Yogyakarta, zekriansyah.com – Bursa transfer sepak bola selalu penuh kejutan dan cerita menarik. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah kepindahan Adrien Rabiot ke AC Milan. Gelandang tangguh timnas Prancis ini akhirnya berlabuh di San Siro, membawa ekspektasi tinggi dan segudang pengalaman. Artikel ini akan mengupas tuntas detail transfer Rabiot, alasan di balik keputusannya pindah, serta bagaimana peran krusialnya di timnas Prancis ikut membentuk perjalanan kariernya. Mari kita selami lebih dalam saga transfer sang Duke!
Adrien Rabiot resmi bergabung dengan AC Milan dengan status bebas transfer, di mana ia menerima gaji pokok yang lebih rendah demi bonus performa yang menggiurkan terkait raihan trofi mayor bersama klub.
Detail Transfer Adrien Rabiot ke AC Milan: Sebuah Langkah Strategis
Kepindahan Adrien Rabiot ke AC Milan bukan hanya sekadar perpindahan klub biasa. Ini adalah langkah strategis yang melibatkan perhitungan matang dari kedua belah pihak, terutama mengingat statusnya yang “bebas transfer” dan struktur kontrak yang unik.
Status Bebas Transfer dan Kontrak Jangka Menengah
Adrien Rabiot bergabung dengan Rossoneri setelah kontraknya bersama Juventus tidak diperpanjang. Ini berarti AC Milan tidak perlu mengeluarkan biaya transfer sepeser pun untuk memboyongnya, sebuah keuntungan finansial besar. Rabiot sendiri dilaporkan menandatangani kontrak jangka menengah dengan Milan, menunjukkan komitmen jangka panjang dari kedua belah pihak.
Pengorbanan Finansial dan Bonus Trofi yang Menggiurkan
Yang menarik, pemain asal Prancis ini dikabarkan melakukan pengorbanan finansial untuk bisa berseragam Milan. Gajinya disebut lebih rendah dari yang seharusnya ia terima di Marseille. Namun, AC Milan punya cara lain untuk memotivasi sang gelandang. Klub menyertakan bonus-bonus yang sangat besar dalam kontraknya. Bonus ini akan aktif jika tim berhasil memenangkan trofi bergengsi seperti Coppa Italia, Supercoppa Italiana, atau bahkan Scudetto.
Struktur kontrak ini menunjukkan keselarasan tujuan yang sempurna: Rabiot rela sedikit “berkorban” gaji pokok demi bergabung dengan proyek yang ia yakini, sementara klub mengikat kesuksesan finansial pemain dengan kesuksesan tim di lapangan.
Mengapa AC Milan Jadi Pelabuhan Baru Rabiot?
Ada beberapa faktor kunci yang membuat Adrien Rabiot memilih AC Milan sebagai destinasi berikutnya setelah Juventus. Ini bukan hanya tentang uang, tetapi juga visi dan kebutuhan tim.
Proyek Ambisius Rossoneri Memikat Hati
Salah satu alasan pindah Rabiot adalah proyek ambisius yang ditawarkan AC Milan. Manajemen Milan menyadari betul kematangan serta kemampuan Rabiot akan menjadi faktor krusial di lini tengah. Rossoneri berharap Rabiot bisa menambal celah di lini tengah, dengan perpaduan stamina prima dan kualitasnya sebagai senjata utama. Ia diyakini dapat meningkatkan kualitas tim secara signifikan.
Stefano Pioli Mencari Gelandang Box-to-Box
Pelatih Milan, Stefano Pioli, memang sudah lama mencari gelandang dengan karakter box-to-box. Tipe gelandang seperti ini bisa bergerak dari area bertahan hingga menyerang, memberikan keseimbangan yang dibutuhkan tim. Adrien Rabiot dengan profilnya yang lengkap sangat cocok dengan kriteria tersebut, menambah kekuatan dan keseimbangan di lini tengah AC Milan yang musim lalu dinilai kurang konsisten.
Peran Krusial Adrien Rabiot di AC Milan
Dengan tinggi badan 188 cm, Rabiot memiliki keunggulan dalam duel udara dan kemampuan fisik yang prima. Kehadirannya diharapkan membawa dampak besar bagi lini tengah Milan.
Gelandang Box-to-Box yang Komplet
Posisi utamanya adalah gelandang tengah yang bisa membantu bertahan maupun menyerang. Ia diharapkan menjadi “roda penggerak” di lini tengah Rossoneri, mendukung kepemimpinan pemain senior dan membantu para pemain muda berkembang. Kualitas umpan dan kemampuannya mencetak gol dari lini kedua juga akan menjadi tambahan penting bagi sistem serangan Milan. Rabiot juga bisa menjadi mentor bagi pemain muda seperti Tijjani Reijnders.
Mengatasi Konsistensi Lini Tengah
Musim lalu, Milan dinilai kurang konsisten di lini tengah, terutama karena kehilangan beberapa pemain penting. Kedatangan Rabiot dengan pengalamannya di level tertinggi diharapkan mampu mengatasi masalah ini dan membawa stabilitas serta kepercayaan diri baru bagi lini tengah AC Milan.
Drama di Timnas Prancis dan Dampaknya
Perjalanan karier Rabiot juga diwarnai oleh drama di level klub yang kemudian berpengaruh pada perannya di timnas.
Didier Deschamps Memberi Kesempatan Berharga
Sebelum kepindahannya ke Milan, Rabiot sempat minim waktu bermain di level klub. Ini terjadi setelah ia berselisih dengan Olympique Marseille, bahkan ada insiden perkelahian dengan rekan setimnya yang membuat ia masuk daftar jual klub. Namun, di tengah situasi sulit itu, pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps, justru memberikan menit bermain penting untuk Rabiot.
Deschamps memberikan kesempatan berharga bagi Rabiot untuk mengembalikan kebugaran dan performanya. “Adrien baik-baik saja, itu sudah pasti. Jelas, ia bermain lebih sedikit daripada yang lain karena apa yang terjadi di Marseille, tapi kita lihat saja nanti,” ujar Deschamps, menunjukkan kepercayaan penuh kepada sang gelandang.
Pentingnya Peran di Timnas untuk Kebugaran Klub
Menit bermain yang diberikan Deschamps di timnas Prancis sangat krusial. Ini membantu Rabiot untuk segera kembali bugar dan siap bersaing di level klub. Kepercayaan dari pelatih timnas ini menjadi fondasi kuat bagi Rabiot untuk kembali menemukan performa terbaiknya dan menjadi pilar bagi lini tengah klub barunya.
Sisi Lain Perjalanan Transfer Rabiot: Negosiasi Alot dengan Manchester United
Sebelum berlabuh di Milan, Adrien Rabiot juga sempat menjadi target incaran klub raksasa Liga Inggris, Manchester United. Namun, negosiasi yang alot, terutama melibatkan sang ibu, membuat transfer ini tidak pernah terwujud.
Veronique Rabiot, Agen yang Tegas
Ibu sekaligus agen Adrien Rabiot, Veronique Rabiot, dikenal sangat keras dan tegas dalam setiap proses negosiasi transfer putranya. Ia bahkan dilaporkan hanya mau berbicara langsung dengan Direktur Sepak Bola MU, John Murtough, dan ingin memegang kendali penuh untuk memastikan putranya mendapat tawaran terbaik.
Kegagalan Transfer ke Old Trafford
Pada tahun 2022, MU sangat tertarik merekrut Rabiot dari Juventus. Biaya transfer sebesar 15 juta poundsterling (sekitar 17 juta euro) bahkan dikabarkan telah disepakati antara Juventus dan United. Namun, perselisihan terkait tuntutan gaji Rabiot menyebabkan transfer tersebut gagal. Veronique Rabiot membantah klaim serakah, dan justru merasa tawaran MU tidak sopan karena ingin memotong gaji jika klub tidak lolos Liga Champions. Baginya, ini adalah “masalah prinsip, bukan uang.” Rabiot juga sempat menolak tawaran dari klub Turki karena bertekad ingin bermain di Premier League, namun hingga bursa transfer ditutup, tidak ada kesepakatan yang tercapai dengan klub Inggris lainnya.
Kesimpulan
Kepindahan Adrien Rabiot ke AC Milan adalah salah satu detail transfer yang paling menarik di bursa transfer. Dengan alasan pindah yang didasari proyek ambisius Milan dan kebutuhan Stefano Pioli akan gelandang box-to-box, Rabiot siap menjadi pilar baru di lini tengah Rossoneri. Pengorbanan finansial yang ia lakukan, ditambah bonus trofi yang menggiurkan, menunjukkan komitmennya terhadap kesuksesan tim.
Di sisi lain, peran krusialnya di timnas Prancis di bawah Didier Deschamps menjadi penyelamat kebugarannya di tengah drama klub. Perjalanan transfer Rabiot yang berliku, termasuk negosiasi alot dengan Manchester United yang gagal, semakin menambah narasi menarik dari salah satu gelandang terbaik Prancis ini. Kini, mata publik akan tertuju pada bagaimana Adrien Rabiot akan membawa AC Milan bersinar di Serie A dan kompetisi Eropa.