Ancaman bom pesawat Saudia Airlines tujuan Surabaya yang terjadi pada Juni 2025 menjadi sorotan publik dan memicu respon cepat dari otoritas terkait. Kejadian ini, yang mengikuti insiden serupa pada penerbangan Saudia Airlines lainnya beberapa hari sebelumnya, menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan seputar prosedur keamanan penerbangan serta metode penyampaian ancaman yang semakin canggih. Mari kita telusuri secara detail kronologi peristiwa, investigasi yang dilakukan, dan langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keselamatan penumpang.
Kronologi Ancaman Bom Pesawat Saudia Airlines SV5688
Pada Sabtu, 21 Juni 2025, pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV5688 yang tengah melakukan perjalanan dari Jeddah menuju Surabaya melalui Muscat, menerima ancaman bom. Ancaman tersebut disampaikan melalui komunikasi suara yang bersifat point-to-point, mirip dengan teknologi VPN, yang diterima oleh Air Traffic Control (ATC) di Oman sekitar pukul 06.45 WIB. Identitas pengirim ancaman tidak dapat dilacak secara pasti, namun asal negaranya diduga berasal dari wilayah India. Informasi ini dikonfirmasi oleh Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, dan Kepala Kantor Otoritas Penerbangan Wilayah II Medan, Asri Santosa.
Pilot pesawat SV5688, setelah menerima informasi dari ATC Oman dan melakukan pengecekan dengan perusahaan, memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat sesuai prosedur. Pesawat kemudian dialihkan ke Bandara Internasional Kualanamu, Medan, dan mendarat pada pukul 09.27 WIB. Keputusan ini diambil untuk memprioritaskan keselamatan 387 penumpang dan kru di dalamnya.
Prosedur Keamanan dan Penanganan Darurat di Bandara Kualanamu
Setibanya di Bandara Kualanamu, prosedur penanganan darurat keamanan penerbangan segera diaktifkan. Proses evakuasi penumpang dilakukan secara mandiri dengan pendampingan dari personel Basarnas dan PKPPK Bandara Kualanamu. Semua penumpang berhasil dievakuasi dan dinyatakan selamat.
Setelah evakuasi, pemeriksaan menyeluruh dilakukan terhadap seluruh penumpang, kru, kabin pesawat, dan kompartemen kargo. Tim gabungan yang terdiri dari Tim Gegana Polri, Tim Penjinak Bom (Jibom), Polda Sumut, TNI AD, TNI AU, petugas keamanan bandara, dan petugas PKP-PK bandara terlibat dalam proses pemeriksaan ini. Pemeriksaan yang teliti dan sistematis ini memastikan tidak adanya bahan peledak atau benda berbahaya lainnya di dalam pesawat. Proses pemeriksaan selesai pada pukul 12.55 WIB, dan hasilnya menyatakan pesawat aman dari ancaman bom.
Perbandingan dengan Insiden Ancaman Bom Saudia Airlines SV5276
Insiden ancaman bom pada pesawat Saudia Airlines SV5688 bukan yang pertama kali terjadi. Beberapa hari sebelumnya, pada Selasa, 17 Juni 2025, pesawat Saudia Airlines SV5276 rute Jeddah-Jakarta juga menerima ancaman bom melalui surat elektronik. Ancaman yang disampaikan oleh pengirim anonim ini berisi pernyataan akan meledakkan pesawat saat mendarat di Jakarta.
Mirip dengan insiden SV5688, pesawat SV5276 juga melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu. Pesawat yang mengangkut 442 jemaah haji ini mendarat pada pukul 10.55 WIB setelah pilot memutuskan untuk mengalihkan rute penerbangan. Setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh dan dinyatakan aman, para penumpang diterbangkan ke Jakarta pada keesokan harinya.
Kedua insiden ini menunjukkan pola ancaman yang berbeda, yaitu melalui email pada SV5276 dan komunikasi suara mirip VPN pada SV5688. Perbedaan ini menunjukkan perkembangan metode yang digunakan oleh pelaku untuk menyampaikan ancaman, menuntut peningkatan kewaspadaan dan kemampuan deteksi ancaman yang lebih canggih.
Investigasi dan Penyelidikan Otoritas
Baik kepolisian maupun otoritas penerbangan melakukan investigasi mendalam terhadap kedua insiden tersebut. Polisi berkoordinasi dengan pihak berwenang di India untuk menelusuri asal usul ancaman, mengingat dugaan lokasi pengirim berada di negara tersebut. Kementerian Perhubungan juga berperan penting dalam mengkoordinasikan respon dan investigasi, memastikan penerapan protokol keamanan penerbangan yang tepat.
Meskipun kedua insiden dinyatakan sebagai ancaman bom yang tidak terbukti, investigasi masih terus dilakukan untuk mengungkap motif pelaku dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Penting untuk ditekankan bahwa ancaman bom, meskipun tidak terbukti, tetap merupakan tindakan serius yang berdampak signifikan terhadap keamanan penerbangan dan menimbulkan kepanikan publik.
Langkah-langkah Pencegahan dan Peningkatan Keamanan Penerbangan
Insiden ancaman bom pada dua pesawat Saudia Airlines ini menyoroti pentingnya peningkatan keamanan penerbangan dan kesiapsiagaan menghadapi berbagai bentuk ancaman. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Peningkatan sistem deteksi ancaman: Pengembangan teknologi dan sistem keamanan yang lebih canggih untuk mendeteksi dan melacak ancaman, termasuk komunikasi yang terenkripsi seperti VPN.
- Peningkatan kerjasama internasional: Kerja sama yang lebih erat antara otoritas penerbangan dan penegak hukum antar negara untuk berbagi informasi intelijen dan melacak pelaku ancaman.
- Pelatihan dan simulasi: Pelatihan yang lebih intensif bagi pilot, kru pesawat, dan petugas keamanan bandara dalam menangani situasi darurat keamanan penerbangan, termasuk simulasi menghadapi ancaman bom.
- Sosialisasi dan edukasi: Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya melaporkan informasi mencurigakan terkait keamanan penerbangan dan edukasi tentang dampak serius dari ancaman bom palsu.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Ancaman bom pada pesawat Saudia Airlines tujuan Surabaya dan Jakarta merupakan kejadian serius yang menuntut respon cepat dan terkoordinasi dari berbagai pihak. Meskipun kedua ancaman tersebut tidak terbukti, kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman keamanan penerbangan. Peningkatan sistem keamanan, kerjasama internasional, pelatihan yang memadai, dan edukasi publik sangat penting untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan keselamatan penerbangan di masa mendatang. Penting bagi kita semua untuk tetap waspada dan melaporkan setiap informasi mencurigakan kepada pihak berwenang. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak terkait untuk terus meningkatkan sistem keamanan penerbangan dan memberikan rasa aman bagi para penumpang.