Waspada! **Diabetes Mengintai Anak**, **Dinkes Gianyar Ingatkan Deteksi Dini** dan Pencegahan

Dipublikasikan 10 Agustus 2025 oleh admin
Tak Berkategori

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, penyakit diabetes yang selama ini akrab di telinga kita sebagai penyakit orang dewasa, kini juga semakin mengkhawatirkan anak-anak. Ya, Anda tidak salah dengar. Kasus diabetes pada anak di Indonesia, termasuk di Bali, menunjukkan tren peningkatan yang cukup mencemaskan.

Di Gianyar, alarm kewaspadaan ini sudah berbunyi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar secara khusus mengingatkan para orang tua akan pentingnya deteksi dini diabetes pada anak. Mengapa ini begitu penting? Mari kita selami lebih jauh agar kita bisa melindungi buah hati dari ancaman silent killer ini.

Anak-anak Juga Bisa Kena Diabetes? Ini Kata Dinkes Gianyar

Baru-baru ini, Kepala Dinkes Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, menyampaikan peringatan serius. Pasalnya, ada temuan dua kasus diabetes melitus (DM) pada anak di Gianyar, masing-masing pada kelompok usia 8-9 tahun dan 15-17 tahun. Ini menunjukkan bahwa ancaman diabetes tidak lagi mengenal usia.

Meskipun diabetes tipe 1 (yang biasanya menyerang anak-anak karena masalah autoimun) lebih umum, peningkatan kasus diabetes tipe 2 (yang erat kaitannya dengan gaya hidup) juga mulai terlihat pada anak-anak seiring dengan meningkatnya masalah obesitas.

Kenali Gejala Diabetes pada Anak: Jangan Sampai Terlambat!

Salah satu tantangan terbesar adalah gejala awal diabetes pada anak sering kali tidak spesifik dan mudah diabaikan. Ini membuat diagnosis seringkali terlambat, bahkan baru terdeteksi saat anak dalam kondisi darurat. Oleh karena itu, orang tua perlu jeli mengamati perubahan pada anak.

Beberapa tanda yang perlu Anda waspadai, seperti diungkapkan Dinkes Gianyar:

  • Sering buang air kecil, bahkan mengompol pada anak yang sebelumnya sudah tidak mengompol.
  • Rasa haus berlebihan meskipun sudah banyak minum.
  • Nafsu makan meningkat drastis, tapi berat badan justru tidak naik atau malah menurun. Ini terjadi karena tubuh tidak bisa memanfaatkan glukosa sebagai energi, sehingga mulai membakar lemak dan otot.
  • Mudah lelah atau terlihat lesu.
  • Luka sulit sembuh atau infeksi jamur berulang.
  • Perubahan perilaku seperti lebih rewel atau mudah marah.

Jika Anda menemukan kombinasi gejala-gejala ini pada anak, jangan tunda untuk segera memeriksakannya ke fasilitas kesehatan terdekat.

Siapa Saja yang Berisiko? Pahami Faktor-Faktornya

Mengenali faktor risiko juga tak kalah penting dalam upaya pencegahan diabetes pada anak. Untuk DM tipe 1, beberapa faktor risikonya meliputi:

  • Riwayat keluarga penderita DM tipe 1 atau penyakit autoimun lainnya.
  • Anak dengan penyakit autoimun lain seperti celiac atau gangguan tiroid.
  • Paparan faktor lingkungan tertentu yang belum sepenuhnya dipahami.

Sementara itu, untuk DM tipe 2 yang semakin mengancam, faktor risiko utamanya adalah:

  • Gaya hidup kurang sehat, seperti konsumsi gula berlebih dan makanan olahan rendah serat.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Kurangnya aktivitas fisik atau cenderung sedentari (banyak duduk, kurang gerak), seringkali karena penggunaan gawai berlebihan.
  • Riwayat keluarga dengan DM tipe 2.

Pentingnya Deteksi Dini: Kapan Harus Periksa?

Jika Anda mencurigai adanya gejala atau anak memiliki faktor risiko, segera periksakan ke dokter atau fasilitas kesehatan. Deteksi dini diabetes dapat dilakukan melalui beberapa pemeriksaan, antara lain:

  • Gula Darah Sewaktu (GDS): Jika hasilnya di atas 200 mg/dL disertai gejala.
  • Gula Darah Puasa (GDP): Jika hasilnya di atas 126 mg/dL setelah puasa 8 jam.
  • Tes HbA1c: Jika hasilnya di atas 6,5%.

Penting untuk diingat, diagnosis diabetes tidak bisa ditegakkan hanya dengan satu kali pemeriksaan. Dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut berdasarkan hasil lab dan gejala klinis.

Mencegah Lebih Baik: Gaya Hidup Sehat Kunci Utama

Meskipun kasus diabetes pada anak meningkat, kabar baiknya adalah kita bisa mencegahnya, terutama untuk tipe 2. Kuncinya ada pada penerapan gaya hidup sehat sejak dini, dan ini harus melibatkan seluruh anggota keluarga.

Dinkes Gianyar dan para ahli kesehatan merekomendasikan beberapa langkah pencegahan diabetes pada anak yang bisa kita lakukan:

  • Pola Makan Seimbang: Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian yang kaya serat.
  • Batasi Gula: Kurangi asupan gula, makanan manis, dan minuman kemasan tinggi gula.
  • Aktivitas Fisik Rutin: Ajak anak bergerak aktif minimal 60 menit setiap hari. Ini bisa berupa bermain di luar, olahraga, atau aktivitas fisik lainnya.
  • Kurangi Waktu Gawai: Batasi waktu penggunaan gadget untuk mengurangi perilaku sedentari.
  • Pantau Berat Badan: Lakukan pemantauan berat badan anak secara rutin untuk mencegah obesitas.
  • Istirahat Cukup dan Kelola Stres: Ini juga bagian dari pola hidup sehat yang mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Data Kasus Diabetes Anak di Bali: Alarm yang Perlu Diwaspadai

Peningkatan kasus diabetes pada anak bukan hanya fenomena di Gianyar. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali menunjukkan bahwa kasus DM di Bali secara keseluruhan mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2023, ada 30.856 penderita DM, dan angka ini melonjak menjadi 45.710 orang pada tahun 2024.

Yang lebih mengkhawatirkan, hasil skrining gula darah di Bali per Mei 2025 menemukan puluhan remaja usia 15-17 tahun terdeteksi mengidap diabetes. Kabupaten Klungkung menjadi yang tertinggi dengan 14 kasus, diikuti Badung (7), serta Gianyar dan Denpasar masing-masing 1 kasus. Bahkan, ada 259 remaja di Bali yang terdeteksi mengalami gula darah pre-diabetes.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga melaporkan peningkatan kasus diabetes tipe 1 pada anak di Indonesia mencapai 70 kali lipat pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2010. Ini adalah angka yang sangat mengkhawatirkan dan menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih serius dalam upaya pencegahan dan deteksi dini diabetes pada anak.

Menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat di rumah adalah investasi terbaik untuk masa depan kesehatan anak. Mari bersama-sama menjadi garda terdepan dalam melindungi generasi penerus dari ancaman diabetes yang mengintai anak. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran. Kesehatan anak adalah prioritas kita bersama.