Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal: Terobosan Satukan Waktu Umat Islam Dunia

Dipublikasikan 27 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Pernahkah Anda merasa bingung atau bertanya-tanya mengapa perayaan hari besar Islam seperti Idul Fitri atau Idul Adha bisa berbeda tanggal antara satu negara dengan negara lain, bahkan di dalam negeri sendiri? Fenomena ini memang sering terjadi dan menjadi perbincangan hangat setiap tahunnya. Namun, kini ada kabar baik yang diharapkan bisa menjadi solusi nyata untuk masalah ini.

Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal: Terobosan Satukan Waktu Umat Islam Dunia

Baru-baru ini, Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, meluncurkan sebuah inisiatif monumental bernama Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Apa sebenarnya KHGT ini? Mengapa inisiatif ini begitu penting? Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa KHGT adalah sebuah terobosan besar yang berpotensi menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam satu sistem waktu yang seragam dan pasti. Mari kita pahami bersama manfaat dan harapan di balik peluncuran kalender ini.

Mengapa Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Penting?

Selama berabad-abad, umat Islam di berbagai belahan dunia seringkali menghadapi perbedaan dalam menentukan awal bulan Hijriah, termasuk bulan-bulan penting seperti Ramadan, Syawal (Idul Fitri), dan Dzulhijjah (Idul Adha). Perbedaan ini tak jarang menimbulkan perdebatan dan mengurangi rasa persatuan di kalangan umat.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa KHGT hadir sebagai sebuah “keniscayaan mutlak” untuk mewujudkan persatuan dunia Islam. Menurutnya, sudah terlalu lama umat Islam terpecah hanya karena perbedaan dalam menetapkan tanggal dan hari besar keagamaan.

“Hari ini adalah hari bersejarah. Muhammadiyah menghadirkan KHGT untuk menegaskan peran dan posisinya di tengah globalisasi yang tak terelakkan. Islam adalah agama kosmopolitan yang mengandung nilai-nilai universal, rahmatan lil ‘alamin, yang ditujukan untuk seluruh alam,” ujar Haedar Nashir saat peluncuran.

Inisiatif ini juga dipandang sebagai upaya Muhammadiyah untuk “melunasi utang peradaban” dalam bidang sistem kalender Islam yang belum pernah berlaku secara global dan unifikatif selama 14 abad sejarah Islam. Dengan satu kalender yang seragam, diharapkan ibadah seperti puasa Arafah atau penetapan Hari Raya Idul Adha bisa dilaksanakan secara serentak di seluruh dunia, memperkuat rasa persaudaraan dan kesatuan umat.

Apa Itu Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT)?

Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) adalah sebuah sistem penanggalan Islam yang dirancang agar satu hari dan satu tanggal Hijriah berlaku seragam di seluruh dunia, tanpa perbedaan antarnegara atau wilayah. KHGT tidak dibuat sembarangan, melainkan berdasarkan kajian mendalam dan ilmiah yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.

KHGT berlandaskan pada tiga prinsip utama:

  • Keseragaman Hari dan Tanggal: Menetapkan satu hari dan satu tanggal untuk seluruh dunia saat memulai bulan baru. Artinya, jika di satu tempat tanggal 1 Ramadan, maka di seluruh dunia juga tanggal 1 Ramadan.
  • Penggunaan Hisab (Perhitungan Astronomi): Metode penentuan waktu yang berbasis perhitungan ilmiah, bukan hanya mengandalkan rukyat (pengamatan hilal) lokal. Ini memungkinkan penentuan jadwal penanggalan jauh ke depan secara akurat dan pasti.
  • Kesatuan Matlak: Menganggap seluruh permukaan bumi sebagai satu zona waktu untuk kalender Islam. Ini berbeda dengan pandangan matlak lokal yang melihat setiap wilayah punya batas pandang hilal sendiri.

Prinsip-prinsip ini telah melalui pembahasan panjang di berbagai forum Muhammadiyah, bahkan mendapatkan dukungan formal dari Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar (2015) dan Muktamar ke-48 di Solo (2022). KHGT juga mengadopsi hasil Muktamar Turki tahun 2016 yang dianggap memenuhi syariat Islam dan berbasis ilmiah.

Proses Peluncuran dan Dukungan Internasional

Peluncuran resmi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah diselenggarakan pada Rabu, 25 Juni 2025, bertempat di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Acara bersejarah ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk perwakilan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama RI, para Duta Besar negara-negara Islam, serta pakar dan organisasi astronomi dari dalam dan luar negeri.

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas, menjelaskan bahwa KHGT adalah hasil dari kajian mendalam yang telah diputuskan dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-32 pada Februari 2024. Implementasi KHGT secara formal oleh Muhammadiyah sendiri dimulai pada 1 Muharram 1447 H, yang bertepatan dengan 26 Juni 2025.

Inisiatif Muhammadiyah ini mendapat sambutan positif dari berbagai tokoh dan lembaga internasional. Dr. Mehmet Ekim, pakar astronomi Islam dari High Council of The Directorate of Religious Affairs, Republik Turki, menyampaikan apresiasi tinggi.

“Inisiatif ini bukan hanya acara ilmiah atau organisasi, tetapi juga pesan kuat bahwa persatuan umat Islam bukanlah mimpi yang jauh, melainkan sesuatu yang mungkin jika niat tulus dan usaha terpadu. Kalender Hijriah yang terpadu membawa makna simbolis mendalam, mencerminkan tekad kolektif untuk memulihkan rasa kesatuan waktu dan takdir di antara umat Islam,” tegas Mehmet Ekim.

Senada, Tarig Ali Bakheet, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk Urusan Kemanusiaan, Sosial, Budaya, dan Keluarga, juga memuji langkah visioner Muhammadiyah.

“Inisiatif ini merupakan upaya nyata berbasis sains dan inspirasi keimanan untuk memupuk persatuan umat Islam,” ungkap Tarig, sembari memuji kekuatan institusi Muhammadiyah yang menjadikannya unik dalam memengaruhi dan memandu reformasi dunia Islam.

Kemudahan Akses dan Tantangan ke Depan

Untuk mendukung implementasi KHGT, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah telah mengembangkan tiga perangkat lunak berbasis ilmu falak mutakhir yang mudah diakses oleh siapa saja:

  • Hisab Muhammadiyah: Aplikasi desktop untuk komputer dan laptop.
  • Situs Web: Dapat diakses melalui khgt.muhammadiyah.or.id.
  • MASA: Aplikasi Android untuk pengguna ponsel pintar.

Ketiga aplikasi ini tersedia dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, dan Inggris) dan dilengkapi peta interaktif untuk memvisualisasikan parameter KHGT secara akurat.

Meski demikian, Muhammadiyah menyadari bahwa adopsi kalender bertaraf global ini tidak lepas dari tantangan besar, terutama terkait perbedaan tradisi, sensitivitas budaya, serta kebiasaan lokal di berbagai negara. Oleh karena itu, pendekatan melalui edukasi, sosialisasi, dan dialog antarumat menjadi jembatan penting dalam menyukseskan penerimaan KHGT di masa depan. Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di berbagai daerah, seperti Unismuh Makassar, juga telah berkomitmen untuk terus menyosialisasikan KHGT melalui publikasi ilmiah dan pengabdian masyarakat.

Dalil Syar’i dan Semangat Persatuan KHGT

Penerapan KHGT bukan hanya didasarkan pada perhitungan ilmiah, tetapi juga pada dalil-dalil syar’i yang kuat. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syamsul Anwar, menjelaskan beberapa landasan penting:

  • Kesatuan Umat: Firman Allah dalam QS. Al-Anbiya ayat 92: “Sesungguhnya ini adalah umatmu yang merupakan umat yang satu.” Ayat ini menjadi dasar bahwa kesatuan umat dapat diwujudkan melalui sistem manajemen waktu yang unifikatif.
  • Universalisme Ajaran Islam: Allah berfirman dalam QS. Saba ayat 28: “Dan tiadalah Kami mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” Salah satu pengejawantahan universalisme ini adalah penyediaan kalender global.
  • Fungsi Hilal sebagai Penentu Waktu: QS. Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu tentang hilal-hilal. Katakan: Hilal-hilal itu adalah waktu-waktu bagi manusia dan haji.” Ayat ini menegaskan bahwa unifikasi kalender diperlukan agar ibadah dapat dilaksanakan serentak.
  • Hadis Nabi Muhammad SAW: “Puasa itu pada hari seluruh kamu berpuasa, Idulfitri itu pada hari kamu beridulfitri, dan Iduladha itu pada hari kamu beriduladha.” (HR. at-Tirmidzi, al-Baihaqi, ad-Daraqutni, dan Abu Dawud). Penggunaan kata jamak dalam hadis ini menunjukkan penentuan tanggal ibadah harus seragam bagi seluruh umat Islam.

Bagi Muhammadiyah, KHGT adalah wujud nyata dari semangat ukhuwah (persaudaraan), baik itu ukhuwah insaniyah (sesama manusia), ukhuwah wathaniyah (persahabatan kebangsaan), maupun ukhuwah Islamiyah (sesama umat Islam). Haedar Nashir bahkan mengajak umat Islam untuk melepaskan ego sektoral demi kepentingan yang jauh lebih besar: kesatuan umat dalam waktu.

Kesimpulan

Peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) oleh Muhammadiyah adalah langkah strategis dan berani yang diharapkan dapat menjadi solusi atas perbedaan penentuan hari-hari besar keagamaan Islam yang selama ini sering terjadi. Dengan prinsip keseragaman waktu di seluruh dunia, basis perhitungan ilmiah (hisab), dan kesatuan matlak, KHGT bertujuan menyatukan umat Islam global.

Inisiatif ini bukan sekadar penyesuaian teknis, melainkan sebuah upaya besar untuk memperkuat persatuan umat, menunjukkan kemajuan peradaban Islam di tengah tantangan globalisasi, dan mewujudkan ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Mari kita dukung inisiatif ini sebagai bagian dari upaya kolektif menuju umat Islam yang lebih kompak, terorganisir, dan berdaya saing di masa depan.