Anak WNI 5 Tahun Dipukul Pria Tak Dikenal Saat Liburan di Singapura: Kronologi dan Dampaknya

Dipublikasikan 27 Juni 2025 oleh admin
Kriminal

Kabar mengejutkan datang dari Singapura. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun asal Indonesia menjadi korban pemukulan oleh pria tak dikenal saat sedang berlibur bersama keluarganya. Insiden ini terjadi di sebuah area yang ramai wisatawan, membuat banyak pihak bertanya-tanya, bagaimana bisa hal mengerikan seperti ini terjadi di negara yang dikenal sangat aman?

Anak WNI 5 Tahun Dipukul Pria Tak Dikenal Saat Liburan di Singapura: Kronologi dan Dampaknya

Artikel ini akan membahas tuntas kronologi kejadian yang dialami keluarga WNI ini, bagaimana kondisi korban, siapa pelaku di balik penyerangan ini, serta apa dampaknya bagi para wisatawan Indonesia yang gemar berlibur ke Singapura. Dengan membaca artikel ini, Anda akan memahami lebih dalam insiden yang mengguncang ini dan pentingnya selalu waspada di mana pun kita berada.

Detik-Detik Penyerangan Tak Terduga di Haji Lane

Peristiwa nahas ini terjadi pada Jumat, 20 Juni 2025, di kawasan Arab Street, Singapura, tepatnya di area luar kafe % Arabica Singapore dekat Haji Lane. Saat itu, Winda dan suaminya bersama kedua anaknya sedang duduk santai, menunggu waktu salat Jumat di Masjid Sultan yang tak jauh dari lokasi.

Tiba-tiba, tanpa ada peringatan atau alasan jelas, seorang pria mendekat dari belakang. Pria tersebut langsung memukulkan botol wine atau botol kaca ke kepala putra Winda yang berusia lima tahun.

“Dari arah kiri saya, ada seorang (pria) membawa botol anggur kaca dan langsung memukul kepala anak saya dari belakang. Kejadiannya sangat cepat,” cerita Winda, sang ibu, seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP).

Anak itu langsung menangis keras dan muntah akibat pukulan yang mendadak dan keras tersebut. Suami Winda dengan sigap langsung mendorong pelaku menjauh untuk melindungi anak-anak mereka. Warga sekitar dan staf kafe yang melihat kejadian mengerikan itu segera memberikan pertolongan. Mereka membantu keluarga masuk ke dalam kafe untuk keamanan dan segera menghubungi polisi serta ambulans.

Yang lebih mengagetkan, pelaku sempat terlihat berusaha mengeluarkan pisau dari dalam tasnya. Namun, beruntung, warga sekitar berhasil melumpuhkan pria tersebut sebelum ia bisa berbuat lebih jauh. Setelah melakukan aksinya, pelaku bahkan sempat tertawa lebar, menunjukkan perilaku yang tidak biasa.

Kondisi Korban dan Perjalanan Pulang ke Indonesia

Setelah insiden, anak yang menjadi korban segera dilarikan ke KK Women’s and Children’s Hospital di Singapura. Beruntung, hasil pemeriksaan X-ray menunjukkan tidak ada kerusakan serius di bagian kepala anak tersebut. Meski begitu, ia tetap harus menjalani observasi selama dua hari untuk memastikan tidak ada gejala lanjutan seperti gegar otak.

“Syukurlah, setelah kami kembali ke Indonesia, tidak ada gejala lain yang muncul. Tapi traumanya masih sangat terasa,” ujar Winda, menggambarkan dampak psikologis yang dialami putranya dan keluarga.

Peristiwa ini terjadi di hari kelima dari rencana liburan tujuh hari mereka di Singapura, dan hanya dua hari sebelum keluarga itu dijadwalkan pulang ke Indonesia. Setelah dipastikan kondisi anaknya stabil, Winda dan keluarga akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal ke kampung halaman mereka di Yogyakarta untuk memulihkan diri.

“Terima kasih semua atas perhatian dan doa tulus untuk kami sekeluarga. Semoga trauma anak-anak saya dan suami akan mereda by time,” ungkap Winda.

Identitas Pelaku dan Status Hukumnya

Pelaku penyerangan diketahui bernama Xu Chaoyu, seorang pria berkebangsaan China berusia 26 tahun. Setelah kejadian, polisi segera datang dan meringkus pelaku di lokasi.

Berdasarkan dokumen pengadilan dan laporan media Singapura, Xu Chaoyu didakwa atas beberapa tuduhan:

  • Kepemilikan Senjata Tajam: Ia didakwa karena membawa pisau dapur sepanjang 30-32 cm di tempat umum tanpa alasan yang sah.
  • Overstayer: Pelaku juga diduga telah melanggar hukum imigrasi karena tinggal di Singapura melebihi batas waktu izin kunjungannya.

Meskipun pelaku sudah ditangkap dan didakwa, belum ada informasi pasti mengenai dakwaan dan ancaman hukuman khusus yang menantinya atas tindakan penyerangan terhadap bocah WNI tersebut. Namun, pihak berwenang Singapura merespons insiden ini dengan cepat dan pelaku telah diproses secara hukum.

Mengapa Insiden Ini Mengguncang Publik dan Industri Pariwisata?

Insiden pemukulan ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat Indonesia, terutama karena Singapura selama ini dikenal sebagai salah satu kota teraman di dunia. Banyak warganet yang mengungkapkan keterkejutan dan ketakutannya di media sosial:

  • “Bagaimana bisa sekejam itu? Mungkin saking sakitnya sampai anak itu muntah. Orang zaman sekarang serem banget. Hati-hati yang liburan, apalagi bawa anak kecil,” tulis seorang warganet di X.
  • “Saya hampir menangis saat baca ini. Badan saya gemetar. Anak saya seusia anak itu, dan kami berencana ke Singapura bulan ini. Ya Tuhan, saya harus batalkan rencana liburan,” komentar pengguna Instagram, dilansir SCMP.

Komentar-komentar ini mencerminkan kegelisahan publik dan bahkan ada yang menyerukan agar pelaku dijatuhi hukuman tegas, dideportasi, dan dilarang masuk kembali ke Singapura.

Dari sisi pariwisata, insiden ini berpotensi memengaruhi keputusan wisatawan Indonesia. Indonesia adalah negara pengunjung asing terbesar kedua bagi Singapura, dengan lebih dari 2,49 juta wisatawan pada tahun 2024 yang menyumbang lebih dari 2,13 miliar dollar Singapura (sekitar Rp 25 triliun) bagi perekonomian Singapura.

Ahli pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni, menyebut bahwa insiden ini bisa membuat orang tua memilih destinasi lain, seperti dalam negeri atau Malaysia, alih-alih Singapura. Meskipun demikian, Singapura tetap menjadi destinasi favorit bagi banyak keluarga Indonesia.

Pesan Penting dari Keluarga Korban: Waspada Dimana Saja

Meskipun kejadian ini meninggalkan trauma mendalam, Winda, ibunda korban, menegaskan bahwa ia tidak akan kapok liburan ke Singapura. Baginya, insiden ini adalah sesuatu yang bisa terjadi di mana saja dan tidak diminta.

“Saya sangat cinta Singapura, karena itu saya selalu ajak anak-anak ke sana. (Insiden) Ini bisa terjadi ke siapa pun, dan kami tidak meminta itu terjadi,” katanya.

Winda juga mengimbau orang tua Indonesia agar tetap menikmati liburan di Singapura, namun dengan lebih waspada terhadap lingkungan sekitar. Pesan pentingnya adalah:

“Di mana pun kita berada, bahkan di tempat yang kita anggap paling aman, hal buruk tetap bisa terjadi.”

Kesimpulan

Insiden penyerangan terhadap bocah WNI di Singapura ini adalah pengingat pahit bahwa bahaya bisa datang kapan saja, bahkan di tempat yang kita anggap paling aman. Kejadian ini mengguncang banyak pihak, terutama karena citra Singapura sebagai destinasi yang sangat aman.

Meskipun demikian, respons cepat dari pihak berwenang Singapura dalam menangani pelaku patut diapresiasi. Bagi keluarga korban, meskipun luka fisik berangsur pulih, trauma emosional mungkin akan membutuhkan waktu untuk mereda. Pesan penting dari keluarga ini adalah agar kita semua senantiasa waspada dan menyadari lingkungan sekitar, di mana pun kita berlibur. Keselamatan diri dan keluarga adalah prioritas utama.

Anak WNI 5 Tahun Dipukul Pria Tak Dikenal Saat Liburan di Singapura: Kronologi dan Dampaknya - zekriansyah.com