Pria 92 Tahun Divonis Bersalah Atas Pembunuhan Tahun 1967, Kasus Dingin Terlama di Inggris Terpecahkan

Dipublikasikan 30 Juni 2025 oleh admin
Kriminal

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kisah ini mungkin terdengar seperti alur film detektif, namun ini adalah kenyataan. Seorang pria berusia 92 tahun, Ryland Headley, baru saja divonis bersalah atas kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang terjadi hampir enam dekade lalu, tepatnya pada tahun 1967. Ini disebut-sebut sebagai “kasus dingin” (cold case) terlama di Inggris yang berhasil dipecahkan hingga ke meja hijau.

Pria 92 Tahun Divonis Bersalah Atas Pembunuhan Tahun 1967, Kasus Dingin Terlama di Inggris Terpecahkan

Ilustrasi: Keadilan akhirnya terungkap setelah lebih dari 50 tahun, pelaku pembunuhan dan pemerkosaan 1967 divonis bersalah berkat kemajuan teknologi forensik.

Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana mungkin keadilan bisa ditegakkan setelah waktu yang begitu lama? Artikel ini akan menjelaskan secara gamblang bagaimana teknologi forensik modern dan ketekunan luar biasa dari tim kepolisian berhasil mengungkap kebenaran di balik kejahatan yang nyaris terlupakan ini. Kisah ini menjadi bukti bahwa kejahatan mungkin bisa bersembunyi lama, tapi tidak akan selamanya.

Kisah Pembunuhan yang Terlupakan Selama Puluhan Tahun

Pada 28 Juni 1967, warga di daerah Easton, Bristol, Inggris, digegerkan oleh penemuan tragis. Louisa Dunne, seorang janda berusia 75 tahun yang tinggal sendirian, ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya di Britannia Road. Tetangga yang curiga karena Louisa tidak terlihat seperti biasa di pagi hari, memutuskan untuk memeriksa dan menemukan tubuhnya di lantai ruang tamu.

Kondisi Louisa Dunne sangat memilukan. Ia ditemukan dengan memar, darah keluar dari telinga, muntah di mulut, dan pakaian dalamnya tersingkap di pergelangan kakinya. Hasil otopsi kemudian mengonfirmasi bahwa Louisa meninggal karena pencekikan dan asfiksia, serta ia juga menjadi korban pemerkosaan. Kasus ini segera menjadi perhatian besar di kota Bristol, meninggalkan trauma mendalam bagi komunitas.

Jejak Awal dan Investigasi Besar-besaran di Tahun 1967

Setelah penemuan jenazah Louisa Dunne, kepolisian Bristol segera melancarkan investigasi besar-besaran. Mereka menemukan beberapa petunjuk penting di lokasi kejadian:

  • Jejak Air Mani: Sampel air mani ditemukan pada swab intim dan rok yang dikenakan korban. Namun, pada tahun 1967, teknologi pengujian DNA belum ada.
  • Sidik Telapak Tangan: Sebuah sidik telapak tangan kiri ditemukan di jendela lantai atas rumah Louisa.

Investigasi saat itu melibatkan upaya yang luar biasa. Detektif Inspektur Dave Marchant dari Kepolisian Avon and Somerset menyebutkan bahwa:

  • Lebih dari 19.000 sidik telapak tangan diambil dari pria dan anak laki-laki di area Bristol dan sekitarnya.
  • Lebih dari 8.000 catatan pemeriksaan rumah ke rumah diselesaikan.
  • Ribuan pernyataan saksi dikumpulkan.

Namun, Ryland Headley, yang saat itu berusia sekitar 30-an, tinggal sedikit di luar area geografis tempat pengambilan sidik telapak tangan massal dilakukan. Akibatnya, sidik telapak tangannya tidak pernah diambil, dan ia luput dari jeratan hukum saat itu. Dengan keterbatasan teknologi forensik di era 60-an, kasus ini akhirnya menjadi “kasus dingin” dan seluruh bukti, yang terdiri dari sekitar 20 peti, disimpan di markas kepolisian selama hampir enam dekade.

Terobosan DNA dan Sidik Telapak Tangan Modern

Harapan baru muncul pada tahun 2023, ketika tim peninjau kasus kejahatan besar Kepolisian Avon and Somerset kembali membuka berkas kasus Louisa Dunne. Mereka memutuskan untuk mengirimkan barang bukti lama, termasuk rok biru yang dikenakan korban, untuk pengujian forensik DNA terbaru.

Pada Mei 2024, hasil yang mengejutkan datang. Profil DNA lengkap berhasil didapatkan dari rok tersebut, dan hasilnya cocok dengan profil DNA Ryland Headley yang ada di database nasional. Profil DNA Headley sendiri telah dimasukkan ke database pada tahun 2012 setelah ia ditangkap karena insiden yang tidak terkait (meskipun tidak ada tuntutan). Tim forensik menyatakan bahwa DNA tersebut “satu miliar kali lebih mungkin” berasal dari Headley daripada orang lain.

Terkejut dengan penemuan ini, polisi segera bertindak. Pada November 2024, Ryland Headley, yang kini berusia 92 tahun, ditangkap di rumahnya di Ipswich. Saat diinterogasi, Headley mengaku tidak tahu apa-apa, mengatakan:

“Saya tidak tahu apa yang Anda bicarakan. Sangat aneh, sangat aneh.”

Selain kecocokan DNA, bukti lain yang menguatkan adalah sidik telapak tangan. Ketika Headley ditangkap, sidik telapak tangannya diambil. Ahli forensik menemukan lebih dari 25 karakteristik yang cocok antara sidik telapak tangan Headley yang baru diambil dengan sidik telapak tangan yang ditemukan di jendela rumah Louisa Dunne pada tahun 1967. Ini menjadi bukti tak terbantahkan yang menghubungkannya dengan TKP.

Pola Kejahatan Ryland Headley: Pemerkosa Berantai

Terungkapnya identitas Ryland Headley juga membuka tabir gelap mengenai riwayat kejahatannya. Pada tahun 1977, sekitar satu dekade setelah pembunuhan Louisa Dunne, Headley dipenjara karena dua kasus pemerkosaan lain terhadap wanita lansia di Suffolk.

Modus operandinya sangat mirip dengan kasus Louisa Dunne:

  • Ia membobol masuk rumah korban di malam hari.
  • Ia menargetkan wanita lansia yang tinggal sendirian.
  • Ia mengancam korban dengan kekerasan sebelum melakukan pemerkosaan.

Jaksa penuntut Anna Vigars KC menyatakan di pengadilan bahwa kejahatan-kejahatan ini menunjukkan “kecenderungan” Headley untuk bertindak dengan cara yang persis sama seperti yang ia lakukan pada tahun 1967. Selain dua kasus pemerkosaan tersebut, Headley juga mengakui 10 kasus pembobolan rumah lainnya. Awalnya ia divonis penjara seumur hidup, namun setelah banding, hukumannya dikurangi menjadi tujuh tahun penjara.

Keadilan yang Dinanti Setelah 58 Tahun

Setelah persidangan yang berlangsung di Pengadilan Mahkota Bristol, juri akhirnya menyatakan Ryland Headley bersalah. Ia divonis bersalah atas pemerkosaan dengan suara bulat, dan bersalah atas pembunuhan dengan suara mayoritas 10 banding 2. Putusan ini membawa kelegaan bagi keluarga Louisa Dunne yang telah menanti keadilan selama 58 tahun.

Cucu Louisa Dunne, yang tak disebutkan namanya, mengungkapkan perasaannya setelah mendengar vonis tersebut:

“Saya menerima bahwa beberapa pembunuhan tidak akan pernah terpecahkan. Dan beberapa orang harus hidup dengan kekosongan dan kesedihan itu. Saya pikir ini mengerikan, benar-benar mengerikan. Wanita malang itu – itu pasti sangat menakutkan. Dan kenyataan pemerkosaan, saya tidak suka memikirkannya, saya rasa tidak ada yang suka.”

Detektif Inspektur Dave Marchant menegaskan pentingnya kasus ini sebagai pelajaran bagi penegak hukum:

“Investigasi ini menunjukkan bahwa Anda tidak boleh menyerah. Anda tidak boleh melihat sebuah investigasi dan mengatakan, ’Oh, ini terlalu tua, itu terjadi sekian tahun yang lalu’ dan memiliki batas waktu sewenang-wenang.”

Kepolisian Avon and Somerset kini juga tengah bekerja sama dengan Badan Kejahatan Nasional untuk meninjau apakah Ryland Headley mungkin bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan lain yang belum terpecahkan selama puluhan tahun.

Kesimpulan

Vonis bersalah terhadap Ryland Headley adalah bukti nyata bahwa keadilan, meskipun lambat, pada akhirnya dapat tercapai. Kasus Louisa Dunne menunjukkan kekuatan teknologi forensik modern dan ketekunan luar biasa dari aparat penegak hukum yang tak pernah menyerah.

Ini adalah harapan bagi setiap keluarga korban yang kasusnya belum terpecahkan: jangan pernah kehilangan harapan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan dedikasi, kebenaran pada akhirnya akan menemukan jalannya, membawa kedamaian dan keadilan bagi mereka yang telah lama menanti.

FAQ

Tanya: Siapa Ryland Headley dan mengapa ia baru diadili sekarang?
Jawab: Ryland Headley adalah pria berusia 92 tahun yang baru saja divonis bersalah atas pembunuhan dan pemerkosaan yang terjadi pada tahun 1967. Ia baru diadili sekarang karena kasus ini merupakan kasus dingin yang berhasil dipecahkan dengan bantuan teknologi forensik modern.

Tanya: Bagaimana kasus pembunuhan Louisa Dunne tahun 1967 ini bisa terpecahkan setelah puluhan tahun?
Jawab: Kasus ini terpecahkan berkat kemajuan teknologi forensik modern yang memungkinkan analisis bukti lama dengan lebih akurat. Ketekunan tim kepolisian dalam mengusut kembali kasus ini juga menjadi faktor kunci keberhasilan.

Tanya: Apa yang terjadi pada korban, Louisa Dunne?
Jawab: Louisa Dunne, seorang janda berusia 75 tahun, ditemukan meninggal di rumahnya pada 28 Juni 1967. Hasil otopsi menunjukkan ia meninggal karena dicekik dan mengalami asfiksia, serta menjadi korban pemerkosaan.