Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar duka menyelimuti Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah salah satu mahasiswanya, Bagus Adi Prayogo, ditemukan meninggal dunia akibat insiden kapal terbalik di perairan Maluku Tenggara. Bagus adalah peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sedang mengabdi di sana.
Ilustrasi: Momen duka menyelimuti keluarga besar UGM atas penemuan jenazah Bagus Adi Prayogo, mahasiswa KKN yang menjadi korban kapal tenggelam di Maluku.
Artikel ini akan membahas detail kronologi kejadian nahas tersebut, mengenal lebih dekat sosok Bagus Adi Prayogo, serta respons dari pihak UGM dan berbagai pihak terkait. Semoga informasi ini bisa memberikan pemahaman yang jelas mengenai tragedi yang menimpa Bagus dan rekannya.
Kronologi Tragedi Kapal Terbalik di Maluku Tenggara
Insiden memilukan ini terjadi di perairan Pulau Wahr, Kabupaten Maluku Tenggara. Sebuah longboat yang mengangkut 12 orang, terdiri dari 7 mahasiswa KKN UGM dan 5 warga lokal, terbalik akibat hantaman gelombang tinggi.
-
Waktu Kejadian:
Insiden ini terjadi pada Selasa, 1 Juli 2025, sekitar pukul 14.07 WIT. Laporan mengenai musibah ini diterima oleh tim SAR pada pukul 15.40 WIT. -
Tujuan Perjalanan:
Para mahasiswa dan warga lokal berangkat menggunakan dua unit speedboat dari Pelabuhan Desa Debut menuju Pulau Wahr. Tujuan mereka adalah mengambil pasir yang akan digunakan untuk program revitalisasi terumbu karang (Artificial Patch Reef/APR) dan pembangunan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Desa Debut. -
Penyebab Kecelakaan:
Dalam perjalanan kembali dari Pulau Wahr menuju Desa Debut, salah satu longboat dihantam ombak setinggi 2,5 meter dan angin kencang. Sekitar 300 meter dari bibir pantai Pulau Wearhu, kapal tersebut terbalik, menyebabkan seluruh penumpang tercebur ke laut. -
Daftar Korban:
Dari 12 penumpang, 10 orang berhasil selamat, sementara dua mahasiswa UGM meninggal dunia.-
Meninggal Dunia:
- Bagus Adi Prayogo (22 tahun): Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM, asal Bojonegoro. Sempat dinyatakan hilang dan ditemukan warga pada Selasa malam, 1 Juli 2025, sekitar pukul 23.00 WIT, dalam kondisi meninggal dunia.
- Septian Eka Rahmadi (21 tahun): Mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM, asal Sumbawa Besar. Ditemukan tewas tak lama setelah kejadian.
-
Selamat (5 Mahasiswa UGM):
- Daeren Sakti Hermanu
- Muhammad Arva Sagara (dirawat di RSUD Karel Sadsuitubun)
- Ridwan Rahardian Wijaya (dirawat di RSUD Karel Sadsuitubun)
- Afifudin Baliya (dirawat di RS Hati Kudus Langgur)
- Pratista Halimawan
-
Selamat (5 Warga Lokal):
- Maikel Letsoin (28 tahun)
- Marvel Letsoin (16 tahun)
- Mikel Maipuka (27 tahun)
- Atin Letsoin (16 tahun)
- Penus Letsoin (27 tahun)
-
-
Proses Evakuasi:
Tim SAR Pos Tual segera bergerak ke lokasi kejadian menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) setelah menerima laporan. Proses pencarian dan evakuasi juga dibantu oleh masyarakat setempat. Meskipun sempat terkendala cuaca buruk seperti angin kencang dan gelombang tinggi, semua korban berhasil dievakuasi.
Sosok Bagus Adi Prayogo: Aktif dan Peduli Lingkungan
Bagus Adi Prayogo, mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM angkatan 2022, adalah sosok yang dikenal memiliki banyak potensi. Pria berusia 22 tahun ini berasal dari Desa Butoh, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Menurut Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Rustamadji, Bagus adalah mahasiswa yang luar biasa:
“Kami sangat kehilangan. Bagus adalah mahasiswa yang aktif, peduli terhadap lingkungan, dan menunjukkan dedikasi tinggi dalam setiap kegiatan pengabdian. Semoga Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan,” ujar Rustamadji.
Selain aktif di bidang akademik, Bagus juga dikenal cerdas, rendah hati, dan memiliki semangat kolaboratif yang tinggi. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemahasiswaan. Semangatnya dalam menjalankan program KKN-PPM, terutama revitalisasi terumbu karang, menunjukkan kepeduliannya yang besar terhadap lingkungan.
Respon dan Tindakan UGM Pasca Tragedi
Merespons tragedi ini, UGM segera mengambil langkah-langkah darurat dan memberikan dukungan penuh kepada para mahasiswa yang terdampak serta keluarga korban.
-
Koordinasi Intensif:
UGM, melalui Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) dan fakultas terkait, berkoordinasi erat dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Pemerintah Provinsi Maluku, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), serta Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Maluku. -
Dukungan dan Pemulangan Jenazah:
Fokus utama koordinasi adalah penanganan darurat, pendampingan psikologis bagi mahasiswa lain yang selamat, dan proses pemulangan jenazah. Jenazah Bagus Adi Prayogo dan Septian Eka Rahmadi telah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing (Bojonegoro dan Sumbawa Besar) dengan pengawalan penuh dari pihak UGM dan KAGAMA. -
Apresiasi:
UGM menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pencarian dan evakuasi, mulai dari pemerintah daerah, Basarnas, mitra lokal, hingga warga setempat. Bantuan mereka sangat berarti di tengah situasi sulit ini. -
Evaluasi Keamanan:
UGM berkomitmen untuk terus memastikan perlindungan dan keselamatan seluruh peserta KKN-PPM. Evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keamanan di lapangan akan dilakukan untuk meminimalkan risiko kecelakaan serupa di masa mendatang.
Kesimpulan
Kehilangan Bagus Adi Prayogo dalam tragedi kapal tenggelam di Maluku Tenggara adalah duka mendalam bagi UGM dan seluruh masyarakat. Sosok Bagus yang aktif, cerdas, dan peduli lingkungan akan selalu dikenang. Tragedi ini juga menjadi pengingat penting bagi kita semua akan esensi keselamatan dalam setiap kegiatan, terutama saat menjalankan pengabdian kepada masyarakat di daerah yang memiliki tantangan geografis. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan semangat Bagus untuk lingkungan terus menginspirasi.
Baca juga: Duka Selimuti UGM, Dua Mahasiswa KKN Jadi Korban Kapal Tenggelam di Maluku Tenggara
FAQ
Tanya: Siapa Bagus Adi Prayogo?
Jawab: Bagus Adi Prayogo adalah mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) UGM yang menjadi korban meninggal dunia dalam insiden kapal terbalik di Maluku Tenggara.
Tanya: Kapan dan di mana tragedi kapal terbalik ini terjadi?
Jawab: Tragedi ini terjadi pada Selasa, 1 Juli 2025, sekitar pukul 14.07 WIT di perairan Pulau Wahr, Kabupaten Maluku Tenggara.
Tanya: Berapa banyak orang yang berada di dalam kapal saat insiden terjadi?
Jawab: Terdapat 12 orang di dalam longboat yang terbalik, terdiri dari 7 mahasiswa KKN UGM dan 5 warga lokal.
Tanya: Apa tujuan perjalanan rombongan tersebut?
Jawab: Mereka berangkat untuk mengambil pasir guna program revitalisasi terumbu karang dan pembangunan Tempat Pembuangan Sementara di Desa Debut.