kisah sahdan ketua usia tahun jakut diremehkan

Dipublikasikan 14 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kisah Sahdan: Ketua RT 19 Tahun di Jakarta Utara yang Sempat Diremehkan, Kini Buktikan Diri dengan Gebrakan Nyata

kisah sahdan ketua usia tahun jakut diremehkan

Ketua RT termuda di Jakarta Utara, Sahdan, buktikan kemampuannya meski sempat diremehkan warga.

Siapa sangka, di tengah hiruk pikuk Jakarta, seorang pemuda berusia 19 tahun mampu mengemban amanah sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT)? Ini adalah kisah Sahdan Arya Maulana, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang kini memimpin RT 07 RW 08 di Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara. Perjalanan Sahdan tidak mulus; ia sempat diremehkan banyak pihak karena usianya yang masih sangat muda. Namun, dengan semangat dan aksi nyata, ia berhasil mengubah pandangan dan membawa perubahan positif bagi lingkungannya. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih jauh bagaimana kisah Sahdan, seorang ketua usia muda di Jakarta Utara yang sempat diremehkan, bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Awal Mula dan Tantangan Diremehkan

Pemilihan Ketua RT di wilayah Sahdan dilakukan secara demokratis melalui voting pada 25 Mei 2025. Meskipun usianya baru 19 tahun dan masih berstatus mahasiswa semester empat jurusan Teknik Industri, Sahdan memberanikan diri untuk mencalonkan diri. Ia berkisah, banyak pandangan meremehkan datang padanya. “Anak muda bisa apa? Anak baru lahir kok mau memimpin?” begitu kira-kira pertanyaan skeptis yang sering ia dengar. Keraguan ini wajar, mengingat pengalaman yang belum banyak dimiliki oleh pemuda seusianya. Namun, Sahdan tidak gentar. Ia bahkan berhasil memenangkan pemilihan dengan suara telak, yaitu 126 suara, jauh mengungguli pesaingnya yang hanya mendapatkan 17 suara. Kemenangan mutlak ini menjadi bukti bahwa sebagian besar warga justru menaruh kepercayaan besar padanya, meskipun ia sempat diremehkan.

Gebrakan Nyata di Lingkungan RT

Setelah resmi menjabat sebagai Ketua RT 07, Sahdan Arya Maulana tidak membuang waktu. Ia langsung fokus pada masalah-masalah mendesak di lingkungannya. Salah satu gebrakannya yang paling terlihat adalah perbaikan jalan rusak. Jalan sepanjang 100 meter di wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat sering dilintasi truk pengangkut urukan. Sahdan memutuskan untuk tidak menunggu bantuan dari pemerintah. Ia bersama pengurus RT lainnya mengumpulkan dana swadaya sebesar Rp 23 juta untuk melakukan pengecoran.

Baca juga: ketua RT perbaiki jalan rusak

Hebatnya, proyek pengecoran jalan ini yang awalnya direncanakan sebulan kemudian, justru digarap dalam sehari. “Karena ada kondisi seperti itu, ya sudah kita akhirnya corlah hari itu juga,” ujarnya. Aksi cepat tanggap ini tidak hanya menyelesaikan masalah jalan, tetapi juga membangkitkan semangat gotong royong warga. Banyak warga yang ikut turun tangan membantu proses perbaikan, membuat pekerjaan menjadi lebih cepat selesai.

Kepemimpinan Anak Muda dan Dampaknya

Kepengurusan RT di bawah Sahdan juga didominasi oleh anak-anak muda. Ia tidak bekerja sendirian, melainkan didampingi dua sahabat Gen Z-nya: Vemmas Wahyu yang berusia 20 tahun sebagai Sekretaris RT, dan Riski Saputra yang berusia 21 tahun sebagai Bendahara RT. Bersama tim muda ini, Sahdan membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk berbuat nyata.

Selain perbaikan infrastruktur, Sahdan juga fokus pada program-program sosial yang tidak membebani warga. Iuran bulanan yang dipungut dari warga hanya Rp 10.000. Dana ini sepenuhnya dialokasikan untuk kebutuhan sosial, seperti bantuan bagi warga yang sakit sebesar Rp 200.000, atau bagi keluarga yang meninggal dunia sebesar Rp 500.000. Ia juga berencana mengadakan berbagai kegiatan untuk menyambut hari-hari besar.

Mimpi Besar untuk Jakarta

Meskipun saat ini fokus mengurus lingkungan RT-nya, Sahdan memiliki cita-cita yang lebih besar. Ia berharap suatu hari nanti bisa menjadi Gubernur Jakarta. Cita-cita ini didasari oleh kecintaannya pada pembangunan dan inspirasinya terhadap sosok pemimpin yang inovatif. Sahdan percaya bahwa kehadiran anak muda dalam kepemimpinan sangat penting. Menurutnya, generasi muda atau Gen Z memiliki pemikiran yang lebih luas dan selalu update dengan perkembangan zaman. “Kalau bukan kita siapa lagi? Masa yang tua-tua terus,” tegas Sahdan, menunjukkan semangatnya untuk terus berkontribusi.

Kisah Sahdan, Ketua RT usia 19 tahun di Jakarta Utara yang awalnya diremehkan, kini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif. Dengan semangat, keberanian, dan aksi nyata, ia berhasil mengubah keraguan menjadi kepercayaan dan inspirasi bagi banyak orang. Ini adalah pengingat bahwa kepemimpinan tidak selalu tentang usia atau pengalaman, tetapi tentang kemauan untuk melayani dan berbuat untuk masyarakat.