Yogyakarta, zekriansyah.com – Mendengar kata “penyakit serius”, bayangan kita seringkali tertuju pada mereka yang sudah berusia lanjut. Namun, tahukah Anda, para dokter kini mulai mengkhawatirkan tren yang bergeser? Banyak sekali anak muda tak sadar bahwa berbagai risiko kesehatan serius justru sedang mengintai mereka, bahkan tanpa gejala yang jelas. Gaya hidup modern ternyata membawa konsekuensi yang jauh lebih besar dari yang kita kira.
Dokter peringatkan lonjakan serangan jantung pada anak muda akibat gaya hidup tidak sehat dan minimnya kesadaran akan faktor risiko kesehatan.
Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai bahaya kesehatan yang sering tidak disadari oleh generasi muda, berdasarkan pengakuan para ahli medis. Yuk, kita kenali lebih dalam agar bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat!
Ancaman Serangan Jantung di Usia Muda yang Sering Terlewat
Selama ini, serangan jantung identik dengan penyakit orang tua. Namun, fenomena ini kini berubah drastis. Dokter sebut banyak anak muda tak sadar bahwa mereka memiliki faktor risiko serangan jantung, bahkan ketika kondisi akut sudah terjadi.
“Banyak pasien usia muda datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi serangan jantung akut. Tidak sedikit dari mereka tidak tahu bahwa dirinya memiliki faktor risiko,” ungkap dr. M. Tasrif Mansur, Sp.PD, K-KV, dari RS Wahidin Sudirohusodo.
Pola makan tinggi lemak, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan tingkat stres yang tinggi menjadi kombinasi berbahaya. Kondisi metabolik seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan gula darah tidak terkontrol seringkali tidak menunjukkan gejala, namun diam-diam mempercepat penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) yang berujung pada serangan jantung koroner. Pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin sejak dini menjadi kunci untuk mendeteksi dini risiko ini.
Kesehatan Mental Anak Muda: Bukan Sekadar ‘Baper’ Biasa
Selain fisik, kesehatan mental juga menjadi sorotan tajam. Dr. Tirta, seorang dokter yang dikenal vokal, mengungkapkan bahwa banyak anak muda Indonesia tak sadar jika mereka sebenarnya sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental. Generasi Z, khususnya, disebut lebih rentan dibandingkan generasi sebelumnya.
Berikut adalah beberapa ciri yang sering terlewatkan:
- Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai, seperti hobi atau aktivitas yang biasanya memberi kesenangan.
- Gangguan tidur, baik susah tidur (insomnia) atau tidur terus-menerus namun tetap merasa lelah. Ini bisa menjadi tanda depresi ringan.
- Overthinking yang sampai badan ikut sakit. Banyak keluhan fisik seperti sesak napas, mual, atau jantung berdebar, padahal hasil pemeriksaan medis normal. Ini seringkali akibat tekanan psikologis.
- Emosi yang tidak stabil, sering naik turun dan sulit dikendalikan. Ini bukan sekadar “baper”, melainkan respons tubuh terhadap tekanan yang berkepanjangan.
- Menarik diri dari orang lain dan lingkungan. Ini bisa jadi cara melindungi diri dari kelelahan emosional, namun justru menghilangkan sistem pendukung penting.
Beban pendidikan dan tekanan hidup, seperti yang dialami calon dokter spesialis, juga bisa memicu masalah mental serius. Survei Kementerian Kesehatan bahkan menunjukkan ribuan calon dokter spesialis mengalami depresi, dan ratusan di antaranya bahkan memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup. Lingkungan yang penuh tekanan dan perundungan seringkali menjadi pemicu utama.
Fenomena Diabetes Tipe 2 yang Menyerang Generasi Muda
Dulu, diabetes tipe 2 identik dengan usia paruh baya atau lansia. Namun, kini penyakit ini semakin banyak ditemukan pada anak muda. Berdasarkan data National Diabetes Integration 2025, kelompok usia muda di Asia Tenggara menyumbang sekitar 12 persen kasus diabetes tipe 2 dalam lima tahun terakhir.
“Penyakit diabetes kini tidak lagi hanya menyerang kelompok usia lanjut. Tubuh yang cepat lelah tanpa aktivitas berat, juga bisa menjadi sinyal awal diabetes pada usia muda,” jelas dr. Dimas Aryo Pamungkas SpPD, Kaprodi Pendidikan Profesi Dokter FK Untag Surabaya.
Salah satu pemicu utamanya adalah konsumsi minuman manis berlebihan. Data Kemenkes menunjukkan konsumsi minuman manis pada remaja meningkat signifikan. Minuman kekinian seringkali mengandung gula jauh di atas batas rekomendasi harian. Selain itu, kurang tidur (kurang dari enam jam per hari) juga dapat meningkatkan risiko diabetes hingga 30 persen pada usia muda. Jika tidak ditangani, diabetes di usia muda berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung dan gangguan ginjal 10-15 tahun lebih awal.
Skoliosis: Lengkungan Tulang Belakang yang Kerap Tak Disadari Remaja
Bukan hanya penyakit internal, masalah fisik seperti skoliosis atau kelengkungan tulang belakang juga seringkali tidak disadari oleh remaja, terutama perempuan usia 10-20 tahun.
“Kalau ada yang menderita skoliosis pasien sendiri belum tentu sadar kecuali pasien bercermin dan orang tua melihat,” tutur dr. Andra Hendriarto Sp.OT(K), dokter spesialis ortopedi dan traumatologi RS Cipto Mangunkusumo.
Tanda-tanda yang bisa diamati meliputi tinggi pundak yang tidak sama, adanya lipatan tambahan di punggung, atau tulang pinggang yang lebih tinggi. Jika dibiarkan, skoliosis dapat mengganggu struktur rongga dada, mempengaruhi fungsi paru-paru dan jantung, serta menyebabkan sesak dan kesulitan beraktivitas. Penting bagi orang tua untuk peka terhadap perubahan postur tubuh anak.
Waspada! Modus Pelecehan dan Gangguan Perilaku Anak yang Sering Tak Terdeteksi
Dalam konteks yang lebih luas, “tak sadar” juga berlaku pada orang tua mengenai kondisi atau pengalaman anak-anak mereka. Modus pelecehan seperti child grooming adalah teknik manipulasi pikiran anak untuk tujuan eksploitasi, yang seringkali jarang disadari oleh korban maupun orang tua. Pelaku membangun kepercayaan dan ikatan emosional, membuat anak merasa istimewa, hingga akhirnya memanipulasi mereka. Dampaknya bisa sangat serius, dari sulit tidur, kecemasan, depresi, hingga PTSD.
Selain itu, “kenakalan” anak juga bisa jadi tanda gangguan perilaku yang perlu perhatian medis, bukan sekadar sifat bandel. Gangguan seperti ADHD, Oppositional Defiant Disorder (ODD), atau Conduct Disorder (CD) seringkali tidak disadari orang tua. Gejalanya bisa berupa mudah marah, impulsif, suka membantah, kekerasan, bullying, hingga perilaku melanggar aturan. Deteksi dini dan penanganan oleh psikolog atau psikiater sangat penting untuk mencegah dampak lebih lanjut.
Kesimpulan: Saatnya Generasi Muda Lebih Sadar!
Melihat berbagai fakta di atas, jelas bahwa persepsi bahwa anak muda selalu sehat adalah keliru. Berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental, kini semakin mengintai generasi muda tanpa mereka sadari. Dari risiko serangan jantung usia muda hingga sakit mental dan diabetes, semua membutuhkan perhatian serius.
Penting bagi kita semua, khususnya para anak muda, untuk mulai lebih peka terhadap tubuh dan pikiran sendiri. Jaga gaya hidup sehat, perhatikan pola makan, olahraga teratur, kelola stres, dan yang tak kalah penting, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Kesadaran adalah langkah pertama menuju hidup yang lebih sehat dan berkualitas. Mari bersama-sama menciptakan generasi yang lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jangka panjang!
FAQ
Tanya: Mengapa anak muda sekarang lebih berisiko terkena serangan jantung?
Jawab: Gaya hidup modern seperti pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan stres tinggi meningkatkan faktor risiko serangan jantung pada anak muda.
Tanya: Apa saja kondisi kesehatan serius yang sering tidak disadari oleh anak muda?
Jawab: Anak muda sering tidak menyadari risiko seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan gula darah tidak terkontrol yang dapat mengarah pada penyakit serius.
Tanya: Bagaimana cara anak muda mengetahui apakah mereka memiliki faktor risiko penyakit jantung?
Jawab: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau kadar kolesterol, tekanan darah, dan gula darah dapat membantu mendeteksi faktor risiko sejak dini.