Terungkap! **Guide Rinjani Juliana Marins Ngaku Baru Pertama** Kali Mendaki Gunung

Dipublikasikan 11 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Kisah tragis yang menimpa Juliana Marins, turis asal Brasil di Gunung Rinjani, Lombok, masih menyisakan duka dan pertanyaan. Salah satu fakta mengejutkan yang baru terungkap adalah pengakuan Juliana kepada pemandunya, Ali Musthofa, bahwa pendakian ke Rinjani adalah pengalaman pertamanya mendaki gunung. Fakta ini tentu menjadi sorotan penting dalam diskusi mengenai keselamatan pendakian gunung, terutama bagi para pemula. Artikel ini akan mengupas lebih dalam pengakuan Ali Musthofa dan kronologi tragis yang menimpa Juliana, serta pelajaran penting yang bisa kita ambil.

Terungkap! **Guide Rinjani Juliana Marins Ngaku Baru Pertama** Kali Mendaki Gunung

Ilustrasi untuk artikel tentang Terungkap! **Guide Rinjani Juliana Marins Ngaku Baru Pertama** Kali Mendaki Gunung

Untuk informasi lebih lanjut mengenai musthofa, guide juliana, kunjungi: musthofa, guide juliana.

Kisah Pilu di Kaki Rinjani: Pendaki Brasil yang Baru Pertama Kali Naik Gunung

Juliana Marins, seorang perempuan asal Brasil, datang ke Indonesia dengan mimpi menjelajahi keindahan alam. Rinjani, dengan puncaknya yang megah, tentu menjadi daya tarik tersendiri. Namun, siapa sangka, di balik semangatnya, tersimpan fakta bahwa ini adalah kali pertama ia menjejakkan kaki di medan pendakian gunung.

Ali Musthofa, guide Rinjani berusia 20 tahun yang mendampingi Juliana, menceritakan momen-momen selama perjalanan. Ia mengaku sering berbincang dengan Juliana, bahkan menjadi yang paling akrab di antara enam turis yang ia dampingi. Dalam obrolan santai itulah, Juliana mengakui bahwa Gunung Rinjani adalah gunung pertama yang ia daki.

“Ketika di perjalanan kebetulan kan saya ngobrol dengan Juliana dan saat itu dia mengaku pertama kali naik gunung dan Gunung Rinjani adalah gunung pertama yang dia kunjungi untuk pendakian,” jelas Ali, seperti dikutip dari berbagai sumber.

Ali juga mengenang bagaimana Juliana sangat menyukai musik dan sering berjoget ria saat ia memutar lagu. Motivasi Juliana mendaki Rinjani pun sederhana: “melihat view saja sebenarnya, view yang dia cari sebenarnya di Rinjani.” Sebuah keinginan tulus yang berakhir pilu.

Perjalanan Penuh Tantangan Menuju Puncak

Pendakian Gunung Rinjani bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi seorang pendaki pemula seperti Juliana. Ali Musthofa mengungkapkan bahwa kecepatan berjalan Juliana jauh lebih lambat dibandingkan lima turis lainnya. Hal ini membuat Ali memutuskan untuk selalu berada di belakang, menemani Juliana agar ia tidak tertinggal.

“Kecepatan pendaki kan beda-beda tuh, kebetulan tamu saya yang lain yang lima orang itu, agak cepat jalannya. Berbeda dengan Juliana, agak slow dia jalan sehingga saya selalu berada di belakang menemani Juliana,” tutur Ali.

Saat perjalanan menuju puncak dari Pelawangan, kondisi fisik Juliana sudah terlihat sangat lelah dan napasnya tersengal-sengal. Ali sempat menyarankan agar Juliana beristirahat atau kembali turun, namun Juliana tetap bersikeras untuk melanjutkan perjalanan ke puncak.

Ali dihadapkan pada dilema besar. Selain Juliana, ada lima turis lain yang juga harus ia dampingi untuk mencapai puncak dan kembali turun. Setelah memastikan Juliana beristirahat di tempat yang aman, Ali terpaksa melanjutkan perjalanan untuk menemani rombongan yang lain, dengan harapan bisa segera kembali ke Juliana.

Bantahan dan Penyesalan Sang Guide: Ali Musthofa Beri Klarifikasi

Setelah insiden tragis kecelakaan Rinjani yang menyebabkan Juliana terjatuh ke jurang, nama Ali Musthofa menjadi sorotan warganet. Ia sempat dituding meninggalkan Juliana untuk merokok. Namun, Ali membantah keras tudingan tersebut.

“Saya menunggu Juliana di depan sambil mengecek tamu yang sudah jalan duluan. Pada saat menunggu itu saya sambil merokok, bukan meninggalkan Juliana untuk pergi merokok,” terangnya.

Ali mengaku sangat menyesal dan merasa bersalah atas apa yang terjadi. Meskipun ia sempat mencoba turun ke jurang untuk menyelamatkan Juliana tak lama setelah kejadian, keterbatasan peralatan dan pengalaman dalam rescue membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Ia bahkan sempat melihat Juliana masih hidup dari sorotan senter dan drone, mencoba membuka tas kecilnya.

Sebagai konsekuensi dari insiden ini, Ali Musthofa sempat masuk daftar blacklist sementara oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). Namun, kemudian dijelaskan bahwa yang ditangguhkan adalah operator tur, bukan guide secara personal. Ali sendiri telah meminta maaf secara langsung kepada keluarga Juliana di Brasil.

Pentingnya Kesiapan Fisik dan Peran Pemandu Gunung

Kisah Juliana Marins menjadi pengingat pahit bagi semua calon pendaki gunung. Kesiapan fisik, mental, dan pengalaman adalah faktor krusial dalam setiap pendakian. Terlebih lagi, untuk gunung sekelas Rinjani yang memiliki medan terjal dan ketinggian ekstrem.

Relawan SAR terkemuka, Agam Rinjani, juga menyoroti pentingnya edukasi bagi pendaki, terutama turis asing, yang terkadang datang tanpa persiapan memadai.

“Kalau naik itu pakai celana pendek, pakai baju tanktop. Itu dia kira tidak dingin,” ungkap Agam, menggambarkan kurangnya pemahaman pendaki pemula tentang kondisi gunung.

Peran guide berlisensi dan berpengalaman sangat vital. Mereka bukan hanya penunjuk jalan, melainkan juga penentu keselamatan pendaki. Memastikan pendaki memiliki perlengkapan memadai, memahami rute, dan mampu menilai kondisi fisik pendaki adalah tanggung jawab besar seorang pemandu.

Pelajaran Berharga dari Tragedi Rinjani

Tragedi yang menimpa Juliana Marins, seorang pendaki pemula yang bersemangat namun minim pengalaman, serta peran guide Rinjani Ali Musthofa dalam insiden tersebut, mengajarkan kita banyak hal. Pentingnya kejujuran tentang pengalaman mendaki, persiapan yang matang, dan mendengarkan saran dari pemandu adalah kunci utama keselamatan.

Semoga kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa keindahan alam gunung harus diimbangi dengan rasa hormat dan persiapan yang memadai. Prioritaskan keselamatan Anda di atas segalanya, agar petualangan indah tidak berakhir dengan duka.