Yogyakarta, zekriansyah.com – Pertemuan tingkat tinggi kembali terjadi di Washington D.C.! Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru saja menggelar serangkaian pertemuan penting di Gedung Putih. Kira-kira apa saja yang mereka obrolin?
Ilustrasi: Presiden Trump dan Perdana Menteri Netanyahu berdiskusi intensif di Gedung Putih mengenai gencatan senjata Gaza, nasib sandera Hamas, dan ancaman Iran.
Artikel ini akan mengupas tuntas poin-poin utama dari pertemuan tersebut, mulai dari upaya gencatan senjata di Jalur Gaza, nasib para sandera Hamas, hingga ketegangan dengan Iran. Dengan membaca artikel ini, Anda akan lebih mudah memahami dinamika konflik di Timur Tengah dan harapan-harapan yang muncul dari diplomasi tingkat tinggi ini.
Pembahasan Utama: Gencatan Senjata di Gaza dan Pembebasan Sandera
Dalam dua hari berturut-turut, tepatnya Senin (7/7/2025) dan Selasa (8/7/2025) waktu setempat, Trump dan Netanyahu fokus membahas situasi di Jalur Gaza. Ini adalah kunjungan ketiga Netanyahu ke AS sejak Trump memulai masa jabatan keduanya pada Januari lalu.
Inti dari pembicaraan ini adalah upaya pembebasan para sandera Israel yang masih ditahan oleh kelompok Hamas di Jalur Gaza. Netanyahu menegaskan kembali tekadnya untuk “memusnahkan” kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.
Sementara itu, proses negosiasi gencatan senjata terbaru sedang berlangsung di Qatar, dengan mediasi dari AS, Qatar, dan Mesir. Kabar baiknya, utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengindikasikan bahwa Israel dan Hamas hampir mencapai kesepakatan.
“Kami memiliki empat masalah yang harus diselesaikan, dan setelah dua hari melakukan pembicaraan langsung, sekarang cuma tersisa satu masalah saja,” kata Witkoff.
Harapan besar muncul bahwa kesepakatan gencatan senjata 60 hari ini bisa tercapai pada akhir pekan ini. Kesepakatan ini diperkirakan mencakup pembebasan 10 sandera hidup dan pengembalian 9 jenazah sandera. Hamas sendiri sudah memberikan respons positif, meski Israel mengklaim ada beberapa perubahan yang belum bisa diterima.
Isu Kontroversial: Rencana Relokasi Warga Gaza
Selain gencatan senjata, Trump dan Netanyahu juga membahas ide kontroversial Trump mengenai relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara lain. Netanyahu mengklaim ada kemajuan dengan beberapa negara yang bersedia menerima warga Gaza yang ingin keluar.
“Jika orang-orang ingin tinggal, mereka boleh tinggal, tetapi jika mereka ingin pergi, mereka seharusnya bisa pergi,” ujar Netanyahu. “Gaza tidak boleh menjadi penjara. Itu harus menjadi tempat terbuka.”
Namun, rencana ini menuai penolakan keras dari komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyebutnya sebagai pemindahan paksa dan pelanggaran hukum internasional. Trump sendiri menyatakan telah mendapat “kerja sama yang luar biasa” dari negara-negara sekitar dalam masalah ini.
Menghadapi Iran: Setelah Perang Udara Sengit
Topik penting lainnya dalam pertemuan ini adalah konfrontasi dengan Iran, yang disebut Netanyahu sebagai “musuh bebuyutan” Tel Aviv. Pembicaraan ini terjadi hanya dua pekan setelah Israel dan Iran mengakhiri perang udara sengit dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh Trump, berlaku sejak 24 Juni lalu.
Netanyahu mengungkapkan bahwa ia dan Trump membahas konsekuensi dari “kemenangan besar yang kita raih atas Iran.” Sebelumnya, Trump juga telah memerintahkan pasukan AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
“Saya pikir situasi di Timur Tengah akan jauh lebih tenang,” kata Trump, seraya menambahkan bahwa Iran kini “menghormati kami dan juga Israel.”
Trump juga mengisyaratkan bahwa pembicaraan langsung dengan Iran akan segera dimulai, menunjukkan harapan untuk de-eskalasi lebih lanjut di kawasan.
Kejutan dan Pujian: Nobel Perdamaian untuk Trump?
Dalam jamuan makan malam mereka, ada momen menarik ketika Netanyahu memberikan kejutan dengan menyerahkan salinan surat pencalonan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
“Ini sangat layak, dan Anda pantas mendapatkannya,” kata Netanyahu kepada Trump.
Netanyahu memuji Trump sebagai sosok yang gigih mengejar perdamaian dan keamanan, terutama di kawasan Timur Tengah. Trump pun menyambut hangat pujian tersebut dan membalas dengan memuji hubungan keduanya yang dinilai penuh pencapaian luar biasa.
Menuju Harapan Baru di Timur Tengah
Pertemuan antara Donald Trump dan Benjamin Netanyahu ini menyoroti upaya keras untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah. Dengan negosiasi gencatan senjata yang semakin mendekati kesepakatan, serta pembahasan serius mengenai masa depan Gaza dan hubungan dengan Iran, ada harapan bahwa konflik berkepanjangan dapat menemukan titik terang.
Meskipun tantangan besar masih membayangi, pertemuan ini menunjukkan komitmen para pemimpin untuk mencari solusi. Mari kita terus ikuti perkembangan selanjutnya dan berharap perdamaian dapat segera terwujud di kawasan yang bergejolak ini.