Zohran Mamdani: Calon Wali Kota New York Siap Jegal Trump, Lindungi Imigran!

Dipublikasikan 28 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Seorang politikus muda bernama Zohran Mamdani membuat gebrakan besar di kancah politik Amerika Serikat. Calon Wali Kota New York dari Partai Demokrat ini berjanji akan menjadi tembok penghalang bagi kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump, terutama dalam upaya penangkapan imigran di kota Big Apple.

Zohran Mamdani: Calon Wali Kota New York Siap Jegal Trump, Lindungi Imigran!

Janji berani Mamdani ini langsung jadi sorotan, mengingat ia digadang-gadang bisa menjadi wali kota Muslim pertama di New York. Artikel ini akan membahas siapa Zohran Mamdani, apa saja janji-janjinya, dan mengapa ia begitu dibenci oleh Donald Trump. Jadi, simak sampai akhir untuk memahami drama politik yang semakin memanas di Negeri Paman Sam ini.

Janji Tegas Mamdani Lindungi Imigran

Zohran Mamdani tidak main-main dengan janjinya. Dalam situs web kampanyenya, ia terang-terangan menyatakan akan melarang petugas Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) menjalankan perintah Presiden AS Donald Trump untuk menangkap imigran di New York. Ini adalah deklarasi perang terhadap kebijakan imigrasi garis keras Trump.

Mamdani melihat kebijakan Trump sebagai ancaman serius bagi warga New York, terutama para imigran.

“Donald Trump menghancurkan tatanan kota New York dalam masa jabatan keduanya. Ia telah mengerahkan agen ICE untuk memisahkan warga New York dari keluarga mereka,” tulis Mamdani dalam platform kampanyenya.

Ia bertekad untuk memastikan warga imigran di New York terlindungi dengan langkah-langkah konkret, yaitu:

  • Mengeluarkan ICE dari semua fasilitas kota.
  • Mengakhiri semua kerja sama dengan ICE.
  • Melindungi semua data pribadi imigran.

Janji ini sangat relevan mengingat Trump sendiri telah berulang kali menyuarakan rencana deportasi massal imigran, termasuk dari kota-kota seperti Springfield, Ohio. Mamdani ingin New York menjadi kota suaka yang aman bagi semua warganya, tanpa terkecuali.

Sosok Zohran Mamdani: Dari Rapper hingga Politikus Progresif

Siapa sebenarnya Zohran Mamdani? Politikus Muslim berusia 33 tahun ini belakangan memang jadi pusat perhatian. Ia lahir di Kampala, Uganda pada tahun 1991 dan pindah ke New York saat berusia tujuh tahun. Mamdani adalah keturunan India-Uganda yang sering menyebut dirinya “Indian Ugandan New Yorker.”

Sebelum terjun ke dunia politik, Mamdani punya latar belakang yang unik:

  • Konselor Perumahan: Ia membantu pemilik rumah berpenghasilan rendah di Queens melawan penggusuran.
  • Musisi Hip-hop: Dulu dikenal dengan nama panggung Mr. Cardamom. Ia menggunakan budayanya, humor, dan kritik sebagai identitas dalam musiknya.
  • Aktivis: Sejak kuliah, ia dikenal sebagai Muslim Syiah dan aktivis, bahkan mendirikan cabang Students for Justice in Palestine.

Kiprah politiknya pun tak kalah mencengangkan. Sebagai anggota Partai Demokrat dan Sosialis Demokrat Amerika, ia telah terpilih tiga kali sebagai anggota dewan untuk distrik Majelis Negara Bagian New York ke-36.

Puncak perhatian datang saat ia berhasil mengalahkan pesaing terberatnya, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, dalam pemilihan primary Partai Demokrat. Mamdani meraup 43 persen suara, sementara Cuomo hanya 36,4 persen. Kemenangan ini menandai pergeseran gravitasi politik di New York dan membuka peluang besar baginya. Jika ia menang pada pemilihan wali kota November mendatang, sejarah akan terukir: ia akan menjadi wali kota Muslim pertama asal India dalam sejarah New York.

Mengapa Trump Membenci Mamdani?

Kemenangan Zohran Mamdani di pemilihan primary Demokrat jelas membuat Donald Trump “kebakaran jenggot”. Trump langsung menyuarakan kebenciannya di media sosial, bahkan mengecap Mamdani sebagai “komunis gila”. Tapi, kenapa Trump sebegitu bencinya pada Mamdani? Ini beberapa alasannya:

  1. Anti-Agresi Israel: Mamdani dikenal sebagai politikus yang lantang mengkritik agresi Israel di Gaza, Palestina. Ia bahkan tegas menyebut Israel melakukan genosida dan mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) untuk produk-produk yang berafiliasi dengan Israel. Sikap ini sangat bertolak belakang dengan Trump yang dikenal pro-Israel.
  2. Siap Tangkap Netanyahu: Ini mungkin pemicu utama kemarahan Trump. Mamdani pernah membuat pernyataan kontroversial bahwa ia siap menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika datang ke New York.
    > “Sebagai wali kota, saya akan menangkap Netanyahu jika datang ke New York. Ini adalah kota yang nilainya sejalan dengan hukum internasional,” ujar dia.
    Pernyataan ini menampar kebijakan luar negeri Trump yang sangat lunak terhadap Netanyahu.
  3. Didukung Kelompok Progresif: Mamdani adalah representasi ideologi progresif, yang sangat dibenci Trump. Sebagai sosok konservatif dan populis, Trump kerap mencap siapa pun yang tak sehaluan dengannya sebagai ‘kiri gila’ atau ‘komunis’. Kemenangan Mamdani adalah mimpi buruk bagi Trump.

Janji Kontroversial Lain: Siap Tangkap Netanyahu

Selain isu imigran, janji Mamdani untuk menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika berkunjung ke New York juga sangat menghebohkan. Janji ini bukan tanpa dasar, sebab Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) memang sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan Netanyahu terkait agresi brutal Israel di Jalur Gaza.

Mamdani juga punya pandangan progresif tentang slogan “Globalize Intifada” yang sering disalahartikan. Baginya, slogan itu adalah seruan untuk solidaritas dengan orang-orang tertindas di seluruh dunia, bukan untuk melakukan kekerasan.

Akankah New York Punya Wali Kota Muslim Pertama?

Pemilihan wali kota New York pada November mendatang akan menjadi penentu apakah Zohran Mamdani akan mencetak sejarah. Jika terpilih, ia akan menjadi wali kota Muslim pertama dari India untuk kota ikonik itu.

Meskipun Mamdani dipandang oleh sebagian pihak sebagai sosok yang belum berpengalaman dan terlalu radikal, para pendukungnya melihatnya sebagai representasi dari rakyat biasa dan komunitas imigran. Mamdani sendiri fokus pada janji-janji untuk membuat New York lebih terjangkau, seperti:

  • Layanan bus gratis di seluruh kota.
  • Pembekuan sewa dan akuntabilitas lebih ketat bagi tuan tanah.
  • Jaringan toko kelontong milik kota yang berfokus pada keterjangkauan harga.
  • Layanan penitipan anak untuk usia enam minggu hingga lima tahun.
  • Peningkatan tiga kali lipat produksi perumahan dengan stabilisasi sewa.

Gaya kampanyenya yang nyentrik, seperti menceburkan diri ke Samudra Atlantik untuk isu pembekuan sewa atau berbuka puasa di kereta bawah tanah, berhasil menarik perhatian dan menjadi viral. New York Times sendiri mengkritik agenda Mamdani yang dianggap “sangat tidak sesuai dengan tantangan kota”. Namun, bagi Mamdani, ini adalah tentang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.

Kesimpulan

Zohran Mamdani adalah figur baru yang berani menantang status quo politik di Amerika Serikat. Janji-janjinya untuk melindungi imigran dari kebijakan Trump dan sikapnya yang vokal terhadap isu-isu global seperti konflik Palestina-Israel, menempatkannya di garis depan perdebatan politik.

Pemilihan Wali Kota New York pada November nanti akan menjadi penentu apakah kota multikultural ini akan memiliki pemimpin yang berani mengambil langkah ekstrem demi nilai-nilai yang ia yakini. Perjalanan Mamdani, dari seorang rapper hingga calon wali kota yang ditakuti Trump, jelas akan terus menarik perhatian dunia.