeri sendi hebat, terutama pada tangan dan kaki, yang bisa berlangsung berbulan-bulan.
  • Rasa lelah berkepanjangan setelah demam reda.
  • Kadang disertai ruam kulit.

Bayangkan saja, nyeri sendi yang hebat ini bisa membuat Anda sulit bergerak, bahkan untuk melakukan hal-hal sederhana seperti berjalan atau memegang benda. Ini tentu sangat menguras energi dan produktivitas.

Langkah Cepat Dinkes dan Pemkot Bekasi dalam Penanganan Chikungunya

Melihat peningkatan kasus chikungunya di Kota Bekasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dan Dinkes tidak tinggal diam. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan penyebaran penyakit ini.

“Pemerintah Kota Bekasi bergerak cepat melakukan penanganan,” ujar Ibu Vevie Herawati. Bahkan, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto turun langsung ke wilayah terdampak untuk memastikan pasien mendapat pelayanan medis di puskesmas setempat.

Beberapa langkah konkret yang sudah dan sedang dilakukan Dinkes Kota Bekasi antara lain:

  • Fogging (pengasapan) di area-area yang terdeteksi banyak kasus.
  • Penyuluhan dan edukasi kesehatan kepada masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media sosial, untuk meningkatkan kesadaran.
  • Pendistribusian logistik seperti Rapid Diagnostic Test (RDT) chikungunya, larvasida (pembasmi jentik), dan insektisida ke fasilitas kesehatan.
  • Menerapkan kebijakan kewaspadaan dini dan melakukan investigasi epidemiologi segera setelah ada laporan kasus baru.
  • Mengaktifkan kembali peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di tingkat RT dan RW sebagai garda terdepan pencegahan.

Peran Penting Masyarakat: Cegah Chikungunya dengan 3M Plus!

Upaya pemerintah tidak akan maksimal tanpa partisipasi aktif dari kita semua. Pencegahan adalah kunci utama untuk memutus rantai penularan chikungunya. Caranya sederhana, yaitu dengan menerapkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), khususnya metode 3M Plus:

  • Menguras tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi, tandon air, vas bunga, atau tempat minum hewan peliharaan.
  • Menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
  • Mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menampung air, seperti botol, kaleng, ban bekas, atau pot bunga. Jika tidak bisa didaur ulang, buanglah pada tempatnya.

Selain 3M, ada juga langkah “Plus” yang bisa kita lakukan:

  • Menggunakan losion atau semprotan anti nyamuk.
  • Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di kolam atau wadah penampungan air.
  • Memastikan tidak ada pakaian yang digantung sembarangan di dalam rumah, karena bisa menjadi tempat nyamuk bersembunyi.
  • Memasang kawat kasa pada ventilasi dan jendela rumah.

Tren Nasional dan Kewaspadaan Bersama

Perlu diketahui, lonjakan kasus chikungunya ini tidak hanya terjadi di Kota Bekasi, tetapi juga sejalan dengan tren peningkatan secara nasional. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bahkan melaporkan tren signifikan sejak awal 2025, yang disinyalir berkaitan erat dengan musim penghujan. Oleh karena itu, kewaspadaan harus terus ditingkatkan.

Dinkes Kota Bekasi catat 172 kasus chikungunya ini adalah pengingat bagi kita semua. Meskipun tidak mematikan, penyakit ini sangat mengganggu dan bisa berdampak pada kualitas hidup. Mari bersama-sama, dengan kesadaran dan partisipasi aktif, kita jaga kebersihan lingkungan dan putuskan rantai penularan chikungunya. Kesehatan adalah tanggung jawab kita bersama!

FAQ

Tanya: Apa itu chikungunya dan bagaimana cara penularannya?
Jawab: Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Tanya: Apa saja gejala umum chikungunya yang perlu diwaspadai?
Jawab: Gejala umum chikungunya meliputi demam tinggi mendadak, nyeri sendi yang parah, sakit kepala, nyeri otot, ruam, dan kelelahan.

Tanya: Mengapa lansia disebut paling rentan terhadap chikungunya?
Jawab: Lansia lebih rentan karena daya tahan tubuh mereka yang cenderung menurun, sehingga lebih mudah terserang virus yang dibawa oleh nyamuk.

Tanya: Bagaimana cara melindungi diri dan keluarga dari chikungunya?
Jawab: Cara terbaik adalah dengan mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu, serta memberantas sarang nyamuk dengan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, ditambah menanam tanaman pengusir nyamuk).