Terungkap Setelah 58 Tahun: Pria 92 Tahun Dihukum Atas Perkosaan dan Pembunuhan 1967

Dipublikasikan 30 Juni 2025 oleh admin
Kriminal

Yogyakarta, zekriansyah.com – Keadilan memang bisa datang kapan saja, bahkan setelah puluhan tahun berlalu. Hal ini terbukti dalam sebuah kasus yang menggemparkan di Inggris, di mana seorang pria berusia 92 tahun akhirnya dinyatakan bersalah atas perkosaan dan pembunuhan yang ia lakukan pada tahun 1967. Kasus ini menjadi salah satu “kasus dingin” terlama di Inggris yang berhasil dipecahkan, berkat ketekunan polisi dan kemajuan teknologi forensik DNA. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana kejahatan yang terjadi hampir enam dekade lalu ini akhirnya terungkap, memberikan secercah harapan bagi keluarga korban dan menunjukkan bahwa pelaku kejahatan tidak akan pernah bisa lari dari jerat hukum, berapa pun usianya.

Terungkap Setelah 58 Tahun: Pria 92 Tahun Dihukum Atas Perkosaan dan Pembunuhan 1967

Ilustrasi: Keadilan akhirnya tiba bagi Louisa Dunne, 58 tahun setelah tragedi perkosaan dan pembunuhan yang merenggut nyawanya, dengan terungkapnya pelaku berusia 92 tahun.

Kisah Tragis Louisa Dunne di Tahun 1967

Pada pagi hari tanggal 28 Juni 1967, warga di kawasan Easton, Bristol, digegerkan oleh penemuan jasad Louisa Dunne, seorang janda berusia 75 tahun. Tetangga menemukan Louisa sudah tak bernyawa di lantai ruang tamu rumahnya di Britannia Road.

Louisa, yang diketahui hidup sendiri dan telah dua kali menjanda, tewas akibat pencekikan dan sesak napas. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan bahwa ia telah diperkosa sebelum dibunuh. Beberapa jam sebelum jasadnya ditemukan, tetangga sempat mendengar jeritan menakutkan dari rumah Louisa, namun tidak ada yang menyangka akan tragedi yang menimpanya.

Jejak Tersembunyi Selama Puluhan Tahun

Penyelidikan awal pada tahun 1967 adalah salah satu yang terbesar pada masanya. Polisi Bristol saat itu mengumpulkan banyak bukti dan keterangan:

  • Sekitar 19.000 sidik jari telapak tangan dari pria dan anak laki-laki di area Bristol dan sekitarnya.
  • Lebih dari 8.000 catatan pemeriksaan rumah ke rumah.
  • Sekitar 2.000 pernyataan saksi.

Namun, semua upaya itu tidak membuahkan hasil. Ryland Headley, yang saat itu berusia 34 tahun dan bekerja sebagai pekerja kereta api, tinggal sekitar 1,5 mil dari rumah Louisa Dunne. Lokasinya yang sedikit di luar area geografis utama pemeriksaan sidik jari telapak tangan membuatnya luput dari perhatian polisi. Tak lama setelah pembunuhan itu, Headley dan keluarganya pindah ke London, lalu ke Ipswich, tanpa pernah sidik jari telapak tangannya diambil di Bristol.

Seluruh barang bukti, termasuk pakaian yang dikenakan Louisa Dunne saat ditemukan, dikumpulkan dan disimpan dengan rapi dalam sekitar 20 kotak kardus oleh tim detektif Avon and Somerset, menunggu kemajuan ilmu forensik di masa depan.

Peran Teknologi DNA dan Tim Kasus Dingin

Harapan kembali muncul pada tahun 2023 ketika tim peninjau kasus kejahatan besar (Major Crime Review Team) dari Kepolisian Avon and Somerset memutuskan untuk membuka kembali kasus Louisa Dunne. Proyek ini diberi nama sandi “Operation Beatle”, sebagai penghormatan terhadap era di mana kejahatan itu terjadi.

Jo Smith, seorang petugas peninjau kejahatan, menemukan 17 kotak kardus penuh dokumen dan barang bukti dari arsip. Ia merasa ada “sesuatu” yang tersembunyi.

“Saya membukanya dan berkata: oh ya Tuhan, saya rasa ini belum pernah dikenai pemeriksaan forensik modern,” kata Jo Smith.

Pada Mei 2024, rok biru yang dikenakan Louisa Dunne saat diserang, bersama sampel rambutnya, dikirim untuk analisis forensik modern. Hasilnya sungguh mencengangkan: profil DNA lengkap dari terduga pelaku berhasil didapatkan dari noda semen yang ditemukan pada rok tersebut.

Profil DNA ini kemudian dicocokkan dengan database nasional. Siapa sangka, DNA tersebut cocok dengan sampel DNA Ryland Headley yang telah dimasukkan ke sistem pada tahun 2012, menyusul penangkapannya dalam kasus tak terkait yang tidak sampai pada tuntutan. Analisis forensik menunjukkan bahwa DNA yang ditemukan di lokasi kejadian pada tahun 1967 memiliki kemungkinan satu miliar kali lebih besar untuk milik Headley daripada orang lain.

Tak hanya DNA, sidik jari telapak tangan parsial yang ditemukan di jendela atas rumah Louisa Dunne pada tahun 1967 juga cocok dengan sidik jari telapak tangan Headley yang baru diambil setelah penangkapannya di November 2024.

Rekam Jejak Pelaku dan Kejahatan Serupa

Terungkapnya identitas Ryland Headley membawa fakta mengejutkan lainnya. Setelah pembunuhan Louisa Dunne, Headley ternyata pernah dipenjara pada tahun 1977 atas kasus pemerkosaan terhadap dua wanita lanjut usia lainnya di Ipswich, Suffolk. Kedua korban, berusia 79 dan 84 tahun, diperkosa di rumah mereka sendiri setelah Headley masuk secara paksa dan mengancam mereka.

Meskipun awalnya divonis penjara seumur hidup, hukumannya dikurangi menjadi sekitar dua tahun setelah banding, dengan alasan “frustrasi seksual” akibat pernikahannya. Kesamaan modus operandi, yaitu menargetkan wanita tua sendirian di rumah mereka, menjadi bukti penting yang disajikan jaksa penuntut di persidangan kasus Louisa Dunne. Headley juga mengakui 10 kasus pencurian rumah lainnya pada era 1970-an.

Detektif Inspektur Dave Marchant, dari tim peninjau kejahatan besar Kepolisian Avon and Somerset, menggambarkan Headley sebagai “pelaku serial berbahaya” dengan “sejarah yang mengejutkan dan menjijikkan.”

Keadilan yang Terlambat Namun Pasti

Berikut adalah garis waktu singkat kasus ini:

Tanggal Peristiwa
28 Juni 1967 Louisa Dunne ditemukan tewas di rumahnya di Bristol.
Oktober 1977 Ryland Headley melakukan perkosaan terhadap dua wanita tua di Ipswich.
Mei 1978 Headley divonis atas dua kasus perkosaan di Ipswich.
2012 DNA Ryland Headley masuk ke database nasional setelah penangkapan dalam kasus tak terkait (tidak dituntut).
2023 Kepolisian Avon and Somerset memulai peninjauan ulang kasus pembunuhan Louisa Dunne.
Mei 2024 Rok Louisa Dunne dikirim untuk pengujian forensik DNA.
September 2024 Profil DNA lengkap dari rok cocok dengan Ryland Headley.
19 November 2024 Ryland Headley ditangkap di rumahnya di Ipswich, kemudian didakwa atas pembunuhan dan perkosaan Louisa Dunne.
Juni 2025 Setelah persidangan di Pengadilan Mahkota Bristol, Ryland Headley dinyatakan bersalah atas perkosaan (putusan bulat) dan pembunuhan (mayoritas 10 banding 2) Louisa Dunne.
1 Juli 2025 Headley akan dijatuhi hukuman.

Headley, yang dibantu alat bantu dengar dan perantara selama persidangan karena usianya, tetap menyangkal tuduhan tersebut dan tidak memberikan kesaksian.

Bagi keluarga Louisa Dunne, terutama cucunya, putusan ini membawa kelegaan yang luar biasa setelah penantian hampir enam dekade.

“Saya tidak pernah percaya mereka akan bisa melacaknya,” ujar cucu Louisa Dunne. “Saya menerima bahwa beberapa pembunuhan tidak akan pernah terpecahkan. Dan beberapa orang hanya harus hidup dengan kekosongan dan kesedihan itu.”

Kasus ini dipercaya sebagai “kasus dingin” terlama di Inggris yang berhasil dipecahkan, dan Ryland Headley menjadi orang tertua yang dihukum atas pembunuhan di Inggris. Kepolisian Avon and Somerset kini bekerja sama dengan Badan Kejahatan Nasional (NCA) untuk menyelidiki kemungkinan keterlibatan Headley dalam kejahatan tak terpecahkan lainnya selama bertahun-tahun.

Untuk informasi lebih mendalam, Anda bisa merujuk ke artikel berikut: Pria 92 Tahun Divonis Bersalah Atas Pembunuhan Tahun 1967, Kasus Dingin Terlama di Inggris Terpecahkan.

Kesimpulan

Kasus Louisa Dunne menjadi bukti nyata bahwa keadilan, meskipun terkadang datang terlambat, pada akhirnya akan menemukan jalannya. Kisah ini menegaskan pentingnya ketekunan aparat penegak hukum dan peran vital kemajuan teknologi forensik seperti DNA, yang mampu mengungkap kebenaran di balik tabir waktu yang sangat panjang. Semoga putusan ini membawa kedamaian bagi keluarga Louisa Dunne dan menjadi pengingat bahwa tidak ada kejahatan yang sempurna, serta tidak ada pelaku yang bisa selamanya bersembunyi dari hukum. Ini adalah kemenangan bagi keadilan dan harapan bagi setiap korban yang menanti penegakan hukum.