Tak Hanya Menteng: Konsep **Rumah Flat Terjangkau** Kini Menyapa Matraman dan Pancoran!

Dipublikasikan 15 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tidak kenal dengan rumah flat Menteng yang belakangan ini viral? Hunian dengan konsep unik dan harga yang bikin geleng-geleng kepala karena begitu terjangkau di kawasan elite Jakarta Pusat. Nah, bagi Anda yang mungkin sempat gigit jari karena lokasinya yang “jauh” atau kuota terbatas, ada kabar gembira! Konsep rumah flat yang menjanjikan hunian di tengah kota dengan harga bersahabat ini bukan cuma di Menteng, melainkan rumah flat bakal hadir di Matraman dan Pancoran.

Tak Hanya Menteng: Konsep **Rumah Flat Terjangkau** Kini Menyapa Matraman dan Pancoran!

Konsep rumah flat terjangkau yang sukses di Menteng kini hadir di Matraman dan Pancoran, menawarkan solusi hunian modern berbasis gotong royong.

Ini adalah angin segar bagi banyak orang yang mendambakan rumah layak huni di ibu kota tanpa harus menguras dompet terlalu dalam atau terjebak macet berjam-jam setiap hari. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa rumah flat menjadi solusi menarik dan bagaimana Anda bisa menjadi bagian dari tren hunian masa depan di Jakarta ini.

Mengapa Konsep Rumah Flat Begitu Menarik?

Konsep rumah flat mungkin terdengar baru di telinga banyak orang, tapi sebenarnya ini adalah adaptasi cerdas dari rumah susun dengan skala yang lebih kecil dan pengelolaan yang berbeda. Intinya, ini adalah rumah yang dihuni bersama oleh beberapa keluarga di lahan yang sama, dengan ketinggian maksimal 6 lantai.

Konsep Gotong Royong yang Bikin Hunian Terjangkau

Salah satu kunci utama keberhasilan rumah flat Menteng adalah prinsip gotong royong yang diusungnya. Penghuni bukan sekadar pembeli, melainkan anggota koperasi yang bersama-sama membangun dan mengelola hunian ini. Seperti yang diungkapkan Elisa Sutanudjaja, Ketua Koperasi Serba Usaha Rumah Flat Menteng, dan Marco Kusumawijaya, pencetus ide ini, koperasi ini memangkas banyak biaya yang biasanya ditanggung pembeli dalam skema properti konvensional.

Mereka patungan untuk biaya konstruksi dan sewa tanah, yang semuanya diatur melalui koperasi. Ini membuat harga unit jauh lebih murah dibandingkan harga pasar properti di lokasi strategis.

Skema Pembiayaan yang “Nyeleneh” tapi Efisien

Mungkin Anda bertanya-tanya, berapa sih biaya untuk bisa tinggal di rumah flat seperti ini? Elisa Sutanudjaja menyebutkan bahwa total biaya untuk tinggal dan membangun rumah flat Menteng tidak sampai Rp 2 miliar selama 60 tahun! Ini termasuk biaya konstruksi awal (sekitar Rp 8 juta per meter persegi) dan sewa tanah bulanan yang relatif ringan. Misalnya, untuk unit 90 meter persegi, Elisa hanya membayar sewa tanah sekitar Rp 1,3 juta per bulan.

Skema ini memungkinkan banyak orang yang mungkin tidak punya modal besar untuk membeli properti di pusat kota Jakarta bisa memiliki akses ke hunian yang layak. Meskipun tidak ada kepemilikan strata title, perjanjian hukum yang mengikat antar penghuni dan pemilik tanah menjamin hak sewa hingga 60 tahun, bahkan bisa dijual atau diwariskan.

Dari Menteng, Kini Merambah Matraman dan Pancoran

Antusiasme terhadap rumah flat Menteng sangat tinggi. Bayangkan, sudah ada sekitar 500-600 orang yang menyatakan minat untuk menjadi penghuni rumah flat! Melihat potensi dan tingginya permintaan, Rujak Center for Urban Studies, sebagai inisiator, siap mereplikasi konsep ini di dua lokasi lain yang tak kalah strategis: Matraman, Jakarta Timur, dan Pancoran, Jakarta Selatan.

Dua pemilik tanah di lokasi tersebut bahkan sudah tertarik dan meminta pendampingan dari Koperasi Serba Usaha Rumah Flat Menteng. Ini akan menjadi kesempatan untuk menerapkan pelajaran dari proyek Menteng dan membuatnya lebih sempurna.

Bocoran Detail Rumah Flat Matraman

Calon Rumah Flat Matraman akan berdiri di Jalan Slamet Riyadi, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur. Lokasinya sangat strategis karena dekat dengan akses transportasi umum seperti Stasiun KRL Matraman, Stasiun Pondok Jati, Stasiun Manggarai, serta Halte Transjakarta Matraman.

Rencananya, Rumah Flat Matraman akan memiliki dua bangunan terpisah dengan tinggi 3 dan 4 lantai, dihubungkan oleh jembatan. Ada tiga ukuran unit yang akan tersedia:

  • Tipe 40 m2
  • Tipe 60 m2
  • Tipe 80 m2

Menariknya lagi, di lantai dasar akan ada area komersial dan area indekos yang bisa disewakan, menambah nilai fungsionalitas dan potensi pendapatan bagi penghuni.

Rencana Rumah Flat Pancoran yang Tak Kalah Menarik

Sementara itu, Rumah Flat Pancoran akan berlokasi di Jalan Pengadegan Barat, Pancoran, Jakarta Selatan. Akses transportasinya juga sangat baik, dekat dengan Stasiun KRL Duren Kalibata, Stasiun Cawang, LRT Cikoko, dan Halte Tebet BUMD.

Rumah Flat Pancoran juga akan dibangun dalam dua bangunan terpisah setinggi 3 lantai. Pembagian unitnya akan lebih spesifik: satu bangunan khusus untuk unit 60 m2, sementara bangunan lainnya mencakup unit 40 m2 dan 80 m2. Sama seperti di Matraman, lantai dasar Rumah Flat Pancoran juga akan dilengkapi area komersial.

Siapa yang Bisa Jadi Bagian dari Revolusi Hunian Ini?

Konsep rumah flat ini sangat cocok bagi masyarakat menengah ke atas yang mendambakan hunian terjangkau di tengah kota namun enggan tinggal di pinggir Jakarta karena jauh dan memakan waktu perjalanan. Pekerja muda atau Gen Z yang baru memulai karier juga bisa melirik opsi ini, karena impian punya rumah di jantung kota Jakarta kini bukan lagi sekadar angan.

Seperti testimoni Imanuel Gulo, seorang pengacara muda yang tinggal di rumah flat Menteng, kualitas hidupnya meningkat drastis karena lokasi yang strategis, dekat dengan kantor, dan akses mudah ke transportasi umum. Ia tidak lagi menghabiskan waktu berjam-jam di jalan, memberi lebih banyak waktu untuk keluarga dan kegiatan pribadi.

Kesimpulan

Kehadiran rumah flat di Matraman dan Pancoran setelah kesuksesan di Menteng adalah bukti nyata bahwa solusi hunian terjangkau di pusat kota Jakarta itu ada. Dengan prinsip gotong royong dan pengelolaan berbasis koperasi perumahan, impian memiliki rumah layak huni di lokasi strategis kini semakin terbuka lebar bagi banyak kalangan. Jadi, jika Anda mencari alternatif hunian di Jakarta yang tidak hanya efisien biaya tetapi juga meningkatkan kualitas hidup, rumah flat bisa menjadi jawabannya.

FAQ

Tanya: Apa perbedaan utama antara “rumah flat” dan rumah susun tradisional?
Jawab: Rumah flat adalah adaptasi rumah susun dengan skala lebih kecil, pengelolaan berbeda, dan maksimal 6 lantai, yang mengusung prinsip gotong royong.

Tanya: Mengapa konsep rumah flat bisa membuat hunian di Jakarta menjadi lebih terjangkau?
Jawab: Konsep gotong royong memungkinkan penghuni bersama-sama membangun dan mengelola hunian, sehingga menekan biaya kepemilikan.

Tanya: Selain Menteng, di mana lagi konsep rumah flat ini akan hadir?
Jawab: Konsep rumah flat ini juga akan hadir di kawasan Matraman dan Pancoran.