Israel Terus Serang Gaza, Puluhan Hingga Ratusan Warga Tewas Setiap Hari

Dipublikasikan 28 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Konflik di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas masih terus berlangsung hingga saat ini. Setiap harinya, wilayah padat penduduk ini dilanda serangan militer yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, seringkali dari kalangan warga sipil. Berita duka tak henti datang, menunjukkan betapa parahnya krisis kemanusiaan yang terjadi.

Israel Terus Serang Gaza, Puluhan Hingga Ratusan Warga Tewas Setiap Hari

Artikel ini akan membahas kondisi terkini di Gaza, berapa banyak korban jiwa yang berjatuhan setiap harinya, serta bagaimana situasi kemanusiaan di sana. Dengan membaca artikel ini, Anda akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami mengenai dampak konflik berkepanjangan ini terhadap kehidupan masyarakat Gaza.

Korban Jiwa Terus Bertambah: Angka Tragis dari Gaza

Serangan militer Israel ke Jalur Gaza terus menyebabkan bertambahnya jumlah korban jiwa setiap hari. Angka kematian harian ini bervariasi, namun selalu menunjukkan jumlah yang mengkhawatirkan.

Beberapa laporan terbaru mencatat angka korban jiwa harian yang signifikan:

  • Pada Jumat, 27 Juni 2025, Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 62 orang tewas akibat serangan Israel. Sebanyak 10 di antaranya adalah warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan. (Sumber: Detik.com)
  • Sehari sebelumnya, Kamis, 26 Juni 2025, Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan setidaknya 79 orang meninggal dunia dan hampir 400 orang terluka akibat serangan di berbagai titik di Gaza. (Sumber: Detik.com)
  • Pada 18 Juni 2025, pejabat kesehatan setempat melaporkan 140 orang tewas dalam 24 jam akibat serangan Israel. (Sumber: Metrotvnews.com, Kontan.co.id)
  • Pada Sabtu, 14 Juni 2025, serangan Israel menewaskan 79 warga Palestina. Sebanyak 15 orang di antaranya tewas saat mencoba mengakses bantuan makanan. (Sumber: Tempo.co)
  • Bahkan, pada 18 Maret 2025, tercatat sebagai salah satu hari paling berdarah, di mana serangan Israel menewaskan lebih dari 413 orang dalam satu hari. (Sumber: CNBC Indonesia)
  • Saat hari raya Idul Adha, Jumat, 7 Juni 2025, serangan Israel juga menewaskan 38 orang di seluruh wilayah Palestina, termasuk 11 orang dalam satu serangan di Jabalia. (Sumber: Rakyat Pembaruan)

Angka-angka ini menunjukkan bahwa warga Gaza hidup dalam ancaman konstan, di mana setiap hari bisa menjadi hari terakhir bagi puluhan, bahkan ratusan jiwa tak berdosa.

Insiden Mematikan di Tengah Pencarian Bantuan dan Evakuasi

Tragedi seringkali terjadi saat warga Gaza mencoba bertahan hidup atau mencari keamanan. Salah satu insiden yang berulang adalah penyerangan terhadap kerumunan orang yang antre bantuan kemanusiaan.

  • Beberapa laporan menyebutkan adanya penembakan atau serangan udara terhadap warga yang sedang menunggu truk bantuan di sepanjang jalan Salahuddin, Gaza tengah, hingga menewaskan belasan orang. (Sumber: Metrotvnews.com, Tempo.co)
  • Lokasi distribusi bantuan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel bahkan disebut warga Palestina sebagai “lokasi eksekusi” karena serangan yang berulang di sana. Padahal, kondisi kelaparan parah memaksa mereka tetap datang mencari makanan. (Sumber: Tempo.co)

Selain itu, fasilitas kesehatan juga tidak luput dari serangan.

Serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza, menewaskan tiga orang dan melukai sepuluh lainnya. Israel mengklaim targetnya adalah militan Hamas yang beroperasi dari rumah sakit tersebut. (Sumber: Kompas.com)

Warga juga terus diperintahkan untuk mengungsi dari daerah yang dinyatakan sebagai “zona pertempuran aktif”, namun seringkali tidak ada tempat yang benar-benar aman.

Dampak Kemanusiaan: Kelaparan, Pengungsian, dan Penderitaan Warga Gaza

Konflik yang berkepanjangan ini telah menciptakan krisis kemanusiaan yang sangat parah di Gaza. Lebih dari 80% populasi Gaza, atau sekitar 2,3 juta jiwa, terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi. Bahkan, hampir 665.000 orang harus mengungsi lagi setelah Israel melanggar gencatan senjata pada Februari. (Sumber: VOA Indonesia, Tempo.co)

Blokade yang diberlakukan Israel selama berminggu-minggu telah menyebabkan kelangkaan parah:

  • Pasokan makanan, obat-obatan, dan bantuan lainnya sangat terbatas.
  • Warga Gaza mengalami kelaparan dan malnutrisi yang meluas.
  • Satu warga Gaza bahkan mengatakan, “Siapa pun yang tidak mati karena bom Israel akan mati karena kelaparan. Orang-orang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari untuk mendapatkan makanan.” (Sumber: Metrotvnews.com)

Secara keseluruhan, jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza telah mencapai puluhan ribu. Pada pertengahan November 2024, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan lebih dari 44.500 warga Palestina tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Angka ini terus meningkat, bahkan pada Agustus 2024 sudah melebihi 40.000 jiwa. (Sumber: VOA Indonesia, CNBC Indonesia)

Fokus Israel Kembali ke Gaza: Sandera dan Hamas

Setelah sempat terlibat konflik udara dengan Iran, Israel mengklaim kini kembali memfokuskan operasi militernya ke Jalur Gaza. Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, menyatakan bahwa tujuan utama mereka adalah memulangkan semua sandera yang tersisa dan membubarkan rezim Hamas yang menguasai Gaza. (Sumber: Detik.com, Tempo.co)

  • Diperkirakan sekitar 50 sandera yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2023 masih berada di Gaza, dengan sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup. (Sumber: Tempo.co)
  • Hamas sendiri didukung oleh Iran dan telah terlibat dalam perang melawan Israel sejak Oktober 2023.

Gencatan Senjata yang Rapuh dan Negosiasi yang Sulit

Meskipun ada upaya terus-menerus dari mediator internasional seperti Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas seringkali menemui jalan buntu.

  • Hamas bersikeras bahwa perang di Gaza harus benar-benar berakhir sebagai syarat utama gencatan senjata permanen.
  • Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tuntutan tersebut dan menegaskan akan terus melanjutkan operasi hingga tujuannya tercapai. (Sumber: Tempo.co, CNBC Indonesia)

Ketidaksepakatan ini membuat perjanjian gencatan senjata yang ada sangat rapuh dan sulit untuk diperkuat, sehingga pertumpahan darah di Gaza terus berlanjut tanpa henti.

Kesimpulan

Situasi di Jalur Gaza tetap menjadi salah satu krisis kemanusiaan paling parah di dunia. Setiap hari, puluhan hingga ratusan nyawa warga sipil melayang akibat serangan militer Israel. Penderitaan warga Gaza semakin diperparah dengan blokade yang menyebabkan kelangkaan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya, serta membuat mereka terusir dari rumah.

Meskipun ada upaya negosiasi, perbedaan tuntutan antara Israel dan Hamas membuat gencatan senjata yang permanen sulit tercapai. Penting bagi kita untuk terus mengikuti perkembangan ini dan memahami skala tragedi yang sedang berlangsung di Gaza, agar kita dapat menyuarakan harapan bagi perdamaian dan kemanusiaan di wilayah tersebut.