Bandara YIA Megah, Kulon Progo Masih ‘Melarat’: Mengurai Janji ‘Aerotropolis’ yang Belum Terwujud

Dipublikasikan 12 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Bayangkan sebuah bandara internasional megah, dengan desain modern dan kapasitas besar, berdiri gagah di tengah hamparan wilayah yang masih bergelut dengan tantangan ekonomi. Inilah potret Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo. Sejak pembangunannya, janji manis tentang aerotropolis – sebuah kota yang tumbuh dan berpusat di sekitar bandara – selalu digaungkan. Konon, konsep ini akan membawa kemakmuran dan mengangkat derajat Kulon Progo dari kemiskinan.

Bandara YIA Megah, Kulon Progo Masih 'Melarat': Mengurai Janji 'Aerotropolis' yang Belum Terwujud

Ilustrasi untuk artikel tentang Bandara YIA Megah, Kulon Progo Masih ‘Melarat’: Mengurai Janji ‘Aerotropolis’ yang Belum Terwujud

Namun, benarkah janji itu sudah terwujud? Hingga kini, banyak yang masih bertanya-tanya, mengapa Kulon Progo seolah jalan di tempat. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa di balik kemegahan YIA, isu Kulon Progo melarat masih menjadi sorotan, serta bagaimana konsep aerotropolis diharapkan bisa menjadi solusi, bukan sekadar mimpi di atas kertas. Mari kita selami lebih dalam fakta dan harapan di balik pembangunan besar ini.

Apa Itu Konsep Aerotropolis? Sebuah Harapan Ekonomi di Sekitar Bandara

Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya aerotropolis itu? Sederhananya, ini adalah sebuah konsep pengembangan wilayah di mana sebuah kota dibangun dan berkembang dengan bandara sebagai jantungnya. Bukan sekadar titik transit, bandara di sini berfungsi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan konektivitas. Contoh suksesnya bisa kita lihat di Dubai dengan Dubai Airport Freezone, atau Aerotropolis di Hong Kong yang terintegrasi dengan bandara internasionalnya. Bahkan, Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng pun telah berhasil mengintegrasikan kawasan bisnis dan pusat perbelanjaan di sekitarnya, menciptakan jutaan lapangan kerja.

Di Kulon Progo, keberadaan Bandara YIA megah diharapkan bisa meniru kesuksesan tersebut. Visi awalnya adalah menjadikan YIA sebagai titik nol pembangunan, mengundang investasi besar, dan membangun kota baru berbasis ekonomi bandara yang pesat. Terdengar menjanjikan, bukan?

Janji Manis yang Belum Terwujud: Kulon Progo Masih Bergelut dengan Kemiskinan

Meski Bandara YIA telah beroperasi hampir lima tahun, narasi tentang Kulon Progo jadi kaya raya belum sepenuhnya terwujud. Pembangunan yang terkesan mewah di muka, sayangnya, masih menutupi kenyataan bahwa kemelaratan masih menjalar di banyak sudut Kulon Progo.

Angka Kemiskinan yang Bicara

Faktanya, angka kemiskinan di Kulon Progo masih menjadi yang tertinggi di DIY. Menurut data BPS, persentase penduduk miskin di Kulon Progo pada tahun 2024 mencapai 15,62%. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan persentase nasional yang berada di kisaran 9,03%. Mirisnya, dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol yang sedang berjalan, ancaman ketimpangan malah berpotensi makin melebar.

Janji-janji di atas kertas untuk mengangkat ekonomi melalui konsep aerotropolis belum menunjukkan hasil yang signifikan. Kulon Progo masih seperti dulu, tersisih di sisi barat Jogja, dan masih terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang memprihatinkan. Pertumbuhan ekonomi daerah juga mengalami perlambatan, terutama di sektor transportasi dan pergudangan.

Konsep “Agro-Aerotropolis” dan Harapan Baru yang Lebih Lokal

Menyadari realitas ini, ada pergeseran dalam visi pengembangan aerotropolis di Kulon Progo. Konsep yang kini digaungkan adalah agro-aerotropolis. Ini adalah upaya memadukan mimpi kota bandara yang maju dengan basis agraris kuat yang dimiliki Kulon Progo. Tujuannya agar pembangunan tidak menghilangkan identitas lokal, terutama sektor pertanian yang menjadi tulang punggung sebagian besar masyarakat.

Pemerintah Daerah DIY dan Pemkab Kulon Progo, dengan dukungan dari Japan International Cooperation Agency (JICA), telah merumuskan beberapa program prioritas untuk mewujudkan agro-aerotropolis yang berkelanjutan:

  • Smart Agriculture: Menerapkan teknologi tepat guna dalam pertanian, termasuk sistem pengairan otomatis dan pemasaran digital, untuk meningkatkan nilai komoditas pertanian lokal.
  • Smart Tourism: Mengembangkan pariwisata yang memanfaatkan teknologi, mulai dari sistem ticketing hingga booking online, untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Kulon Progo.
  • Ekonomi Sirkular: Menitikberatkan pada penggunaan sarana dan prasarana yang dapat didaur ulang, serta pengelolaan sampah yang efisien, untuk menciptakan nilai tambah ekonomi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Inisiatif ini bertujuan menjadikan kawasan sekitar YIA sebagai pilot project pembangunan modern yang tetap menjaga budaya dan potensi lokal.

Inisiatif JICA dan Pemerintah Daerah

Kerja sama dengan JICA telah dimulai sejak Oktober 2022 untuk menyusun kajian desain dan master plan aerotropolis YIA. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X secara khusus berpesan agar pengembangan aerotropolis dan aerocity (kawasan di dalam bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I) harus saling terkoneksi dan mendukung, tidak terputus atau tumpang tindih. Ini mencakup interkoneksi infrastruktur, proses bisnis, sumber daya manusia, hingga aspek kultural.

Pemkab Kulon Progo juga telah menetapkan kawasan YIA sebagai prioritas percepatan pembangunan aerotropolis, lengkap dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang sedang disusun. Harapannya, kawasan ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang cepat, mendorong masuknya investor di sektor jasa, MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), dan pariwisata. Selain itu, program “Bela Beli Kulon Progo” didorong agar produk-produk UMKM lokal dapat menyuplai kebutuhan kawasan aerotropolis.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Mewujudkan aerotropolis yang benar-benar membawa kemakmuran bagi Kulon Progo tentu bukan tanpa tantangan. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain:

  • Regulasi: Aturan yang kadang tidak sejalan dengan visi pembangunan.
  • Ketidakpastian Investasi: Membutuhkan komitmen investor jangka panjang.
  • Resistensi Masyarakat: Kurangnya transparansi dalam proyek pembangunan bisa menghambat kemajuan.
  • Perlambatan Sektor: Data menunjukkan sektor transportasi, pergudangan, bahkan pertanian mengalami perlambatan pertumbuhan.

Namun, di balik tantangan tersebut, ada peluang besar. Kolaborasi kuat antara pemerintah daerah, investor, dan masyarakat lokal, serta pelibatan komunitas dan industri kreatif, dapat menjadi kunci sukses. Dengan potensi pariwisata yang kaya (dekat Borobudur, pantai selatan), serta dukungan infrastruktur seperti kereta bandara dan jalan tol, YIA memiliki keunggulan strategis untuk menjadi hub utama di kawasan ini.

Kesimpulan: Mewujudkan Mimpi Bersama

Bandara YIA megah adalah sebuah aset strategis yang tak ternilai bagi DIY, khususnya Kulon Progo. Namun, isu Kulon Progo melarat di sekitar kemegahan itu menjadi pengingat bahwa pembangunan fisik harus seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Konsep aerotropolis, terutama dengan sentuhan lokal agro-aerotropolis, adalah harapan besar untuk mengatasi ketimpangan ini.

Mewujudkan mimpi aerotropolis yang inklusif dan berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan investor tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat setempat, adalah pekerjaan rumah bersama. Dengan komitmen kuat, kolaborasi semua pihak, dan implementasi strategi yang jelas, diharapkan Kulon Progo dapat benar-benar “mentas” dari kemiskinan dan menjadi daerah yang makmur, seimbang dengan kemegahan bandara yang kini dimilikinya.

FAQ

Tanya: Apa saja manfaat utama dari konsep aerotropolis bagi suatu daerah?
Jawab: Aerotropolis dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan konektivitas suatu wilayah.

Tanya: Mengapa Bandara YIA di Kulon Progo disebut megah namun daerah sekitarnya masih menghadapi tantangan ekonomi?
Jawab: Kemegahan YIA belum sepenuhnya berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kulon Progo secara merata.

Tanya: Bagaimana konsep aerotropolis diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan di Kulon Progo?
Jawab: Konsep ini diharapkan mampu menarik investasi dan menciptakan peluang ekonomi baru yang dapat mengangkat taraf hidup masyarakat setempat.