Kisah Pilu Ibu dan Anak Korban Kekerasan Seksual di Pemalang: Mengungsi ke Kandang Ayam Karena Ancaman Pelaku

Dipublikasikan 27 Juni 2025 oleh admin
Kriminal

Kisah pilu menimpa sebuah keluarga di Pemalang, Jawa Tengah. Seorang ibu dan anak perempuannya yang menjadi korban kekerasan seksual harus menghadapi kenyataan pahit: mengungsi dan tinggal di tempat yang tak biasa, yaitu sebuah kandang ayam. Keputusan berat ini diambil demi keselamatan mereka, karena ancaman dari pelaku yang terus menghantui.

Mengapa mereka harus mengalami cobaan seberat ini? Bagaimana kronologi kejadiannya, dan langkah apa yang sudah diambil untuk membantu mereka? Artikel ini akan mengulas tuntas cerita memilukan ini, agar kita semua bisa lebih peka terhadap isu kekerasan seksual dan pentingnya perlindungan bagi para korban.

Berawal dari Teror di Rumah Sendiri

Peristiwa tragis ini menimpa C (32 tahun) dan putrinya yang masih berusia 13 tahun, warga Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang. Pelaku kekerasan seksual ini diketahui berinisial CAS, yang tak lain adalah tetangga mereka sendiri di desa yang sama.

Kejadian memilukan ini terungkap pada akhir April hingga awal Mei lalu. Aksi bejat pelaku dilakukan di rumah korban, seringkali pada malam hari. Rumah keluarga ini terbilang sederhana, terbuat dari kayu papan. Meski dikunci, ada celah yang memungkinkan orang lain masuk.

Menurut keterangan Kas, suami sekaligus ayah korban, istrinya, C, diperkosa di depan anak-anak mereka pada akhir April. Sementara itu, putrinya yang masih di bawah umur juga dicabuli pelaku sebanyak empat kali, dengan kejadian terakhir pada awal Mei.

“Dilakukan di rumah semua, saat malam. Kalau anak saya saat anak saya sendirian, istri pas di luar rumah,” kata Kas, seperti dikutip dari berbagai sumber.

Sang ibu, C, menceritakan bahwa ia sempat memergoki pelaku masuk ke rumah dan hendak mencabuli putrinya. Saat itu, ia sedang tidur bersama anak-anaknya, sementara suaminya bekerja di Pekalongan.

“Masuk lewat mana, tidak tahu. Saya terbangun karena ada suara mencurigakan. Ternyata dia (pelaku) sudah di dalam kamar,” ungkap C sambil menangis.

C sempat berupaya mengusir pelaku, namun bukannya pergi, pelaku justru memperkosanya di depan keempat anaknya.

Ancaman Pelaku Memicu Ketakutan Hingga Mengungsi

Setelah kejadian mengerikan itu, baik C maupun putrinya memilih bungkam. Mereka tidak berani menceritakan apa yang menimpa mereka kepada siapa pun, termasuk kepada Kas, suami dan ayah mereka. Alasan utama di balik kebisuan ini adalah ancaman serius dari pelaku.

“Awalnya, saya tidak tahu kejadiannya, istri dan anak tidak cerita. Kalau cerita, pelaku mengancam akan membunuh,” ungkap Kas.

Ancaman itu membuat mereka hidup dalam ketakutan selama sebulan penuh. Barulah setelah sekitar sebulan, sang anak memberanikan diri untuk bercerita kepada ibunya, dan kemudian sang ibu menceritakan semuanya kepada suaminya.

Mendengar kabar yang menghancurkan hati itu, Kas, sang suami, segera mengambil tindakan. Demi keamanan dan keselamatan istri serta anak-anaknya, ia memutuskan untuk membawa seluruh keluarganya mengungsi. Mereka pergi jauh dari desa tempat kejadian, menuju Pekalongan, tempat Kas bekerja.

Tempat pengungsian mereka pun jauh dari kata layak. Keluarga beranggotakan enam orang ini terpaksa tinggal di sebuah bilik kayu di dalam kandang ayam, beralaskan terpal dan kardus.

“Biar tenang di sini, saya bisa memantau langsung. Ya betah tidak betah. Untungnya ayam sudah dipanen, ada sekitar 13 ribu ayam, beberapa hari lalu,” kata Kas, menjelaskan kondisi di tempat mereka mengungsi.

Kondisi di kandang ayam ini tentu sangat tidak nyaman, apalagi dengan adanya anak-anak kecil. Kandang itu juga masih menyisakan bau, menggambarkan betapa memprihatinkannya situasi yang mereka hadapi. Mereka bertekad untuk tidak kembali ke rumah sebelum pelaku ditangkap dan keamanan terjamin.

Perjuangan Mencari Keadilan dan Harapan Bantuan

Tidak ingin kejadian serupa terulang dan demi mencari keadilan, keluarga korban, didampingi seorang pengacara bernama Jimmy Muslimin, akhirnya melaporkan kasus ini ke Polres Pemalang pada Jumat, 13 Juni 2025. Jimmy Muslimin memberikan bantuan hukum secara gratis kepada keluarga ini karena merasa prihatin dengan kondisi mereka.

Setelah pelaporan, pihak kepolisian langsung menindaklanjuti. Korban, baik ibu maupun anak, sudah dimintai keterangan. Selain itu, pemeriksaan medis atau visum juga telah dilakukan. Hasil visum menunjukkan adanya luka robek pada alat kelamin putri korban, menguatkan dugaan kekerasan seksual yang dialaminya.

“Korban, anak dan ibunya, sudah diperiksa. Harapan kami atas nama kemanusian, perkara ini berjalan terang benderang, agar pelaku bisa diamankan. Agar mereka bisa kembali ke rumah,” ujar Jimmy Muslimin.

KBO Sat Reskrim Polres Pemalang, Ipda Assadhi Abdhi Zahedi, membenarkan bahwa laporan sudah ditindaklanjuti.

“Untuk pelaporan tersebut, sudah kami tindak lanjuti. Kami sudah meminta keterangan dari para korban dan saksi-saksi. Untuk korban sudah kami lakukan pemeriksaan untuk visum. Kami masih mengumpulkan alat bukti, apabila sudah cukup alat buktinya, langsung dilakukan penindakan terhadap pelaku,” jelas Assadhi.

Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Pemalang melalui Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos KBPP) juga memberikan perhatian. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinsos KBPP Pemalang, Triyatno Yuliharso, menyatakan bahwa pihaknya telah mendampingi korban saat proses visum dan akan memberikan pendampingan psikologi.

Triyatno juga menambahkan bahwa para korban akan dievakuasi ke tempat yang lebih layak, yaitu rumah aman Dinsos KBPP Pemalang, agar mereka tidak lagi tinggal di kandang ayam.

Kesimpulan

Kisah pilu yang menimpa ibu dan anak di Pemalang ini adalah pengingat betapa rentannya korban kekerasan seksual, terutama ketika ancaman dari pelaku masih membayangi. Keberanian mereka untuk akhirnya bersuara, meskipun harus hidup dalam kondisi yang serba terbatas di kandang ayam, patut kita apresiasi.

Semoga proses hukum berjalan lancar, pelaku segera ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal, sehingga keluarga ini bisa kembali ke rumah mereka dengan aman dan melanjutkan hidup dengan tenang. Peran serta semua pihak, baik aparat hukum, lembaga bantuan, maupun masyarakat, sangat dibutuhkan untuk memastikan hak-hak korban terpenuhi dan mereka mendapatkan pemulihan trauma yang layak. Mari kita tingkatkan kepedulian terhadap isu kekerasan seksual di sekitar kita.

Kisah Pilu Ibu dan Anak Korban Kekerasan Seksual di Pemalang: Mengungsi ke Kandang Ayam Karena Ancaman Pelaku - zekriansyah.com