Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tidak ingin hidup sehat? Tentu saja semua orang! Di tengah hiruk pikuk Ibu Kota, menjaga kesehatan seringkali terasa seperti tantangan tersendiri. Namun, tahukah Anda bahwa ada cara sederhana dan efektif yang bisa kita lakukan bersama untuk melindungi diri dan keluarga dari berbagai penyakit menular? Ya, jawabannya adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Ilustrasi ini menampilkan masyarakat yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya pencegahan penyakit menular yang diimbau oleh Dinkes DKI Jakarta.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta secara konsisten mengimbau masyarakat untuk menerapkan PHBS sebagai kunci utama cegah penyebaran penyakit. Mulai dari ancaman campak hingga cacar monyet yang sempat menjadi perhatian, PHBS terbukti menjadi garda terdepan. Artikel ini akan mengajak Anda memahami mengapa PHBS begitu penting dan bagaimana kita bisa menjadikannya bagian tak terpisahkan dari gaya hidup sehari-hari.
PHBS: Perisai Utama Melawan Penyakit
PHBS bukanlah sekadar slogan, melainkan sekumpulan perilaku yang kita praktikkan atas dasar kesadaran. Menurut Kementerian Kesehatan, PHBS adalah upaya mandiri seseorang, keluarga, kelompok, atau masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. Ini adalah fondasi penting untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, berulang kali menekankan pentingnya PHBS. “PHBS, perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungannya dibersihkan, dibiasakan mencuci tangan dengan air mengalir, pakai sabun,” ujarnya. Kebiasaan baik ini, yang bahkan sudah digaungkan sejak pandemi COVID-19, diharapkan terus menjadi pola hidup masyarakat.
Kunci PHBS dalam Keseharian Kita
Menerapkan PHBS tidak serumit yang dibayangkan. Ada beberapa langkah praktis yang bisa langsung kita masukkan ke dalam rutinitas:
- Rajin Cuci Tangan: Ini adalah langkah paling fundamental. Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan, setelah bepergian, atau setelah beraktivitas. Tangan adalah medium utama penularan banyak kuman dan virus.
- Gunakan Masker: Saat Anda sakit (batuk atau pilek) atau berinteraksi dengan orang sakit, memakai masker adalah bentuk kepedulian. Ini juga penting saat kualitas udara sedang buruk.
- Jaga Kebersihan Lingkungan: Pastikan rumah dan lingkungan sekitar Anda bersih. Buang sampah pada tempatnya dan berantas jentik nyamuk. Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat.
- Konsumsi Makanan Bergizi dan Istirahat Cukup: Daya tahan tubuh yang kuat adalah benteng terbaik melawan infeksi. Lengkapi asupan gizi dengan sayur dan buah, serta pastikan tidur Anda berkualitas.
- Jaga Kesehatan Reproduksi dan Setia pada Pasangan: Ini adalah aspek penting dalam pencegahan penyakit menular tertentu, seperti cacar monyet.
Waspada Penyakit Menular: Campak dan Cacar Monyet
Dinkes DKI Jakarta terus memantau dan berupaya cegah penularan berbagai penyakit menular. Dua di antaranya yang sempat menjadi sorotan adalah campak dan cacar monyet.
Melawan Campak: Ancaman yang Tak Boleh Diremehkan
Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Morbillivirus dan ditularkan melalui droplet (percikan pernapasan). Penyakit ini sangat mudah menular dan bisa menjadi serius, terutama pada anak-anak, bahkan berpotensi menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga, diare, pneumonia, hingga kerusakan otak.
Data dari Pemprov DKI Jakarta mencatat sebanyak 218 kasus campak per awal September 2025, ditambah dengan 63 kasus rubella, tanpa ada kematian yang dilaporkan. Angka ini mengingatkan kita betapa pentingnya kewaspadaan.
Cacar Monyet: Gejala dan Pencegahannya
Pada tahun 2023, DKI Jakarta juga mencatat adanya kasus cacar monyet (Monkeypox). Hingga akhir Oktober 2023, tercatat delapan kasus terkonfirmasi di Jakarta, sebagian besar menimpa pasien laki-laki berusia 26-32 tahun.
Gejala khas cacar monyet meliputi demam, nyeri tulang dan otot, lenting berisi air atau luka pada kulit, serta pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher, atau lipat paha. Untuk cegah penularan, selain PHBS, disarankan untuk menghindari kontak kulit langsung dengan pasien yang memiliki luka kulit. Pasien yang terkonfirmasi juga wajib menjalani isolasi hingga sembuh total.
Imunisasi: Benteng Perlindungan Tambahan
Selain PHBS, imunisasi adalah upaya cegah yang sangat efektif, terutama untuk campak. Imunisasi campak diberikan tiga kali pada anak, yaitu saat berusia 9 bulan, 18 bulan, dan usia SD kelas 1. Dinkes DKI Jakarta mengajak seluruh keluarga untuk memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal demi kekebalan optimal.
PHBS di Berbagai Tatanan: Lebih dari Sekadar Rumah
PHBS tidak hanya berlaku di rumah. Penerapannya harus menyeluruh di berbagai tempat agar manfaatnya optimal. Berikut adalah lima tatanan PHBS yang perlu kita perhatikan:
- PHBS di Rumah Tangga: Tidak merokok, menggunakan air bersih, mencuci tangan, makan buah dan sayur, beraktivitas fisik, dan memberantas jentik nyamuk.
- PHBS di Institusi Pendidikan: Tidak merokok di lingkungan sekolah, mencuci tangan, olahraga teratur, konsumsi jajanan sehat, dan membuang sampah pada tempatnya.
- PHBS di Tempat Kerja: Tidak merokok, membuang sampah di tempatnya, mencuci tangan, olahraga teratur, konsumsi makanan sehat, dan menggunakan APD jika diperlukan.
- PHBS di Tempat Umum: Mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, tidak meludah sembarangan, dan menggunakan masker.
- PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Mencuci tangan, menggunakan jamban sehat, membuang sampah medis dengan benar, dan menjaga kebersihan fasilitas.
Penerapan PHBS juga sangat vital untuk menghadapi dampak penurunan kualitas udara, lho! Dengan menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi emisi, dan menggunakan pelindung diri, kita bisa meminimalkan risiko gangguan pernapasan.
Peran Aktif Masyarakat dan Fasilitas Kesehatan
Dinkes DKI Jakarta sangat membutuhkan kerja sama dan peran serta aktif seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari camat, lurah, RT, RW, PKK, tokoh agama, hingga para pendidik di sekolah, semua diajak untuk bersama-sama menggerakkan masyarakat dalam mendukung upaya kesehatan.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala penyakit menular seperti yang disebutkan di atas, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Bagi yang pernah kontak erat dengan pasien positif, diharapkan kooperatif saat dihubungi tenaga kesehatan dan bersedia menjalani pemeriksaan. Masyarakat juga bisa aktif melaporkan masalah kesehatan di lingkungannya melalui kader kesehatan, Puskesmas setempat, atau kanal aduan Dinkes DKI.
Kesimpulan
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah investasi terbaik untuk kesehatan kita dan orang-orang di sekitar. Dinkes DKI Jakarta terus mengimbau masyarakat untuk menjadikan PHBS sebagai gaya hidup, bukan hanya saat ada wabah. Dengan langkah-langkah sederhana seperti cuci tangan, menjaga kebersihan, dan melengkapi imunisasi, kita bisa menjadi perisai ampuh cegah berbagai penyakit menular, dari campak hingga cacar monyet. Mari bersama-sama ciptakan Jakarta yang lebih bersih, sehat, dan bebas penyakit!