David De Gea: Mengungkap Mengapa Eks Manchester United Ini Dijuluki “Bukan Manusia”

Dipublikasikan 22 Juli 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tak kenal David De Gea, penjaga gawang yang pernah menjadi pilar kokoh di bawah mistar Manchester United? Selama bertahun-tahun, namanya selalu disebut-sebut sebagai salah satu kiper terbaik dunia, bahkan seringkali dijuluki “bukan manusia” berkat penyelamatan-penyelamatan akrobatiknya yang di luar nalar. Namun, seperti layaknya manusia biasa, perjalanan karier De Gea juga diwarnai pasang surut, termasuk blunder yang tak jarang menjadi sorotan. Artikel ini akan membawa Anda menyelami kisah kiper asal Spanyol ini, dari momen-momen “superman” hingga sisi manusiawinya, serta perjalanan barunya setelah meninggalkan Old Trafford. Mari kita bedah mengapa julukan “bukan manusia” itu melekat erat pada eks Manchester United ini!

David De Gea: Mengungkap Mengapa Eks Manchester United Ini Dijuluki

David De Gea, mantan kiper Manchester United, dijuluki “Bukan Manusia” berkat refleks kilat dan penyelamatan akrobatik yang sering kali menggagalkan gol lawan dan menjaga timnya tetap hidup dalam pertandingan.

Aksi-aksi “Bukan Manusia” di Bawah Mistar Setan Merah

Julukan “bukan manusia” bagi David De Gea pertama kali muncul karena refleks dan penyelamatan luar biasanya yang seringkali membuat penyerang lawan putus asa. Bayangkan saja, bola yang sudah diyakini akan masuk gawang, tiba-tiba berhasil ditepisnya dengan ujung jari atau kakinya. Ini bukan hanya sekali dua kali, melainkan berkali-kali sepanjang kariernya di Manchester United.

Salah satu penampilan “bukan manusia” yang paling diingat adalah saat De Gea menghadapi Sevilla di Liga Champions pada 2018. Dalam laga tersebut, ia melakukan total delapan penyelamatan dramatis, beberapa di antaranya dari jarak sangat dekat. Penyelamatan-penyelamatan ini bukan hanya sekadar mengagumkan, tapi seolah-olah dia memiliki indra keenam yang tahu ke mana bola akan melaju. Tak heran, banyak yang menyebutnya menjelma menjadi “malaikat pelindung” bagi gawang Setan Merah. Bahkan, pelatih Fiorentina, Palladino, pernah menyebutnya “monster” dan “kiper top kelas dunia” setelah melihat performa De Gea melawan AC Milan.

Kehebatannya juga diakui oleh dirinya sendiri saat mengomentari dua GOAT sepak bola, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. De Gea pernah mengatakan Lionel Messi “terbuat dari marmer” dan Cristiano Ronaldo “tidak normal,” menunjukkan betapa ia terkesan dengan level permainan yang mereka tunjukkan. Ini semakin menguatkan persepsi bahwa ada level “bukan manusia” di dunia sepak bola, dan De Gea sendiri pernah mencapai level itu di posisinya.

Sisi Manusiawi Sang Kiper Hebat: Ketika Blunder Tak Terhindarkan

Meski dikenal dengan aksi-aksi heroiknya, David De Gea juga tak luput dari kesalahan. Seringkali, julukan “bukan manusia” ini berbalik arah, bukan karena kehebatannya, melainkan karena blunder yang ia lakukan—seolah-olah dia akhirnya menunjukkan bahwa dia memang “hanya manusia biasa.” Penurunan performa dan beberapa kesalahan fatal di musim-musim terakhirnya di Old Trafford sempat menjadi sorotan tajam.

Mantan kiper Manchester United, Joe Hart, memberikan pembelaan. Menurut Hart, kesalahan yang dilakukan De Gea adalah hal yang wajar.

“Dia [De Gea] punya kualitas yang baik pada penyelamatan-penyelamatan seperti itu. Namun gol itu terjadi karena ia salah memperhitungkan waktu saja,” ujar Hart kepada Sky Sports. “De Gea adalah kiper top dan saya tidak pernah melihat kiper seperti dirinya… Dia adalah manusia biasa yang sangat peduli pada permainannya.”

Hal senada juga disampaikan oleh eks kiper MU lainnya, Raimond van der Gouw. Ia menegaskan bahwa blunder yang kerap dibuat De Gea adalah sesuatu yang normal.

“De Gea fantastis. Tetapi dia juga dapat membuat kesalahan. Semua pemain hebat begitu,” kata Der Gouw seperti dilansir Manchester Evening News.

Ini mengingatkan kita bahwa di balik semua ketangguhan dan penyelamatan mustahil, setiap atlet, sehero apa pun mereka, tetaplah individu yang bisa berbuat salah.

Perpisahan Dramatis dan Babak Baru David De Gea

Setelah 12 tahun mengabdi di Old Trafford dan membuat 545 penampilan, David De Gea resmi berpisah dengan Manchester United pada Agustus 2023. Perpisahan ini cukup dramatis karena ia gagal mencapai kesepakatan kontrak baru, dan posisinya kemudian digantikan oleh Andre Onana.

Selama setahun penuh, eks Manchester United ini berstatus tanpa klub, sebuah jeda yang ia manfaatkan untuk beristirahat dan berlatih secara mandiri. “Saya rasa tahun jeda ini sangat baik secara mental dan fisik,” ungkap De Gea. Ia menghabiskan waktu antara Madrid dan Manchester, bahkan berlatih di pusat pelatihan tim nasional Spanyol dan lapangan divisi lima di Inggris.

Loyalitasnya terhadap Manchester United terlihat jelas ketika ia menolak tawaran dari klub-klub Inggris lainnya.

“Saya menolak tawaran dari Inggris karena setelah menghabiskan bertahun-tahun di klub seperti United, Anda merasa tidak ingin bermain untuk klub lain di Inggris. Saya hanya menginginkan Manchester United,” tegasnya.

Pada Agustus 2024, De Gea akhirnya menemukan klub baru, Fiorentina di Serie A, Italia. Ia langsung membuat 42 penampilan dan membantu klub finis di posisi keenam. Menariknya, ia bahkan sempat mencoba merayu mantan rekan setimnya di MU, Paul Pogba, untuk bergabung dengannya di Fiorentina, meskipun usaha itu tidak berhasil karena Pogba memilih AS Monaco.

Kesimpulan

Kisah David De Gea adalah cerminan perjalanan seorang atlet top yang melampaui batas kemampuan manusia, namun tetap memiliki sisi rapuh yang manusiawi. Dari penyelamatan-penyelamatan “bukan manusia” yang memukau jutaan pasang mata di seluruh dunia saat berseragam Manchester United, hingga momen-momen blunder yang mengingatkan kita bahwa dia adalah manusia biasa, De Gea telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Kini, di babak baru bersama Fiorentina, sang penjaga gawang legendaris ini terus menunjukkan dedikasinya pada sepak bola. Kita tentu penasaran, petualangan “bukan manusia” apalagi yang akan diperlihatkan oleh eks Manchester United David De Gea selanjutnya?