Kabar mengejutkan datang dari Jambi. Sebuah berita yang membuat banyak orang terperangah, terutama keluarga besar Misri Puspita Sari. Gadis muda berusia 23 tahun yang dikenal sebagai model berprestasi dan tulang punggung keluarga ini tiba-tiba terjerat dalam kasus kematian anggota Bid Propam Polda NTB, Brigadir Muhammad Nurhadi, di Gili Trawangan, Lombok. Bagaimana bisa seorang yang dikenal baik dan berprestasi seperti Misri terseret dalam pusaran kasus yang begitu rumit? Artikel ini akan mengupas tuntas kronologi dan reaksi keluarga atas penetapan status tersangka terhadap Misri.
Ilustrasi untuk artikel tentang Keluarga Kaget: Misri Puspita Sari, Model Berprestasi, Terjerat Kasus Kematian Brigadir Nurhadi di Lombok
Pelajari lebih lanjut tentang dugaan penganiayaan atasan di sini: dugaan penganiayaan atasan.
Mari kita selami lebih dalam kisah Misri dan kehebohan yang menyelimuti keluarganya, serta duduk perkara kasus kematian Brigadir Nurhadi yang masih menyisakan banyak tanda tanya.
Awal Mula Keterlibatan Misri: Pamit Kerja, Pulang Bawa Kabar Duka
Bagi keluarga di Jambi, kepergian Misri Puspita Sari ke Lombok adalah untuk bekerja. Tidak ada yang aneh. Misri memang dikenal sebagai sosok yang mandiri dan pekerja keras, selalu ingin membantu keluarganya. Namun, siapa sangka, perjalanan kerja itu justru berujung pada kabar yang sangat mengejutkan dan menyedihkan.
Tante Misri, Neni, mengungkapkan betapa keluarga kaget Misri terjerat kasus kematian Brigadir Nurhadi. “Tiba-tiba, ada kabar terjerat kasus pembunuhan. Kami di sini terkejut,” kata Neni. Misri sempat berkomunikasi melalui telepon dengan keluarganya di Jambi, dan saat itu, ia menangis. Misri mengaku dirinya sebenarnya hanya membantu korban, namun malah ditetapkan sebagai tersangka. Sebuah pengakuan yang tentu membuat hati keluarga makin pilu.
Sosok Misri di Mata Keluarga: Dari Gadis Pendiam hingga Tulang Punggung
Misri Puspita Sari bukanlah sembarang gadis. Di kampung halamannya di Jambi, ia dikenal sebagai “gadis pendiam” dengan perangai yang baik. Jejak masa lalu Misri menunjukkan bahwa ia adalah siswi cemerlang di SMAN 11 Muaro Jambi, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Salah satu prestasi paling menonjol Misri adalah di dunia modeling. Sejak TK hingga SMA, ia aktif menggeluti dunia ini dan berhasil meraih berbagai penghargaan, seperti Duta Inklusi Keuangan dan Gadis Photogenic. Bahkan, ia pernah mengikuti pemilihan Bujang Gadis Kota Jambi.
Namun, di balik gemerlap prestasinya, Misri memikul tanggung jawab besar. Sejak ayahnya meninggal dunia pada tahun 2022, Misri menjadi tulang punggung keluarga. Ia membiayai sekolah kelima adiknya dan rutin mengirimkan uang kepada keluarga di Jambi. Neni, bibi Misri, sangat yakin keponakannya tidak terlibat dalam kasus pembunuhan ini. “Kami mau keadilan kayak manapun dia nggak ada jahat. Semut pun nggak mau dia sakitin apalagi orang, begitu lah sifatnya,” ungkap Neni, menggambarkan betapa lembutnya sifat Misri.
Misteri Kematian Brigadir Nurhadi dan Peran Misri di TKP
Kematian Brigadir Muhammad Nurhadi terjadi pada 16 April 2025 di sebuah vila di Gili Trawangan, Lombok Utara. Brigadir Nurhadi ditemukan tewas di kolam vila tersebut setelah sebuah pesta. Polda NTB telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini: Misri Puspita Sari, Kompol I Made Yogi Purusa Utama, dan Ipda Haris Chandra. Dua nama terakhir adalah rekan sejawat dan atasan Brigadir Nurhadi.
Misri sendiri mengaku tidak mengetahui terkait peristiwa penganiayaan terhadap Brigadir Nurhadi, meskipun ia berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Menurut kuasa hukumnya, Yan Mangandar, Misri hanya melihat Brigadir Nurhadi masih berenang di kolam, sementara dirinya sedang membersihkan diri di kamar mandi.
Hasil autopsi menunjukkan adanya dugaan penganiayaan yang mengakibatkan kematian Brigadir Nurhadi, termasuk ditemukan patah pada tulang lidah korban yang diduga akibat cekikan. Meski begitu, penyidik hingga kini belum menemukan siapa pelaku penganiayaan tersebut. Kasus ini masih dalam pendalaman pihak kepolisian.
Tuntutan Keadilan dan Kekhawatiran Keluarga
Keluarga Misri kini menuntut kepastian hukum dan merasa Misri disudutkan di media sosial. Mereka menyayangkan perlakuan yang berbeda terhadap Misri dibandingkan dua tersangka lainnya yang merupakan anggota polisi, yang sempat tidak ditahan dengan alasan kooperatif. Neni merasa Misri diperlakukan seolah-olah sebagai pelaku utama, ditangkap dan ditahan lebih dulu.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada mental Misri, tetapi juga pada keuangan keluarga. Adik Misri terpaksa menunda rencana kuliah karena terbentur dana, dan adik bungsunya juga menunda masuk TK. Ini adalah pukulan berat bagi keluarga yang sangat mengandalkan Misri sebagai penopang utama.
“Dia bilang, saat kembali ke (balik dari) Lombok, dia akan mengirimkan uang untuk biaya adiknya yang masuk kuliah, serta adiknya yang kecil mau masuk TK,” tutur ibu Misri, IM, dengan nada sedih, menggambarkan harapan yang kini terganjal.
Mencari Titik Terang dalam Kasus yang Membingungkan
Kasus kematian Brigadir Nurhadi memang masih menyisakan banyak pertanyaan. Penetapan Misri Puspita Sari sebagai tersangka telah mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga Misri yang mengenalnya sebagai sosok yang jauh dari bayangan seorang kriminal. Mereka berharap ada keadilan dan kejelasan dalam proses hukum yang sedang berjalan.
Semoga kasus ini segera menemukan titik terang, dan kebenaran dapat terungkap sepenuhnya. Kita semua berharap agar proses hukum berjalan transparan dan adil bagi semua pihak yang terlibat, terutama bagi Misri Puspita Sari dan keluarganya yang kini sedang berjuang mencari keadilan.