Terungkap! Benarkah Penggunaan Sunscreen Bikin Penyerapan Vitamin D Berkurang?

Dipublikasikan 2 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sih yang tidak ingin kulit terlindungi dari sengatan matahari yang terik, namun di sisi lain juga ingin mendapatkan asupan vitamin D yang cukup? Pertanyaan ini seringkali menghantui banyak orang: benarkah penggunaan sunscreen sebabkan penyerapan vitamin berkurang? Kekhawatiran ini muncul karena kita tahu, vitamin D sebagian besar diproduksi di kulit saat terpapar sinar matahari.

Terungkap! Benarkah Penggunaan Sunscreen Bikin Penyerapan Vitamin D Berkurang?

Penggunaan tabir surya, benarkah menghambat penyerapan vitamin D esensial bagi kesehatan tulang dan imunitas tubuh?

Nah, mari kita kupas tuntas mitos atau fakta di balik isu ini agar Anda bisa tetap menjaga kesehatan kulit dan tubuh tanpa rasa waswas. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana sunscreen bekerja, pentingnya vitamin D, serta cara cerdas untuk mendapatkan keduanya secara seimbang.

Mengapa Vitamin D Begitu Penting bagi Tubuh Kita?

Sebelum membahas hubungan dengan sunscreen, penting untuk memahami mengapa vitamin D begitu krusial. Vitamin D adalah nutrisi esensial yang berperan layaknya hormon dalam tubuh. Fungsinya sangat beragam, mulai dari menjaga kesehatan tulang dan gigi dengan membantu penyerapan kalsium, mendukung sistem imun agar tubuh lebih kuat melawan infeksi, hingga membantu sistem saraf mengirim sinyal ke seluruh tubuh. Bahkan, beberapa penelitian mengaitkan kadar vitamin D yang cukup dengan penurunan risiko depresi dan menjaga fungsi jantung optimal.

Jika tubuh kekurangan vitamin D (defisiensi vitamin D), Anda bisa mengalami berbagai gejala seperti kelelahan berlebihan, nyeri otot dan tulang, kelemahan, hingga lebih mudah terserang infeksi. Pada kasus yang parah, kekurangan ini bisa menyebabkan masalah tulang serius seperti osteoporosis pada dewasa atau rakhitis pada anak-anak.

Sumber Utama Vitamin D: Sinar Matahari dan Lainnya

Tubuh kita memiliki kemampuan luar biasa untuk memproduksi vitamin D sendiri. Proses ini terjadi ketika kulit terpapar sinar ultraviolet B (UVB) dari matahari. Sinar UVB berinteraksi dengan protein di kulit, mengubahnya menjadi vitamin D3, bentuk aktif vitamin D.

Namun, produksi vitamin D dari sinar matahari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti musim, waktu hari, kondisi cuaca, polusi, hingga warna kulit seseorang. Semakin gelap kulit, semakin banyak melanin yang dimilikinya, yang secara alami mengurangi kemampuan kulit memproduksi vitamin D dari paparan sinar matahari.

Selain dari matahari, kita juga bisa mendapatkan vitamin D dari beberapa sumber lain, lho:

  • Makanan Kaya Vitamin D: Ikan berlemak seperti salmon, tuna, makarel, dan sarden adalah sumber terbaik. Jumlah kecil juga terdapat dalam kuning telur, hati sapi, dan jamur.
  • Makanan yang Difortifikasi: Banyak produk makanan umum seperti susu, sereal, yogurt, dan jus jeruk kini diperkaya dengan vitamin D.
  • Suplemen: Jika dirasa asupan dari matahari dan makanan kurang, suplemen vitamin D bisa menjadi pilihan, namun sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter untuk dosis yang tepat.

Mitos atau Fakta: Sunscreen dan Penyerapan Vitamin D

Inilah inti dari pertanyaan kita: benarkah penggunaan sunscreen sebabkan penyerapan vitamin berkurang? Kabar baiknya, berdasarkan banyak penelitian dan pendapat ahli, anggapan ini tidak sepenuhnya benar atau setidaknya memiliki dampak yang sangat minimal terhadap kadar vitamin D dalam tubuh.

Para ahli onkologi radiasi, seperti Robert Den dari Alpha Tau Medical, menegaskan bahwa sunscreen tidak berdampak signifikan terhadap kadar vitamin D. Studi klinis yang ada menunjukkan bahwa orang yang menggunakan sunscreen setiap hari tetap dapat mempertahankan kadar vitamin D mereka. Sebuah meta-analisis di British Journal of Dermatology (2019) juga menyimpulkan bahwa penggunaan tabir surya hanya memiliki sedikit atau tidak ada dampak pada konsentrasi vitamin D dalam tubuh.

Mengapa Sunscreen Tidak Sepenuhnya Menghalangi Produksi Vitamin D?

Meskipun sunscreen diformulasikan untuk menghalangi sinar UVB (yang memicu produksi vitamin D), perlu diingat bahwa tidak ada sunscreen yang 100% memblokir sinar matahari. Bahkan sunscreen dengan SPF tinggi sekalipun masih memungkinkan sebagian kecil sinar UV menembus kulit.

Sebagai contoh, sunscreen SPF 15 menyaring sekitar 93% sinar UVB, SPF 30 menyaring 97%, dan SPF 50 menyaring 98%. Ini berarti, masih ada sekitar 2 hingga 7 persen sinar UVB yang akan mengenai kulit Anda. Jumlah ini, menurut para ahli, sudah cukup untuk merangsang produksi vitamin D di kulit.

Kesalahan Umum dalam Aplikasi Sunscreen yang Justru Membantu Penyerapan Vitamin D

Ironisnya, salah satu alasan mengapa sunscreen tidak terlalu menghambat produksi vitamin D adalah karena banyak orang tidak mengaplikasikannya secara sempurna! Faktanya, sebagian besar dari kita seringkali:

  • Mengaplikasikan terlalu sedikit: Jumlah sunscreen yang dioleskan seringkali jauh di bawah rekomendasi (yaitu sekitar 2 mg/cm² atau setara satu sendok teh untuk wajah dan leher, atau sekitar satu ons untuk seluruh tubuh).
  • Tidak rutin mengulang aplikasi: Sunscreen perlu dioleskan ulang setiap 2-3 jam, atau lebih sering jika berkeringat atau berenang.
  • Ada area yang terlewat: Bagian tubuh seperti telinga, leher belakang, atau punggung tangan seringkali luput dari aplikasi sunscreen.

Semua “ketidaksempurnaan” ini berarti kulit Anda tetap mendapatkan paparan sinar matahari dalam jumlah terbatas, yang secara kebetulan cukup untuk memicu produksi vitamin D, tanpa meningkatkan risiko kerusakan kulit secara drastis.

Dilema Perlindungan Kulit vs. Kebutuhan Vitamin D: Bagaimana Solusinya?

Jadi, apakah ini berarti kita bisa mengabaikan sunscreen? Tentu tidak! Bahaya paparan sinar UV berlebihan terhadap kulit sangat nyata, mulai dari penuaan dini (flek hitam, keriput), kulit terbakar (sunburn), hingga peningkatan risiko kanker kulit. Sinar UVA dan UVB telah terbukti merusak DNA sel kulit.

Analogi sederhananya, seperti yang disebutkan para ahli: tidak memakai sunscreen karena takut kekurangan vitamin D itu ibarat tidak memakai masker saat pandemi karena takut muncul jerawat (maskne). Selalu ada cara yang lebih baik untuk menjaga kesehatan satu bagian tubuh tanpa harus mengorbankan bagian lainnya.

Lalu, bagaimana cara mendapatkan vitamin D yang cukup sekaligus melindungi kulit? Ini dia strateginya:

Paparan Sinar Matahari yang Bijak dan Terukur

Tubuh tidak membutuhkan waktu lama untuk memproduksi vitamin D yang cukup. Cukup 10-15 menit paparan sinar matahari langsung pada wajah, lengan, dan kaki, 2-3 kali seminggu sudah cukup. Waktu terbaik adalah di pagi hari sekitar pukul 9 pagi atau sore hari setelah pukul 4 sore, saat intensitas sinar UV tidak terlalu tinggi. Setelah durasi tersebut, segera gunakan sunscreen dan perlindungan lainnya.

Sumber Vitamin D Selain Sinar Matahari

Seperti yang sudah dibahas, Anda bisa mengandalkan makanan kaya vitamin D seperti ikan berlemak, kuning telur, jamur, atau makanan yang sudah difortifikasi. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter untuk suplemen vitamin D guna memastikan kebutuhan harian Anda terpenuhi.

Pentingnya Melindungi Kulit dari Bahaya Sinar UV

Para dokter kulit sangat menganjurkan perlindungan matahari yang bijak. Gunakan sunscreen broad-spectrum (melindungi dari UVA dan UVB) dengan SPF minimal 30 setiap hari, bahkan saat mendung atau di dalam ruangan dekat jendela. Selain itu, kombinasikan dengan perlindungan fisik seperti:

  • Mengenakan pakaian pelindung (lengan panjang, celana panjang).
  • Memakai topi bertepi lebar.
  • Menggunakan kacamata hitam yang menyaring UV.
  • Mencari tempat teduh, terutama pada jam-jam puncak matahari (pukul 10 pagi hingga 4 sore).

Kesimpulan

Jadi, anggapan bahwa penggunaan sunscreen sebabkan penyerapan vitamin berkurang secara signifikan adalah kekhawatiran yang tidak perlu. Sunscreen tidak sepenuhnya memblokir sinar UVB, dan faktanya, banyak orang tidak mengaplikasikannya secara sempurna, sehingga masih ada cukup paparan untuk produksi vitamin D.

Fokuslah pada pendekatan yang seimbang: tetap gunakan sunscreen secara rutin dan benar untuk melindungi kulit dari risiko kanker kulit dan penuaan dini yang serius. Di sisi lain, penuhi kebutuhan vitamin D Anda melalui paparan sinar matahari yang bijak dan terukur, konsumsi makanan kaya vitamin D, atau suplemen sesuai anjuran medis. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan manfaat optimal dari keduanya, untuk kulit yang sehat dan tubuh yang kuat!

FAQ

Tanya: Apakah sunscreen benar-benar menghalangi semua produksi vitamin D?
Jawab: Sunscreen memang dapat mengurangi produksi vitamin D, namun tidak sepenuhnya menghalangi, terutama jika digunakan dengan benar.

Tanya: Bagaimana cara mendapatkan vitamin D yang cukup jika saya rutin memakai sunscreen?
Jawab: Anda bisa mendapatkan vitamin D dari makanan kaya vitamin D atau suplemen, serta berjemur singkat di bawah sinar matahari tanpa sunscreen pada waktu yang aman.

Tanya: Apa saja risiko kekurangan vitamin D yang perlu saya waspadai?
Jawab: Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelelahan, nyeri otot dan tulang, kelemahan, serta penurunan fungsi imun.

Tanya: Seberapa efektif sunscreen dalam melindungi kulit dari sinar matahari?
Jawab: Efektivitas sunscreen tergantung pada SPF dan cara penggunaannya, namun secara umum efektif dalam memblokir sinar UV yang berbahaya.