Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tak kenal Yogyakarta? Kota yang selalu istimewa ini tak berhenti berinovasi demi kesejahteraan warganya. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus bergerak, menghadirkan berbagai program yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mulai dari penyediaan hunian layak, aksesibilitas, hingga ketahanan pangan.
Ilustrasi: Wajah warga Jogja berseri menyambut perubahan kawasan kumuh menjadi hunian nyaman berkat pembangunan yang digencarkan Pemkot.
Penasaran bagaimana Pemkot Jogja mewujudkannya? Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai upaya nyata yang sedang dan akan dilakukan demi kota yang lebih humanis dan nyaman untuk semua.
Transformasi Kawasan Kumuh Menjadi Permukiman Layak Huni
Salah satu fokus utama Pemkot Jogja adalah mengatasi masalah permukiman kumuh. Melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), Pemkot memulai penanganan di RT 18 RW 04 Kelurahan Kotabaru, yang dikenal sebagai Kampung Lampion.
Program ini mengusung konsep MAHANANNI (Perumahan dan Permukiman Layak Huni) dengan skema konsolidasi lahan, didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2025. Tujuannya jelas: mengurangi luasan kawasan kumuh dan menuntaskan nilai scoring kumuh menjadi nol.
“Sepuluh rumah akan dibantu [dibangun ulang], [letaknya] mundur, berubah menghadap kali,” ujar Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo.
Beliau juga menegaskan bahwa kawasan Kotabaru harus menjadi serambi Malioboro yang bersih. Selain itu, akan dibangun lapak-lapak di timur Masjid Syuhada untuk menertibkan pedagang kaki lima. Tak hanya di Kotabaru, Pemkot juga berencana membantu pembangunan 13 rumah di kawasan Sungai Gajah Wong.
Kepala DPUPKP Kota Jogja, Umi Akhsanti, menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kolaborasi dengan Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dalam hal desain dan perencanaan.
- Pembangunan di Kampung Lampion:
- 6 rumah dibangun dengan dana APBD senilai Rp1 miliar.
- 4 rumah sisanya didanai Rp650 juta dari SPARC India dan SPEAK Indonesia.
- Akan ada pembangunan jalan selebar 3 meter mepet sungai yang menyambung ke Jembatan Kleringan, demi akses yang lebih baik bagi warga.
- Tanah yang dibangun berstatus Sultan Ground, dan masyarakat diharapkan akan mendapatkan Serat Kekancingan sesuai lokasi rumah baru mereka.
Sebagai informasi, data akhir 2022 menunjukkan masih ada sekitar 2.027 unit rumah tak layak huni di Kota Yogyakarta. Pemkot terus berupaya menanganinya dengan bantuan dari APBD Kota, APBD DIY, hingga program CSR perusahaan.
Rusunawa Baru: Solusi Hunian Terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Untuk menjawab kebutuhan hunian layak dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Pemkot Jogja akan membangun rumah susun sederhana (rusunawa) empat lantai. Proyek ini berlokasi di atas tanah Sultan Ground di Balerejo, Muja Muju, Umbulharjo.
Pembangunan rusunawa ini dialokasikan anggaran mencapai Rp5 miliar dari Dana Keistimewaan (Danais). Rencana pembangunan sudah diusulkan sejak 2019, namun sempat tertunda karena refocusing anggaran COVID-19.
“Bangunannya nanti memang tidak besar ya, tapi ini menjadi salah satu upaya untuk menyediakan rumah ataupun hunian layak yang terjangkau untuk masyarakat,” terang Kepala DPUPKP Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti.
Pembangunan fisik rusunawa ditargetkan dimulai April 2025 dan selesai pada September 2025. Rusunawa ini akan memiliki 12 unit hunian dengan tipe 35 meter persegi, dilengkapi dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi. Lantai pertama akan difungsikan untuk fasilitas umum seperti ruang usaha, musala, dan hunian khusus penyandang disabilitas.
Calon penghuni rusunawa ini harus ber-KTP Yogyakarta, sudah berkeluarga, dan memiliki penghasilan rendah.
Ketahanan Pangan dan Ekonomi Kreatif: Tingkatkan Kesejahteraan Warga
Pemkot Jogja juga berkomitmen pada ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi lokal. Salah satu program inovatif adalah “Food Bank Lumbung Mataraman”, bagian dari program Quick Win 100 hari kerja Wali Kota Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Wawan Harmawan.
Food Bank ini bertujuan mengatasi food waste (limbah makanan) dengan menyelamatkan makanan berlebih dari hotel, restoran, dan mitra lainnya untuk kemudian didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
- Sasaran Penerima Food Bank:
- Warga lanjut usia (lansia) prasejahtera (sekitar 1.802 jiwa).
- Keluarga prasejahtera (sekitar 28.792 jiwa).
- Penyandang disabilitas (sekitar 3.089 jiwa).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi, menjelaskan bahwa Food Bank ini memperkuat sinergi antara surplus pangan dan kebutuhan nyata masyarakat rentan. Selain itu, Pemkot juga menggalakkan pertanian perkotaan melalui program seperti “lele cendol” dan “lorong sayur” untuk kemandirian pangan warga.
Di sisi ekonomi, Pemkot Yogyakarta terus mendorong tumbuhnya ekosistem UMKM dan sektor pariwisata berkelanjutan. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menyebut keterbatasan alam justru memacu inovasi. Salah satunya adalah peluncuran “Batik Segoro Amarto Reborn”, transformasi motif batik lama dengan penyegaran desain tanpa meninggalkan makna filosofis aslinya, serta melarang penggunaan teknik printing untuk memberdayakan perajin lokal.
Pelayanan Publik Digital dan Dukungan Swadaya untuk Masyarakat
Kemudahan akses pelayanan menjadi prioritas. Pemerintah Kota Yogyakarta berhasil meraih penghargaan Government Techno Awards 2024 untuk layanan digital “Jogja Smart Service” (JSS). Aplikasi ini mengusung konsep “Single ID”, “Single Sign On”, dan “Single Window” untuk memudahkan masyarakat mengakses berbagai layanan publik secara cepat, transparan, dan akuntabel.
“Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang mudah, murah, cepat, transparan dan akuntabel,” kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto.
Selain itu, bagi warga yang kesulitan membangun atau memperbaiki rumah secara mandiri, ada “Klinik Rumah Swadaya” (KRS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bersinergi dengan Pemkot Jogja. Melalui KRS, warga bisa mendapatkan informasi dan bantuan teknis gratis terkait desain, rencana anggaran, proses izin, pemilihan material, hingga pengawasan pembangunan. Layanan ini dapat diakses secara daring maupun luring, bertujuan meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam mewujudkan rumah layak huni.
Komitmen Pemkot Jogja untuk Kota yang Lebih Humanis
Dari penanganan kawasan kumuh, pembangunan rusunawa, penguatan ketahanan pangan, pengembangan ekonomi kreatif, hingga inovasi layanan digital, Pemkot Yogyakarta menunjukkan komitmen kuatnya untuk terus membangun dan menghadirkan kota yang lebih baik bagi seluruh warganya. Berbagai program ini adalah bukti nyata upaya Pemkot Jogja mewujudkan akses layak dan hunian nyaman, menciptakan lingkungan yang humanis, dan mendorong kesejahteraan masyarakat secara merata. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Yogyakarta terus melangkah maju sebagai kota yang istimewa dan nyaman untuk ditinggali.