Tragis! **120 Orang Tewas Dihantam Banjir Bandang Texas**, **Presiden** Turun Gunung Tinjau Lokasi

Dipublikasikan 12 Juli 2025 oleh admin
Berita Dunia

Sebuah duka mendalam menyelimuti Amerika Serikat. Banjir bandang Texas yang menerjang pada Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli 2025, telah menelan korban jiwa hingga 120 orang tewas. Bencana alam yang mengerikan ini juga menyebabkan ratusan orang lainnya hilang dan kerusakan parah di berbagai wilayah. Momen tragis ini langsung menarik perhatian tinggi, termasuk dari Gedung Putih, yang membuat Presiden Donald Trump akhirnya “turun gunung” meninjau langsung lokasi kejadian.

Tragis! **120 Orang Tewas Dihantam Banjir Bandang Texas**, **Presiden** Turun Gunung Tinjau Lokasi

Ilustrasi untuk artikel tentang Tragis! **120 Orang Tewas Dihantam Banjir Bandang Texas**, **Presiden** Turun Gunung Tinjau Lokasi

Untuk informasi lebih lanjut mengenai banjir dahsyat texas, kunjungi: banjir dahsyat texas.

Artikel ini akan membawa Anda memahami lebih dalam skala bencana ini, bagaimana respons pemerintah, serta isu-isu penting yang muncul di balik peristiwa pilu tersebut. Mari kita selami bersama.

Texas Berduka: Skala Bencana yang Mengguncang

Peristiwa banjir bandang Texas ini sungguh memilukan. Bayangkan saja, di tengah suasana liburan Hari Kemerdekaan, tiba-tiba gelombang air bah datang menyapu segalanya. Data terbaru menunjukkan bahwa setidaknya 120 orang tewas dihantam banjir bandang, dan lebih dari 150 hingga 170 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Angka ini bisa jadi terus bertambah seiring berjalannya proses pencarian.

Baca juga: banjir bandang texas:

Wilayah yang paling parah terdampak adalah Kerr County, di mana banyak rumah hanyut dan jembatan tenggelam. Salah satu lokasi yang paling menyedihkan adalah Camp Mystic, sebuah perkemahan khusus perempuan Kristen, yang menjadi lokasi tewasnya puluhan anak-anak—setidaknya 36 di antaranya adalah anak-anak. Banjir ini dipicu oleh hujan deras yang luar biasa, dengan curah lebih dari 30 cm dalam waktu kurang dari satu jam, yang menyebabkan Sungai Guadalupe meluap drastis hingga ketinggian 10,4 meter. Ini adalah bencana paling mematikan yang terjadi di AS selama enam bulan pertama masa jabatan Presiden Trump.

Reaksi Gedung Putih: Presiden Donald Trump Turun Langsung

Melihat skala kehancuran dan jumlah korban yang terus bertambah, sorotan publik tertuju pada respons pemerintah federal. Akhirnya, pada Jumat, 11 Juli 2025, Presiden Donald Trump memutuskan untuk meninjau langsung lokasi bencana di Texas. Kunjungannya ini sangat dinanti, terutama oleh keluarga korban dan ribuan petugas tanggap darurat yang terus berjibaku di lapangan.

Saat meninggalkan Gedung Putih, Trump sempat mengungkapkan perasaannya kepada wartawan:

“Ini hal yang mengerikan,” kata Trump.

Selama kunjungan, ia dijadwalkan bertemu dengan anggota keluarga korban, petugas tanggap darurat, serta mendengarkan pengarahan dari pejabat setempat di Kerr County, pusat kerusakan. Dalam wawancara sebelumnya, Trump juga menunjukkan dukungan terhadap inisiatif pemasangan sistem peringatan dini. “Setelah menyaksikan peristiwa mengerikan ini, saya membayangkan Anda akan membunyikan alarm dalam bentuk apa pun,” ujarnya. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengevaluasi penanganan bencana di masa depan.

Sorotan pada Penanganan Bencana: Ada Apa di Balik Layar?

Di balik upaya penyelamatan yang heroik, muncul berbagai pertanyaan dan sorotan tajam terkait penanganan bencana ini. Banyak pihak menilai bahwa pemerintah AS, baik lokal maupun federal, terlalu fokus pada proses penyelamatan pasca-bencana, namun kurang mumpuni dalam melakukan mitigasi risiko dampak bencana.

Salah satu isu krusial adalah keputusan pemerintah daerah Kerr County yang menolak memasang sistem peringatan dini banjir bertahun-tahun lalu, karena gagal mendapatkan dana hibah dari negara bagian. Padahal, wilayah ini dikenal sebagai “gang banjir bandang” karena sering dilanda bencana serupa. Selain itu, pimpinan Senat AS dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, bahkan meminta pengawas pemerintah untuk menyelidiki apakah pemotongan anggaran di Badan Cuaca Nasional (NWS) memengaruhi respons badan prakiraan cuaca tersebut. Meskipun demikian, pemerintahan Trump membantah klaim ini, menyatakan bahwa NWS memiliki staf yang memadai dan merespons dengan baik saat bencana melanda.

Pertanyaan lain yang sempat mengemuka adalah nasib Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), lembaga yang mengoordinasikan upaya tanggap bencana pemerintah AS. Sebelumnya, sempat ada rencana untuk mengecilkan atau bahkan menghapus FEMA, dengan menyerahkan banyak fungsi utamanya kepada pemerintah negara bagian dan lokal. Namun, Trump memilih untuk tidak berkomentar banyak mengenai hal ini, hanya mengatakan, “Saya beri tahu di lain waktu,” ketika ditanya media.

Mengambil Pelajaran dari Tragedi

Tragedi banjir bandang Texas yang menewaskan 120 orang tewas dihantam banjir bandang presiden ini menjadi pengingat pahit akan kekuatan alam dan pentingnya kesiapsiagaan. Meskipun upaya penyelamatan terus dilakukan tanpa henti, fokus pada mitigasi dan sistem peringatan dini yang efektif menjadi pelajaran berharga yang harus dipetik.

Semoga para korban yang meninggal dunia mendapatkan tempat terbaik, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Tragedi ini juga harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk bekerja sama, memastikan bahwa bencana serupa dapat diminimalisir dampaknya di masa depan, demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.