Yogyakarta, zekriansyah.com – Warga Banjarmasin, khususnya di kawasan Sungai Andai, dikejutkan dengan insiden berdarah dini hari tadi. Tiga pemuda ditemukan tewas setelah terlibat perkelahian maut yang diduga dipicu oleh pesta minuman keras. Artikel ini akan mengupas tuntas kronologi kejadian, identitas korban, hingga respons cepat kepolisian dalam menangani kasus tragis ini. Mari kita simak agar kita bisa memahami bahaya di balik penyalahgunaan miras dan pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
Ilustrasi: Suasana mencekam menyelimuti Sungai Andai, Banjarmasin, pasca perkelahian maut yang merenggut tiga nyawa pemuda, dipicu dugaan pesta miras.
Kronologi Perkelahian Maut di Halaman Sekolah
Peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu (29/6/2025) dini hari sekitar pukul 02.30 WITA. Lokasi perkelahian maut ini berada di kawasan Jalan Bawang Merah Raya, Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, tepatnya di halaman belakang SMPN 35 Banjarmasin.
Menurut keterangan kepolisian, kejadian bermula dari pesta minuman keras yang melibatkan sejumlah pemuda. Suasana yang sudah di bawah pengaruh alkohol kemudian memanas, berujung pada cekcok mulut yang berlanjut menjadi perkelahian menggunakan senjata tajam.
“Benar, kejadian berawal dari pesta miras. Setelah itu, terjadi cekcok dan perkelahian yang berujung maut,” ujar Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin AKP Eru Alsepa saat ditemui wartawan.
Dua dari tiga korban ditemukan terkapar tak bernyawa di lokasi kejadian, bersimbah darah. Sementara satu korban lainnya sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif, namun nyawanya tak tertolong beberapa jam kemudian. Darah kering masih menghiasi dinding dan lantai di antara ruang kelas 7C dan 7B SMPN 35 Banjarmasin, menjadi saksi bisu tragedi dini hari tersebut.
Identitas Korban dan Luka Fatal yang Dialami
Tiga pemuda yang tewas dalam insiden perkelahian maut di Sungai Andai ini adalah:
- Muhammad Fadil (18 tahun), warga Jalan Kampung Melayu RT 01. Ia mengalami luka tusuk di bagian perut.
- Muhammad Rizaldi (22 tahun), warga Jalan Kampung Melayu RT 01. Ia mengalami luka di pinggang kiri dan pipi kiri.
- Muhammad Reno (17 tahun), warga Jalan Veteran Gang Sanga Lima. Ia mengalami luka di perut kiri dan dada kiri.
Diketahui, Muhammad Fadil dan Muhammad Rizaldi merupakan saudara kandung yang ikut menjadi korban dalam tragedi ini. Luka-luka serius yang dialami para korban diduga kuat akibat sabetan atau tusukan senjata tajam.
Pelaku Utama Sudah Diamankan, Polisi Buru Barang Bukti
Respons cepat ditunjukkan oleh pihak kepolisian. Tak lama setelah kejadian, polisi berhasil mengamankan pelaku utama yang berinisial SL. Saat ini, SL sudah berada di tangan kepolisian dan tengah menjalani pemeriksaan mendalam.
“Untuk pelaku utama sudah kita amankan dan kini sedang dalam proses pemeriksaan,” tegas AKP Eru Alsepa.
Meskipun pelaku utama sudah diamankan, pihak kepolisian masih terus bekerja di lapangan. Petugas sedang berupaya mencari barang bukti berupa senjata tajam jenis parang yang digunakan dalam aksi brutal tersebut. Selain itu, penyelidikan juga terus dilakukan untuk mendalami kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam perkelahian maut ini.
Miris, Pesta Miras dan Lem Diduga Jadi Biang Kerok
Dugaan awal kepolisian menyebutkan bahwa perkelahian ini dipicu oleh pengaruh alkohol yang menyebabkan para pelaku kehilangan kendali. Mirisnya, selain bekas alkohol, ditemukan juga plastik bekas lem aibon yang tercecer di sekitar lokasi kejadian, mengindikasikan aktivitas penyalahgunaan zat terlarang lainnya.
AKP Eru Alsepa mengingatkan masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan minuman keras dan zat adiktif.
“Yang pasti, ini menjadi pelajaran bahwa miras bisa berujung pada tragedi yang sangat fatal,” tuturnya.
Polisi masih terus mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi di lapangan guna memperjelas motif sebenarnya dan kronologi lengkap kejadian.
Keresahan Warga dan Harapan Akan Keamanan Lingkungan
Peristiwa dini hari berdarah ini sontak menggegerkan warga Sungai Andai. Ketua RT setempat, H. Iwan, dan beberapa warga mengungkapkan kekagetannya karena insiden terjadi di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak-anak.
“Kasihan anak-anak sekolah, bisa-bisa mereka takut,” ucap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga juga mengungkapkan bahwa area belakang SMPN 35 Banjarmasin kerap disalahgunakan sebagai tempat berkumpul dan melakukan aktivitas negatif, terutama pada malam Sabtu dan malam Minggu. Keresahan ini memuncak setelah kejadian fatal tersebut.
Masyarakat Sungai Andai berharap aparat kepolisian segera menuntaskan kasus ini agar tidak memicu keresahan yang lebih luas. Mereka juga sangat berharap pihak kepolisian meningkatkan patroli di area sekolah dan sekitarnya untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang, demi keamanan dan kenyamanan lingkungan belajar anak-anak.
Tragedi perkelahian maut di Sungai Andai Banjarmasin ini menjadi pengingat pahit akan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan zat adiktif. Tiga nyawa melayang sia-sia akibat pesta miras yang berujung pada kekerasan. Pelaku utama sudah diamankan, namun proses penyelidikan masih terus berjalan untuk mengungkap tuntas kasus ini. Mari kita jadikan pelajaran berharga, untuk selalu menjaga diri dan lingkungan dari segala bentuk aktivitas negatif yang dapat berujung pada tragedi. Kesadaran dan peran aktif masyarakat, bersama dengan respons cepat aparat, adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai.