Yogyakarta, zekriansyah.com – Kasus hukum yang menjerat mogul hip-hop Sean “Diddy” Combs kembali menarik perhatian publik. Setelah berminggu-minggu sidang yang intens, juri kini mencapai sebagian putusan, namun masih buntu alias belum mencapai kesepakatan pada tuduhan paling serius yang dihadapi Diddy: konspirasi pemerasan (racketeering conspiracy).
Ilustrasi: Suasana tegang menyelimuti ruang sidang saat juri buntu, menguji ketahanan tuduhan pemerasan terhadap Sean ‘Diddy’ Combs.
Artikel ini akan menjelaskan secara ringkas apa yang terjadi di pengadilan federal New York, mengapa tuduhan pemerasan ini begitu krusial, dan langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil dalam persidangan ini. Dengan membaca artikel ini, Anda akan memahami dinamika terbaru kasus Diddy yang bisa mengubah nasibnya.
Juri Capai Sebagian Putusan, Tuduhan Utama Masih Buntu
Pada Selasa sore (2 Juli 2025), setelah dua hari deliberasi atau musyawarah, 12 anggota juri di pengadilan federal New York mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk empat dari lima tuduhan yang diajukan terhadap Sean “Diddy” Combs. Empat tuduhan tersebut meliputi dua dakwaan perdagangan seks (sex trafficking) dan dua dakwaan transportasi untuk tujuan prostitusi.
Namun, ketegangan terasa di ruang sidang ketika juri menyatakan bahwa mereka tidak dapat mencapai keputusan bulat untuk tuduhan pertama dan yang paling serius: konspirasi pemerasan. Tuduhan ini berpotensi menjerat Diddy dengan hukuman penjara seumur hidup.
Suasana mencekam menyelimuti ruang sidang. Diddy, yang berusia 55 tahun, terlihat menunduk dengan tangan terlipat di pangkuan. Pengacaranya sesekali terlihat merangkulnya, memberikan dukungan.
Dalam sebuah catatan yang dikirim kepada Hakim Arun Subramanian, juri menyatakan:
“Kami telah mencapai putusan untuk hitungan 2, 3, 4, dan 5. Kami belum mencapai putusan untuk hitungan 1 karena ada anggota juri dengan pendapat yang tidak dapat diyakinkan di kedua belah pihak.”
Meskipun juri telah mencapai sebagian putusan, hasilnya belum diumumkan ke publik. Keputusan ini bisa saja berubah sampai putusan akhir secara resmi dibacakan. Deliberasi juri akan dilanjutkan pada Rabu pagi.
Apa Itu Tuduhan Pemerasan (Racketeering) yang Jerat Diddy?
Tuduhan konspirasi pemerasan (racketeering conspiracy) adalah dakwaan yang paling rumit dan serius dalam kasus Diddy. Tuduhan ini berada di bawah Undang-Undang Organisasi yang Dipengaruhi dan Korup oleh Pemeras (Racketeer Influenced and Corrupt Organizations Act) atau yang lebih dikenal dengan sebutan RICO Act. Undang-undang ini biasanya digunakan untuk menargetkan organisasi kriminal multi-orang atau kartel narkoba.
Dalam kasus Diddy, jaksa penuntut menuduh bahwa Diddy menggunakan kerajaan bisnis dan pengaruhnya di industri musik untuk menjalankan “perusahaan kriminal”. Tuduhan ini mengklaim bahwa Diddy dan para karyawannya terlibat dalam berbagai kejahatan, termasuk:
- Penyuapan
- Distribusi narkoba
- Pembakaran
- Penculikan
- Perdagangan seks
- Kerja paksa
- Mengganggu saksi
- Transportasi untuk tujuan prostitusi
Jaksa penuntut berargumen bahwa Diddy memaksa para korban, termasuk mantan pacarnya seperti Casandra “Cassie” Ventura dan seorang wanita yang diidentifikasi sebagai “Jane”, untuk berpartisipasi dalam “freak-offs” – yaitu pesta seks yang berlangsung berhari-hari dengan pekerja seks pria, seringkali di bawah pengaruh narkoba, sementara Diddy menonton dan sesekali merekam. Pengacara Diddy membantah tuduhan ini, menyatakan bahwa semua aktivitas seksual bersifat konsensual dan bahwa jika ada, itu adalah masalah kekerasan dalam rumah tangga, bukan kejahatan federal.
Instruksi Khusus Hakim dan Kontroversi “Allen Charge”
Setelah menerima catatan dari juri, Hakim Arun Subramanian mengadakan diskusi dengan jaksa penuntut dan pengacara Diddy mengenai langkah selanjutnya. Kedua belah pihak setuju bahwa juri harus melanjutkan deliberasi untuk mencapai kesepakatan pada tuduhan pemerasan.
Hakim Subramanian kemudian menginstruksikan juri untuk terus bermusyawarah, mengingatkan mereka akan tugas mereka untuk berunding dengan tujuan mencapai kesepakatan. Beliau juga menekankan bahwa:
“Setiap Anda harus memutuskan kasus ini untuk diri sendiri, tetapi Anda harus melakukannya hanya setelah mempertimbangkan kasus ini dengan sesama juri, dan Anda tidak boleh ragu untuk mengubah pendapat ketika yakin bahwa itu salah.”
Jaksa penuntut sempat mendesak hakim untuk menggunakan “Allen Charge” (juga dikenal sebagai “dynamite charge”), yaitu serangkaian instruksi yang diberikan kepada juri yang buntu untuk mendorong mereka mencapai keputusan bulat. Namun, “Allen Charge” ini kontroversial karena beberapa pihak percaya dapat memberikan tekanan yang tidak semestinya pada juri, memaksa mereka untuk mengubah pendirian atau menyerah pada tekanan teman sebaya. Hakim Subramanian memilih untuk tidak memberikan “Allen Charge” formal, namun tetap mendorong juri untuk melanjutkan diskusi dengan pikiran terbuka.
Perjalanan Sidang dan Saksi-Saksi Kunci
Sidang Sean “Diddy” Combs telah berlangsung selama tujuh minggu terakhir. Selama periode ini, juri telah mendengarkan kesaksian dari 34 saksi, termasuk mantan pacar Diddy, mantan karyawannya, pekerja seks pria, dan agen federal.
Beberapa kesaksian kunci yang disorot, dan bahkan diminta untuk ditinjau ulang oleh juri, adalah:
- Casandra “Cassie” Ventura: Mantan kekasih Diddy yang memberikan kesaksian emosional tentang kekerasan fisik dan seksual yang dialaminya, termasuk insiden di Hotel InterContinental Los Angeles pada tahun 2016 yang terekam kamera pengawas, dan insiden di Festival Film Cannes.
- Daniel Phillip: Seorang pekerja seks yang bersaksi tentang “freak-offs” yang melibatkan dirinya, Cassie, dan Diddy.
Diddy sendiri telah menyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan. Tim pembela hukumnya berargumen bahwa gaya hidup Diddy yang “swinger” telah dikriminalisasi oleh jaksa penuntut, dan bahwa tindakan yang dituduhkan adalah bagian dari hubungan konsensual atau, paling buruk, merupakan kekerasan dalam rumah tangga, bukan kejahatan federal.
Pada awal deliberasi, juri sempat mengirim catatan kepada hakim mengenai kekhawatiran terhadap salah satu anggota juri (Nomor 25) yang diduga tidak mengikuti instruksi hakim. Namun, setelah diingatkan oleh hakim, deliberasi tetap berlanjut.
Langkah Selanjutnya dan Potensi Hukuman
Deliberasi juri akan dilanjutkan pada Rabu pagi (2 Juli 2025) pukul 09:00 waktu setempat, dan berpotensi berlanjut hingga Kamis, 3 Juli, meskipun hari itu biasanya merupakan hari libur pengadilan menjelang Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.
Nasib Sean “Diddy” Combs masih di ujung tanduk. Jika terbukti bersalah atas tuduhan perdagangan seks atau pemerasan, ia bisa menghadapi hukuman penjara minimum 15 tahun hingga seumur hidup. Tuduhan transportasi untuk tujuan prostitusi sendiri membawa hukuman maksimal 10 tahun penjara. Sejak penangkapannya pada September 2024, Diddy telah ditahan di Metropolitan Detention Center di Brooklyn, New York.
Kesimpulan
Situasi persidangan Sean “Diddy” Combs saat ini berada pada titik krusial. Meskipun juri telah mencapai kesepakatan pada beberapa tuduhan, kebuntuan pada tuduhan pemerasan menyoroti kompleksitas dan beratnya kasus ini. Tuduhan ini, yang dapat berujung pada hukuman seumur hidup, menjadi penentu utama nasib sang mogul hip-hop.
Kita akan terus mengikuti perkembangan kasus ini, yang tidak hanya menarik perhatian dunia hiburan tetapi juga menyoroti isu-isu serius seputar keadilan dan penyalahgunaan kekuasaan. Mari kita nantikan bersama bagaimana akhir dari kasus yang sarat drama ini.
FAQ
Tanya: Mengapa juri buntu pada tuduhan konspirasi pemerasan?
Jawab: Juri tidak dapat mencapai keputusan bulat untuk tuduhan konspirasi pemerasan, yang merupakan dakwaan paling serius dan berpotensi menjerat Diddy dengan hukuman seumur hidup. Ini menunjukkan adanya perbedaan pendapat yang signifikan di antara anggota juri mengenai bukti yang diajukan.
Tanya: Tuduhan apa saja yang sudah berhasil diputuskan oleh juri?
Jawab: Juri telah mencapai kesepakatan untuk empat dari lima tuduhan, yaitu dua dakwaan perdagangan seks dan dua dakwaan transportasi untuk tujuan prostitusi. Ini berarti Diddy telah dinyatakan bersalah atau tidak bersalah untuk tuduhan-tuduhan tersebut.
Tanya: Apa langkah selanjutnya setelah juri buntu pada tuduhan utama?
Jawab: Hakim kemungkinan akan memberikan instruksi tambahan kepada juri untuk mencoba mencapai kesepakatan, atau bisa juga menyatakan sidang berlanjut untuk tuduhan yang belum diputuskan. Keputusan akhir akan bergantung pada kebijakan pengadilan dan diskusi lebih lanjut dengan juri.