Yogyakarta, zekriansyah.com – Kejadian tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada awal Juli 2025 lalu memang menyisakan duka dan banyak pertanyaan. Setelah pencarian intensif, kini ada kabar penting yang membawa harapan baru: bangkai KMP Tunu Pratama Jaya telah ditemukan! Dan yang lebih menarik, sudah ada rangkaian proses yang disiapkan untuk mencoba mengangkat bangkai kapal nahas ini dari dasar laut. Penasaran bagaimana kelanjutannya? Mari kita selami bersama.
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Juli 2025 akhirnya terdeteksi, membuka jalan bagi upaya pengangkatan yang kompleks akibat arus bawah laut kuat di kedalaman 50 meter.
Misteri Terpecahkan: Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan!
Setelah sempat menjadi misteri, tim SAR gabungan akhirnya berhasil menemukan lokasi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya. Kapal feri ini ditemukan pada Sabtu, 12 Juli 2025, oleh TNI Angkatan Laut menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Spica, yang dilengkapi dengan kamera bawah air canggih.
Bangkai kapal itu terdeteksi di kedalaman sekitar 49-50 meter di dasar Selat Bali. Yang mengejutkan, KMP Tunu Pratama Jaya ditemukan dalam posisi terbalik dengan bagian lunas berada di atas. Meski samar, tulisan “Tunu Pratama Jaya” masih terlihat di badan kapal, memastikan identitasnya. Lokasi penemuan ini berada sekitar 3,9 hingga 3,95 kilometer ke arah selatan dari titik awal kecelakaan, lebih dekat ke daratan Bali. Titik ini kini dinyatakan sebagai “fix datum” atau lokasi pasti bangkai kapal.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai bangkai KMP Tunu Pratama Jaya ditemukan, kunjungi: bangkai KMP Tunu Pratama Jaya ditemukan.
Rangkaian Proses Pengangkatan Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya: Sebuah Tantangan Besar
Penemuan bangkai hanyalah langkah awal. Kini, fokus beralih ke rangkaian proses pengangkatan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya. Ini bukan pekerjaan mudah, mengingat Selat Bali memiliki karakteristik arus bawah laut yang sangat kuat.
Menurut Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, ada beberapa langkah penting yang harus dilalui:
- Koordinasi Lintas Lembaga: Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) telah berkoordinasi secara tertulis dengan operator kapal terkait pengangkatan ini. Basarnas juga berkoordinasi erat dengan otoritas pelabuhan dan Kementerian Perhubungan.
- Pemberitahuan Maritim: Distrik Navigasi Tanjung Perak Surabaya akan segera mengeluarkan pemberitahuan (notice to marine) kepada seluruh pengguna laut di Selat Bali. Tujuannya agar mereka menghindari area di sekitar titik Referensi 8, tempat bangkai kapal berada, untuk mencegah aktivitas seperti labuh jangkar atau memindahkan penanda lokasi.
- Pengiriman Tim Teknis: Dinas Perhubungan terkait akan mengirimkan tim ahli dan tim teknis. Tim ini bertugas menyusun rencana evakuasi yang detail, guna meminimalisasi hambatan dan mempertimbangkan aspek keselamatan.
“Proses pengangkatan kapal ini akan dilakukan dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat untuk memastikan aspek keselamatan dari tim,” ujar Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi.
Arus Selat Bali: Ujian Sesungguhnya
Salah satu tantangan terbesar dalam rangkaian proses pengangkatan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya adalah kuatnya arus di Selat Bali. Arus ini bahkan mampu menyeret bangkai kapal sejauh hampir 4 kilometer dari lokasi awal tenggelam.
Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno bahkan tidak merekomendasikan operasi penyelaman langsung karena kuatnya arus permukaan yang mencapai lebih dari 0,8 knot. Untuk alat seperti ROV (Remotely Operated Vehicle), arus tidak boleh lebih dari 2 knot agar bisa bermanuver. Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya operasi ini.
Mengapa Pengangkatan Bangkai Kapal Ini Penting?
Upaya pengangkatan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya ini sangat krusial, tidak hanya untuk memulihkan alur pelayaran, tetapi juga untuk tujuan investigasi.
- Penyelidikan Ilmiah: Tim Polairud Polda Jawa Timur akan menerapkan metode scientific crime investigation (SCI) untuk mengungkap penyebab pasti tenggelamnya kapal. Apakah karena kebocoran mesin, terpaan ombak, atau kelebihan muatan? Pengangkatan bangkai kapal akan memberikan data konkret untuk analisis ini.
- Preseden Bersejarah: Jika berhasil diangkat, ini akan menjadi operasi pengangkatan kapal tenggelam pertama di Selat Bali yang dilakukan dari kedalaman yang signifikan. Sebuah capaian yang akan membuka jalan bagi penanganan insiden serupa di masa depan.
- Keamanan Pelayaran: Keberadaan bangkai kapal di dasar laut bisa menjadi potensi bahaya bagi navigasi dan pelayaran di Selat Bali. Pengangkatan akan memastikan keamanan alur laut.
Kilas Balik Tragedi dan Perkembangan Korban
KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 53 penumpang, 12 ABK/kru, serta 22 unit kendaraan, tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025, saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali.
Hingga data terakhir yang dikumpulkan dari posko SAR gabungan, total 48 orang telah ditemukan. Dari jumlah tersebut, 30 orang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, sementara 18 orang ditemukan meninggal dunia (tiga di antaranya masih dalam proses identifikasi). Sayangnya, 17 korban lainnya masih dinyatakan hilang dan terus dalam pencarian.
Menatap Harapan di Dasar Selat Bali
Penemuan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya adalah langkah besar dalam upaya penanganan tragedi ini. Dengan rangkaian proses pengangkatan yang terencana dan kerja keras tim SAR gabungan, ada harapan besar bahwa kapal ini bisa diangkat ke permukaan.
Semoga seluruh proses berjalan lancar, memberikan kejelasan atas insiden yang terjadi, dan menjadi pelajaran berharga untuk keselamatan pelayaran di masa mendatang. Mari kita doakan yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat dalam misi penting ini.