Waspada! Kasus DBD Medan Tertinggi di Puskesmas Medan Deli, Ini Data dan Cara Pencegahannya

Dipublikasikan 10 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi momok kesehatan serius di Indonesia, tak terkecuali di Kota Medan. Kabar terbaru menunjukkan bahwa Puskesmas Medan Deli mencatat kasus DBD Medan tertinggi dibandingkan puskesmas lain di kota tersebut. Tentu, ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih sigap dalam pencegahan.

Waspada! Kasus DBD Medan Tertinggi di Puskesmas Medan Deli, Ini Data dan Cara Pencegahannya

Ilustrasi menunjukkan grafis penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Medan Deli, yang mencatat kasus tertinggi di Medan dengan 60 penderita antara Januari hingga Juli 2025, menyoroti perlunya kewaspadaan dan pencegahan dini.

Artikel ini akan mengulas tuntas data kasus DBD di Medan, khususnya di wilayah Medan Deli, mengapa area ini menjadi rentan, serta langkah-langkah konkret yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman nyamuk Aedes aegypti. Mari kita pahami lebih dalam dan bertindak bersama!

Medan Deli Memimpin Angka Kasus DBD di Kota Medan

Menurut data terbaru yang diungkap oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, dr. Pocut Fatimah Fitri, Puskesmas Medan Deli menjadi wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak. Sejak Januari hingga Juli 2025, tercatat 60 kasus di area ini.

Angka ini menempatkan Medan Deli di posisi teratas, jauh di atas puskesmas lainnya. Berikut adalah daftar beberapa puskesmas dengan kasus DBD terbanyak di Kota Medan pada periode yang sama:

Puskesmas Jumlah Kasus (Jan-Jul 2025)
Medan Deli 60
Puskesmas Terjun 43
Puskesmas PB Selayang 35
Puskesmas Simalingkar 33
Puskesmas Amplas 30
Puskesmas Sunggal 29
Puskesmas Glugur Darat 27
Puskesmas Johor 24

Total kasus DBD di Kota Medan sendiri mencapai 679 kasus dalam periode Januari hingga Juli 2025. Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada puskesmas dengan kasus rendah atau bahkan nol, beberapa area seperti Medan Deli memerlukan perhatian ekstra.

“Pertama Puskesmas Medan Deli sebanyak 60 kasus, Puskesmas Terjun sebanyak 43 kasus, Puskesmas PB Selayang sebanyak 35 kasus, Puskesmas Simalingkar sebanyak 33 kasus,” ujar dr. Pocut Fatimah Fitri.

Mengapa Medan Deli Menjadi Wilayah Rawan DBD?

Status Medan Deli sebagai daerah dengan kasus DBD tertinggi di Medan bukanlah hal baru. Penelitian sebelumnya (Januari 2022) bahkan telah mengidentifikasi Kecamatan Medan Deli sebagai salah satu daerah kerawanan tinggi DBD secara spasial.

Beberapa faktor berkontribusi pada kerentanan suatu wilayah terhadap DBD:

  • Iklim dan Lingkungan: Penyakit DBD adalah penyakit endemik di Kota Medan. Suhu udara dan kelembaban memiliki hubungan signifikan dengan kejadian DBD, dengan suhu optimal 25-27°C ideal untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Meskipun curah hujan secara teori mempengaruhi, perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dapat memitigasinya.
  • Kepadatan Penduduk: Meski penelitian menunjukkan kepadatan penduduk tidak selalu berkorelasi langsung dengan kasus DBD di Medan, namun interaksi antara vektor (nyamuk) dan manusia tetap menjadi kunci penularan.
  • Sejarah: Sejak lama, area seperti Medan Utara, termasuk Medan Deli, telah menjadi fokus penularan DBD. Ini menunjukkan adanya kondisi lingkungan yang mendukung siklus hidup nyamuk secara berkelanjutan.

Tren Kasus DBD di Sumatera Utara dan Kota Medan Secara Umum

Secara lebih luas, situasi DBD di Sumatera Utara juga menjadi perhatian. Dinas Kesehatan Sumatera Utara menyatakan bahwa seluruh kabupaten dan kota di wilayahnya kini berstatus endemik DBD, artinya kasus selalu ada setiap tahun.

  • Peningkatan Kasus di Sumut: Hingga November 2024, Sumatera Utara mencatat 7.994 kasus DBD dengan 52 kematian. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan, bahkan naik 100 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 4.687 kasus.
  • Medan Termasuk 10 Besar: Kota Medan selalu masuk dalam daftar 10 kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi di Sumatera Utara, bersama Deli Serdang, Pematangsiantar, dan lainnya.
  • Kasus Kota Medan (Juni 2024): Hingga Juni 2024, Kota Medan secara keseluruhan mencatat 325 kasus DBD dengan 2 kematian. Meskipun ini tidak mengalami peningkatan drastis dibanding tahun sebelumnya (965 kasus di 2023), status endemik tetap membutuhkan kewaspadaan tinggi.

Strategi Jitu Mencegah DBD: Peran Aktif Masyarakat Jadi Kunci

Melihat angka kasus DBD Medan tertinggi di Puskesmas Medan Deli dan tren yang ada, pencegahan menjadi sangat krusial. Pemerintah dan tenaga kesehatan terus berupaya, namun peran aktif masyarakat adalah benteng utama.

Gerakan 3M Plus: Benteng Utama Keluarga

Ini adalah langkah paling dasar dan efektif yang harus kita lakukan secara rutin:

  • Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, atau tempat minum hewan.
  • Menutup rapat semua penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
  • Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti ban bekas, kaleng, atau botol.

Selain 3M, lakukan juga upaya “Plus” berikut:

  • Memelihara ikan pemakan jentik di penampungan air.
  • Menggunakan obat anti nyamuk atau kelambu saat tidur.
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah.
  • Membersihkan lingkungan sekitar rumah secara berkala.
  • Memeriksa dan membersihkan penampungan air secara rutin.
  • Meletakkan pakaian bekas atau yang digantung di wadah tertutup.

Peran Puskesmas dan Komunitas di Medan Deli

Dinas Kesehatan Kota Medan dan puskesmas setempat, termasuk Puskesmas Medan Deli, tidak tinggal diam. Mereka aktif melakukan:

  • Koordinasi dan Protokol: Melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas untuk penanganan kasus sesuai prosedur standar.
  • Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Berkala: Mendorong pihak kelurahan untuk melaksanakan PSN secara rutin dan massal.
  • Fogging Fokus: Melakukan pengasapan (fogging) di area-area yang teridentifikasi ada kasus, meski ini hanya solusi sementara untuk nyamuk dewasa.
  • Distribusi Abate: Menyediakan dan mendistribusikan bubuk abate setiap tahun untuk kegiatan larvasida (pembasmi jentik).
  • Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik: Mengajak setiap rumah tangga untuk memiliki satu juru pemantau jentik mandiri, demi mencapai Angka Bebas Jentik (ABJ) lebih dari 95%.

Studi di Kecamatan Medan Deli menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terkait PSN. Ini adalah modal besar yang harus terus didorong untuk menjadi tindakan nyata dan berkelanjutan.

Vaksinasi DBD: Perlindungan Tambahan

Saat ini, vaksinasi DBD juga telah direkomendasikan oleh asosiasi medis seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk anak usia 6-18 tahun, dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun, terutama di daerah endemik. Ini bisa menjadi lapisan perlindungan tambahan yang patut dipertimbangkan.

Kesimpulan

Fakta bahwa kasus DBD Medan tertinggi di Puskesmas Medan Deli adalah alarm bagi kita semua. Penyakit ini bukan hanya ancaman individu, tetapi juga masalah komunitas yang membutuhkan perhatian serius dan tindakan kolektif.

Dengan memahami data, faktor risiko, dan terutama menerapkan langkah pencegahan seperti Gerakan 3M Plus secara konsisten, kita bisa memutuskan rantai penularan DBD. Mari bersama-sama menjadikan lingkungan kita lebih bersih, bebas jentik, dan aman dari ancaman Demam Berdarah Dengue. Kesehatan kita, tanggung jawab kita!

FAQ

Tanya: Mengapa Puskesmas Medan Deli memiliki kasus DBD tertinggi di Kota Medan?
Jawab: Data spesifik mengenai penyebab kerentanan Medan Deli belum dirinci, namun biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kebiasaan masyarakat yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.

Tanya: Berapa total kasus DBD di Medan dari Januari hingga Juli 2025?
Jawab: Artikel ini hanya merinci kasus di beberapa puskesmas, dengan Medan Deli mencatat 60 kasus, dan Puskesmas Terjun 43 kasus, serta Puskesmas PB Selayang 35 kasus.

Tanya: Bagaimana cara mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Jawab: Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan memberantas sarang nyamuk melalui 3M Plus: Menguras, Menutup, Mendaur ulang barang bekas, serta tindakan pencegahan tambahan seperti menggunakan kelambu dan repellent.