Pengakuan Pilu Ibu Kandung Misri, Terdakwa Pembunuhan Brigadir MN: “Anakku Cuma Bantu, Bukan Pelaku!”

Dipublikasikan 12 Juli 2025 oleh admin
Kriminal

Kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, seorang anggota Propam Polda NTB, di Gili Trawangan memang menyita perhatian publik. Terlebih, setelah salah satu tersangka yang ditetapkan adalah seorang wanita muda bernama Misri Puspita Sari. Namun, di balik penetapan tersangka ini, ada suara pilu dari keluarga, khususnya sang ibu kandung, Lita Krisna, yang merasa anaknya terperangkap dalam situasi yang tidak adil.

Pengakuan Pilu Ibu Kandung Misri, Terdakwa Pembunuhan Brigadir MN:

**Misri Puspita Sari, terdakwa kasus tewasnya Brigadir MN, mengaku hanya membantu dan membantah menjadi pelaku utama dalam insiden yang menggemparkan Gili Trawangan.**

Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam pengakuan ibu kandung Misri terdakwa pembunuhan Brigadir MN, mengungkap sisi lain dari kasus yang masih menyimpan banyak tanya ini. Mari kita ikuti kisah yang menyentuh hati ini, dari sudut pandang seorang ibu yang berjuang untuk keadilan anaknya.

Sosok Misri di Mata Keluarga: Tulang Punggung yang Bertanggung Jawab

Siapa sebenarnya Misri Puspita Sari ini? Gadis berusia 23 tahun asal Desa Mendalo Darat, Muaro Jambi, Provinsi Jambi, ini ternyata memiliki peran yang sangat besar dalam keluarganya. Menurut pengakuan Lita Krisna, sang ibu, Misri bukanlah sosok yang sembarangan. Ia adalah putri sulung yang sangat bertanggung jawab.

Sejak sang ayah meninggal dunia pada tahun 2022, Misri secara otomatis menjadi tulang punggung keluarga. Bayangkan saja, ia membiayai kelima adik-adiknya untuk bersekolah. Setiap bulan, uang kiriman dari perantauan selalu Misri kirimkan untuk kebutuhan keluarga, termasuk biaya sekolah adik-adiknya. Lita Krisna bahkan menuturkan, Misri sempat berjanji akan mengirim uang lagi untuk biaya kuliah adiknya dan masuk TK adiknya yang paling kecil, setelah kembali dari Lombok. Sebuah bukti nyata betapa besar pengorbanannya untuk keluarga.

Detik-detik Misri Terseret Kasus Pembunuhan Brigadir MN di Gili Trawangan

Keterlibatan Misri dalam kasus pembunuhan Brigadir Muhammad Nurhadi berawal dari sebuah undangan. Pada bulan April 2025, Misri yang saat itu sedang berada di Bali, menerima tawaran untuk datang ke Lombok dari Kompol I Made Yogi Purusa Utama. Kompol Yogi sendiri saat itu menjabat sebagai pejabat sementara (PS) Kasubdit Paminal Bidpropam Polda NTB.

Menurut penasihat hukum Misri, Yan Mangandar, Misri hanya memiliki waktu pada tanggal 16 dan 17 April 2025 untuk memenuhi undangan tersebut, dengan bayaran sebesar Rp10 juta. Misri tiba di Lombok menggunakan speedboat pada Rabu, 16 April 2025, pukul 13.30 WITA, di mana semua biaya transportasi ditanggung oleh Kompol Yogi. Peristiwa tragis yang menewaskan Brigadir Nurhadi kemudian terjadi di Villa Tekek Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, pada tanggal yang sama.

Tangisan dan Curhat Misri kepada Sang Ibu: “Ayuk Dituduh!”

Kabar penetapan Misri sebagai tersangka tentu saja mengejutkan Lita Krisna. Ia mengaku sangat terkejut dan tidak yakin anak sulungnya itu terlibat dalam pembunuhan Brigadir MN. Lita merasa anaknya dipojokkan dan dijadikan kambing hitam dalam kasus ini.

Yang lebih memilukan, Misri sempat mencurahkan isi hatinya kepada sang ibu melalui telepon. Dengan suara tangis yang pecah, Misri mengeluhkan ketidakadilan yang ia alami. “Dia sempat curhat, ‘Mama, kok Ayuk dituduh, Ayuk tidak tahu sama sekali, padahal Ayuk bantu.’ Jadi dia tertuduh,” ungkap Lita Krisna dengan nada sedih. Misri bersikeras bahwa ia bukan pelaku, melainkan hanya membantu saat jenazah Brigadir Nurhadi ditemukan tak bernyawa di kolam renang.

Keluarga semakin merasa janggal karena Misri ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan lebih dulu, sementara dua anggota polisi lainnya yang juga terlibat, yaitu Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra, sempat tidak ditahan dengan alasan kooperatif.

Kejanggalan Kasus dan Harapan Keluarga Misri

Hati seorang ibu memang tak bisa dibohongi. Lita Krisna menyatakan keyakinannya 100 persen bahwa anaknya tidak terlibat dalam pembunuhan Brigadir Nurhadi. Ia merasa Misri terzalimi oleh “kekuasaan orang kaya atau pejabat.”

“Aku yakin, hati seorang ibu itu yakin 100 persen anakku tidak terlibat. Tapi ini kekuasaan orang kaya atau pejabat emang kalah orang miskin. memang terzalimi. Kalau ibarat bahasa Jambi lempar batu sembunyi tangan,” tegas Lita Krisna, menggambarkan perasaan tak berdaya di hadapan kekuatan yang lebih besar.

Hingga kini, kematian Brigadir Nurhadi masih menyisakan teka-teki. Meskipun Polda NTB telah menetapkan tiga tersangka, termasuk Misri, polisi menduga Brigadir Nurhadi tewas di kolam Villa Tekek akibat dianiaya. Hasil autopsi bahkan menunjukkan adanya patah pada tulang lidah korban yang diduga akibat cekikan. Namun, penyidik hingga saat ini masih mendalami siapa pelaku penganiayaan yang sebenarnya. Keluarga Misri sangat berharap agar polisi dapat menerangkan kasus ini secara transparan dan mencari keadilan yang seadil-adilnya.

Menanti Titik Terang dalam Kasus Brigadir MN

Kasus pembunuhan Brigadir Muhammad Nurhadi ini memang kompleks, dengan berbagai lapisan cerita dan sudut pandang. Pengakuan ibu kandung Misri terdakwa pembunuhan Brigadir MN menjadi pengingat bahwa di balik setiap kasus, ada kisah manusiawi yang mungkin terlewatkan. Lita Krisna, dengan segala keyakinannya, terus berharap kebenaran akan terungkap dan anaknya mendapatkan keadilan.

Kita semua tentu berharap agar pihak berwenang dapat mengungkap tuntas misteri di balik kematian Brigadir Nurhadi, memastikan bahwa tidak ada yang terzalimi, dan keadilan dapat ditegakkan bagi semua pihak yang terlibat. Mari kita terus ikuti perkembangan kasus ini dengan seksama.

Pengakuan Pilu Ibu Kandung Misri, Terdakwa Pembunuhan Brigadir MN: “Anakku Cuma Bantu, Bukan Pelaku!” - zekriansyah.com