Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, tim yang diasuh oleh “The Special One” Jose Mourinho bisa dibuat mati kutu di hadapan pendukung sendiri? Ya, inilah yang terjadi pada pertandingan playoff Liga Champions 2025/2026. Fenerbahce, tim besutan Jose Mourinho, harus puas dengan skor 0-0 melawan SL Benfica, padahal lawan sudah bermain dengan 10 orang! Hasil ini tentu saja menimbulkan pertanyaan besar tentang strategi dan efektivitas timnya.
Melalui artikel ini, kita akan mengupas tuntas mengapa hasil imbang tanpa gol ini sangat merugikan bagi Fenerbahce dan bagaimana ini bisa menjadi batu sandungan besar dalam ambisi mereka mencapai fase grup Liga Champions. Mari kita selami lebih dalam drama sepak bola Eropa ini.
Drama di Istanbul: Fenerbahce Gagal Manfaatkan Keunggulan Jumlah Pemain
Pertandingan leg pertama babak playoff Liga Champions 2025/2026 yang mempertemukan Fenerbahce dengan SL Benfica berlangsung di Stadion Sukru Saracoglu, Istanbul. Sejak awal, atmosfer pertandingan sudah terasa panas, mengingat pentingnya laga ini untuk tiket menuju panggung utama Liga Champions.
Namun, yang paling mengejutkan adalah bagaimana jalannya pertandingan. Pada menit ke-71, bek Benfica, Florentino, harus diganjar kartu merah setelah menerima kartu kuning kedua. Ini berarti Benfica harus bermain dengan 10 orang selama hampir 20 menit terakhir pertandingan, plus waktu tambahan. Sebuah keuntungan besar yang seharusnya bisa dimaksimalkan oleh tim sekelas Jose Mourinho.
Sayangnya, kesempatan emas ini terbuang sia-sia. Tim Jose Mourinho tampak mati kutu dan gagal menembus pertahanan lawan yang bermain dengan jumlah pemain lebih sedikit. Tidak ada gol yang tercipta hingga peluit panjang dibunyikan. Skor 0-0 ini jelas menjadi kerugian besar bagi Fenerbahce, karena leg kedua akan dimainkan di markas Benfica, Lisbon, yang tentunya akan jauh lebih sulit.
Jejak “Mati Kutu” Mourinho: Bukan Kali Pertama di Kancah Eropa?
Hasil imbang tanpa gol melawan 10 pemain lawan ini bukan hanya sekadar hasil minor, melainkan juga menimbulkan pertanyaan apakah ini adalah pola yang mulai sering terlihat dalam tim-tim yang dilatih Jose Mourinho di kompetisi Eropa belakangan ini. Perjalanan Fenerbahce di babak kualifikasi dan playoff Liga Champions memang penuh rintangan.
Bahkan, Mourinho sendiri berpotensi mencatatkan enam musim beruntun tanpa kehadiran di fase grup Liga Champions jika Fenerbahce gagal melaju. Musim lalu, misalnya, Fenerbahce juga terhenti di babak kualifikasi ketiga setelah kalah agregat dari Lille. Ini menunjukkan bahwa jalan menuju kompetisi elite Eropa memang tidak mudah, bahkan bagi pelatih sekaliber “The Special One”.
Fenomena “mati kutu” dalam tim Mourinho juga pernah terlihat dalam kompetisi lain. Ingat ketika AS Roma, tim yang juga pernah dilatihnya, dibantai Bodo/Glimt dengan skor telak 1-6 di ajang Europa Conference League pada Oktober 2021? Saat itu, Mourinho bahkan secara blak-blakan mengakui tanggung jawabnya dan menyebut hanya 13 pemain yang layak di skuadnya.
“Saya memutuskan untuk bermain dengan line-up ini, jadi tanggung jawab ada di saya,” kata sang pelatih kepada Sky Sport Italia kala itu. “Kami kalah melawan tim yang menunjukkan kualitas lebih baik pada malam itu. Sesederhana itu.”
Meskipun konteksnya berbeda (playoff Liga Champions vs. fase grup Conference League), kegagalan mencetak gol melawan 10 pemain di kandang sendiri tetap menjadi catatan yang kurang baik dan mengindikasikan bahwa timnya terkadang kesulitan menemukan solusi saat dihadapkan pada situasi yang seharusnya menguntungkan.
Sekilas Hasil Playoff Liga Champions Lainnya (Leg 1)
Selain pertandingan antara Fenerbahce dan Benfica, ada beberapa laga menarik lainnya di leg pertama playoff Liga Champions 2025/2026 yang juga patut disimak:
Pertandingan | Skor Akhir | Catatan |
---|---|---|
Fenerbahce vs Benfica | 0-0 | Tim Mourinho “mati kutu” lawan 10 pemain. |
Basel vs Copenhagen | 1-1 | Laga ketat, peluang masih terbuka lebar di leg kedua. |
Celtic vs Kairat Almaty | 0-0 | Kiper Kairat tampil gemilang menahan serangan Celtic. |
Bodo/Glimt vs Sturm Graz | 5-0 | Kemenangan telak yang hampir memastikan lolos Bodo/Glimt. |
Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa persaingan menuju fase grup Liga Champions sangat ketat, dan setiap tim berjuang keras untuk mendapatkan tempat di kompetisi paling bergengsi di Eropa itu.
Asa Tipis Menuju Fase Grup Liga Champions
Dengan hasil skor 0-0 di kandang sendiri, Fenerbahce dan Jose Mourinho kini menghadapi tugas berat di leg kedua yang akan berlangsung di Lisbon. Keunggulan kandang akan menjadi milik Benfica, dan situasi “mati kutu” seperti yang terjadi di Istanbul tidak boleh terulang jika mereka ingin mewujudkan mimpi bermain di Liga Champions.
Perjalanan Jose Mourinho untuk kembali ke panggung utama sepak bola Eropa bersama Fenerbahce memang penuh tantangan. Namun, dalam sepak bola, apapun bisa terjadi. Kita nantikan apakah “The Special One” mampu meracik strategi jitu untuk membalikkan keadaan dan membawa timnya lolos ke fase grup Liga Champions.