Yogyakarta, zekriansyah.com – Lebih dari 20 orang ditangkap di London setelah mereka ikut protes mendukung kelompok Palestine Action. Kelompok ini baru saja dilarang oleh pemerintah Inggris dan ditetapkan sebagai organisasi teroris. Kejadian ini bukan cuma soal penangkapan biasa, tapi juga jadi sorotan penting tentang bagaimana pemerintah merespons aksi protes dan dampaknya pada kebebasan berbicara, apalagi di tengah isu sensitif seperti konflik Palestina. Mari kita pahami lebih lanjut apa yang terjadi dan implikasinya.
Ilustrasi: Polisi London membubarkan demonstrasi pro-Palestina, berujung pada pelarangan Palestine Action sebagai organisasi teroris.
Mengapa Palestine Action Dilarang? Dari Vandalisme Pesawat Hingga Status Organisasi Teroris
Pelarangan terhadap Palestine Action bukanlah tanpa alasan. Pemerintah Inggris mengambil langkah ini setelah kelompok tersebut dituding bertanggung jawab atas kerusakan yang cukup parah pada dua pesawat militer jenis Voyager di Pangkalan Angkatan Udara RAF Brize Norton pada 20 Juni lalu. Kerusakan ini diperkirakan mencapai 7 juta Poundsterling atau sekitar Rp 140 miliar.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, mengumumkan rencana pelarangan ini pada 23 Juni. Ia menyebut kerusakan yang ditimbulkan “memalukan” dan mengklaim Palestine Action memiliki “riwayat panjang kerusakan kriminal yang tidak bisa diterima”.
Setelah pengumuman itu, anggota parlemen Inggris secara mayoritas (385 banding 26) menyetujui pelarangan Palestine Action di bawah Undang-Undang Terorisme tahun 2000. Parlemen tingkat tinggi (House of Lords) juga menyetujui langkah ini tanpa pemungutan suara. Upaya hukum terakhir dari pengacara Palestine Action untuk memblokir pelarangan ini di Pengadilan Banding juga gagal pada Jumat malam, 4 Juli. Akhirnya, status Palestine Action sebagai organisasi teroris resmi berlaku mulai Sabtu dini hari, 5 Juli 2025.
Protes Nekat di Parliament Square: Puluhan Aktivis Ditangkap, Termasuk Lansia
Tak lama setelah pelarangan resmi berlaku, puluhan aktivis berkumpul di Parliament Square, London, pada Sabtu sore. Mereka nekat menunjukkan dukungan terang-terangan untuk Palestine Action, meski tahu itu adalah pelanggaran hukum. Aksi ini diorganisir oleh kelompok bernama Defend Our Juries.
Para demonstran membawa plakat bertuliskan “Saya menentang genosida. Saya mendukung Palestine Action” di dekat patung Mahatma Gandhi. Tak butuh waktu lama, polisi Metropolitan London langsung bertindak. Lebih dari 20 orang ditangkap, dengan beberapa sumber menyebut angka 27 orang.
Di antara mereka yang ditangkap adalah figur-figur yang cukup menarik perhatian publik:
- Reverend Sue Parfitt (83 tahun): Seorang pendeta berusia lanjut yang terlihat digiring petugas saat duduk di kursi kemah dengan plakat di kakinya.
- Leslie Tate (76 tahun): Seorang anggota dewan dari Partai Hijau asal Hertfordshire.
Saat penangkapan berlangsung, suasana menjadi tegang. Penonton di sekitar lokasi meneriakkan:
“Polisi Metropolitan kalian adalah boneka negara Zionis!”
“Jangan ganggu mereka!”
“Polisi Inggris enyahlah dari jalanan kami!”
“Dari sungai ke laut, Palestina akan bebas!”
Seorang wanita yang terlihat diborgol dan diangkat oleh petugas polisi ke dalam mobil van sempat berteriak dengan tenang:
“Bebaskan Palestina, hentikan genosida, saya menentang genosida, saya mendukung hak-hak rakyat Palestina, saya mendukung kebebasan berbicara, saya mendukung kebebasan berkumpul!”
Polisi Metropolitan dalam pernyataannya mengatakan: “Petugas telah menangkap lebih dari 20 orang atas dugaan pelanggaran di bawah Undang-Undang Terorisme tahun 2000. Mereka telah dibawa ke tahanan. Palestine Action adalah kelompok terlarang dan petugas akan bertindak jika terjadi pelanggaran pidana.”
Implikasi Hukum Status ’Organisasi Teroris’: Ancaman Penjara Hingga 14 Tahun
Penetapan Palestine Action sebagai organisasi teroris memiliki konsekuensi hukum yang sangat serius. Menurut Undang-Undang Terorisme tahun 2000, menjadi anggota atau menunjukkan dukungan terhadap Palestine Action kini adalah tindak pidana.
Hukuman bagi mereka yang melanggar bisa sangat berat:
- Keanggotaan atau dukungan aktif: Dapat menghadapi hukuman penjara hingga 14 tahun.
- Menunjukkan dukungan (simbolik): Bahkan hanya dengan mengenakan kaus atau lencana dengan nama kelompok tersebut bisa dikenakan hukuman maksimal enam bulan penjara.
Dengan status baru ini, Palestine Action kini masuk daftar organisasi terlarang bersama kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda, ISIS, dan Hezbollah.
Kebebasan Berpendapat Versus Keamanan Nasional: Beragam Reaksi atas Pelarangan Palestine Action
Pelarangan Palestine Action dan penangkapan para pendukungnya memicu berbagai reaksi. Di satu sisi, pemerintah Inggris menekankan pentingnya keamanan nasional, sementara di sisi lain, para aktivis dan pendukung mengkhawatirkan erosi kebebasan berbicara dan hak untuk protes.
-
Pihak Aktivis dan Pendukung:
- Leslie Tate, Anggota Dewan Partai Hijau:
> “Palestine Action bukanlah organisasi kekerasan, dan pelarangan ini salah. Protes ini perlu untuk membela demokrasi kita, dan ini adalah ujung dari totalitarianisme, jujur saja.” - Latifa Abouchakra (35), Aktivis Palestina:
> “Kami memprotes dan menolak ini karena ada hukum tidak adil yang pantas dilawan. Keputusan ini menunjukkan persahabatan dan aliansi pemerintah Inggris dengan negara yang melakukan genosida, dan menunjukkan keengganannya untuk berbuat apa-apa.” - Pengacara Huda Ammori (Pendiri Palestine Action):
Menggambarkan keputusan pelarangan sebagai “penyalahgunaan kekuasaan hukum yang tidak dipertimbangkan dengan baik, diskriminatif, dan otoriter.” Ia menambahkan: “Tujuan terorisme adalah mengambil nyawa dan melukai orang, itu kebalikan dari apa yang kami lakukan.” - Defend Our Juries (Kelompok Kampanye):
Dalam suratnya kepada Menteri Dalam Negeri, para pengunjuk rasa menyatakan: “Kami tidak ingin masuk penjara atau dicap sebagai teroris. Tapi kami menolak untuk dibungkam oleh perintah Anda.” Juru bicara kelompok ini juga menyindir: “Kami memuji polisi Anti-Terorisme atas tindakan tegas mereka dalam melindungi warga London dari beberapa plakat karton yang menentang genosida di Gaza dan menyatakan dukungan untuk mereka yang bertindak untuk mencegahnya.”
- Leslie Tate, Anggota Dewan Partai Hijau:
-
Pihak Pemerintah:
- Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri:
> “Kami menyambut baik keputusan Pengadilan dan Palestine Action kini adalah kelompok terlarang. Pemerintah akan selalu mengambil tindakan sekuat mungkin untuk melindungi keamanan nasional kami dan prioritas kami tetap menjaga keselamatan dan keamanan warga negara kami.”
- Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri:
Perdebatan ini menyoroti garis tipis antara kebebasan berekspresi dan tindakan yang dianggap mengancam keamanan negara, terutama ketika melibatkan isu-isu geopolitik yang sensitif.
Kesimpulan
Penangkapan puluhan pendukung Palestine Action di London ini menunjukkan ketegangan yang meningkat antara hak untuk protes dan kebijakan pemerintah dalam menjaga keamanan nasional. Dengan status baru Palestine Action sebagai organisasi teroris, sebuah preseden baru telah tercipta di Inggris, memunculkan pertanyaan besar tentang batas-batas kebebasan sipil dan dampaknya pada aktivisme.
Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa isu kebebasan berekspresi dan hak untuk bersuara, terutama dalam isu-isu global yang sensitif seperti konflik Palestina, akan selalu menjadi pembahasan penting yang perlu kita pahami bersama.
FAQ
Tanya: Mengapa Palestine Action dilarang di Inggris?
Jawab: Palestine Action dilarang karena dituding bertanggung jawab atas kerusakan parah pada dua pesawat militer di RAF Brize Norton, yang diperkirakan mencapai 7 juta Poundsterling. Menteri Dalam Negeri Inggris menyebut kelompok ini memiliki riwayat panjang kerusakan kriminal yang tidak dapat diterima.
Tanya: Apa dasar hukum pelarangan Palestine Action?
Jawab: Pelarangan Palestine Action disetujui oleh mayoritas anggota parlemen Inggris berdasarkan Undang-Undang Terorisme tahun 2000. Tindakan ini juga telah disetujui oleh House of Lords.
Tanya: Berapa banyak orang yang ditangkap terkait protes Palestine Action di London?
Jawab: Lebih dari 20 orang ditangkap di London setelah mereka berpartisipasi dalam protes mendukung kelompok Palestine Action.