Yogyakarta, zekriansyah.com – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, atau yang lebih akrab kita sebut MPLS, adalah momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh para murid baru. Bukan sekadar ajang perkenalan gedung sekolah dan teman-teman, MPLS kini bertransformasi menjadi gerbang awal pembentukan karakter yang kuat. Terutama di tahun ajaran baru 2025/2026 ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui program MPLS Ramah 2025 menyoroti satu materi inti yang sangat penting: Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (GTKAIH).
Ilustrasi MPLS Ramah 2025 yang menekankan ‘Kebiasaan Anak Indonesia Hebat’ sebagai fondasi pembentukan karakter generasi unggul.
Artikel ini akan mengajak Anda memahami lebih dalam mengapa kebiasaan anak Indonesia hebat GTKAIH menjadi materi MPLS yang krusial. Kita akan mengupas tuntas apa saja kebiasaan tersebut dan bagaimana pembiasaan ini bisa menjadi bekal berharga bagi anak-anak kita menuju masa depan yang gemilang.
Apa Itu MPLS Ramah 2025 dan Mengapa Penting?
Sejak diterbitkannya Surat Edaran (SE) Mendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025, pelaksanaan MPLS di seluruh satuan pendidikan, mulai dari PAUD hingga menengah, wajib mengusung konsep “Ramah”. Ini bukan sekadar nama, melainkan filosofi mendalam. MPLS Ramah bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, jauh dari praktik perpeloncoan atau kekerasan.
Seperti yang disampaikan oleh Dirjen PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto, MPLS Ramah 2025 adalah “gerbang awal pembentukan karakter serta adaptasi menyeluruh bagi peserta didik baru di satuan pendidikan.” Intinya, sekolah ingin memastikan setiap anak merasa aman, nyaman, dan bahagia sejak hari pertama mereka melangkah ke lingkungan baru. Salah satu pilar utama dalam mewujudkan tujuan ini adalah penanaman Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Mengenal “Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” (GTKAIH) sebagai Materi Utama MPLS
Nah, ini dia inti dari MPLS Ramah 2025! Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (GTKAIH) bukan hanya sekadar daftar kegiatan, melainkan sebuah metode pembentukan pendidikan karakter yang komprehensif. Gerakan ini secara resmi diluncurkan oleh Kemendikdasmen dengan tujuan mulia: menanamkan kebiasaan positif untuk membentuk karakter anak-anak Indonesia agar menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Menurut Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta, Regut Sutrasto, melalui gerakan ini, “pola hidup anak-anak kita akan lebih teratur, sesuai dengan tujuh kebiasaan (Anak Indonesia Hebat) yang tadi disampaikan.”
Berikut adalah tujuh kebiasaan yang menjadi fondasi karakter hebat anak Indonesia:
- Bangun Pagi
- Beribadah
- Berolahraga
- Makan Sehat dan Bergizi
- Gemar Belajar
- Bermasyarakat
- Tidur Cepat
Terdengar sederhana, bukan? Tapi di balik kesederhanaannya, setiap kebiasaan ini memiliki dampak yang luar biasa dalam membentuk pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab.
Mengupas Tuntas 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Mari kita bedah satu per satu, mengapa kebiasaan-kebiasaan ini sangat vital:
- Bangun Pagi: Lebih dari sekadar memulai hari, bangun pagi melatih kedisiplinan, tanggung jawab, dan pengelolaan waktu. Ini adalah fondasi untuk rutinitas sehat dan kemandirian. Anak yang terbiasa bangun pagi cenderung lebih siap menghadapi tantangan hari itu.
- Beribadah: Ibadah membentuk moralitas, spiritualitas, dan etika. Ini membimbing anak untuk memahami makna kehidupan, menghargai Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Spiritualitas yang kuat akan menumbuhkan sikap rendah hati dan kasih sayang.
- Berolahraga: Kebiasaan ini adalah kunci untuk tubuh sehat dan jiwa yang kuat. Selain menjaga kebugaran fisik, olahraga menanamkan nilai sportivitas, kerja sama, dan semangat pantang menyerah. Anak yang aktif berolahraga juga cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
- Makan Sehat dan Bergizi: Menanamkan kesadaran gizi sebagai tanggung jawab pribadi. Anak belajar memilih makanan yang baik untuk tubuhnya, memahami pentingnya asupan seimbang, dan melatih kemandirian dalam merawat diri. Ini juga mengajarkan tentang berbagi dan menghindari pemborosan.
- Gemar Belajar: Ini adalah pondasi untuk menumbuhkan semangat eksplorasi, kreativitas, berpikir kritis, dan cinta ilmu. Belajar bukan hanya kewajiban, tetapi jalan untuk mengembangkan diri dan memahami dunia. Anak yang gemar belajar akan selalu ingin tahu dan terbuka terhadap hal baru.
- Bermasyarakat: Kebiasaan ini membentuk nilai gotong royong, toleransi, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Anak dilatih untuk aktif di komunitas, menghormati keberagaman, dan menjaga lingkungan. Ini penting untuk menciptakan hubungan sosial yang sehat dan inklusif.
- Tidur Cepat: Tidur yang cukup sangat penting untuk pemulihan fisik dan mental. Anak diajarkan untuk menghargai tubuhnya dengan menjaga pola istirahat yang teratur, menghindari begadang, dan mematuhi waktu tidur sesuai usia. Hal ini berdampak langsung pada semangat, fokus belajar, dan kesehatan jangka panjang.
Bagaimana GTKAIH Disajikan dalam MPLS?
Penerapan GTKAIH dalam materi MPLS tidak dilakukan dengan cara yang kaku atau membosankan. Sebaliknya, Kemendikdasmen dan sekolah-sekolah, seperti SMPN 2 Karawang Timur dan SMP Negeri 01 Batu, mengemasnya dengan sangat interaktif dan menyenangkan.
Beberapa metode yang digunakan meliputi:
- Bernyanyi dan Beraksi: Anak-anak diajak memahami Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat melalui lagu-lagu dari “Album Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang tersedia di kanal YouTube Cerdas Berkarakter Kemendikdasmen RI. Mereka diajak bernyanyi dan melakukan gerakan sederhana sesuai lirik.
- Diskusi Kelompok Interaktif: Guru memfasilitasi diskusi menggunakan sticky note atau kertas, meminta siswa berbagi pengalaman tentang kebiasaan baik yang sudah mereka lakukan, cara mempraktikkannya, manfaat yang dirasakan, hingga tantangan untuk konsisten. Ini melatih berpikir kritis dan refleksi diri.
- Praktik Langsung: Misalnya, pada hari keempat MPLS Ramah SD, ada kegiatan cek kuku dan gigi, bakti sosial pungut sampah, hingga makan bersama bekal sehat yang dibawa dari rumah, langsung mempraktikkan kebiasaan “Makan Sehat dan Bergizi” dan “Hidup Bersih dan Sehat”.
- Sesi Refleksi Harian: Di beberapa sekolah berasrama seperti Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 Jakarta, siswa diajak mengungkapkan perasaan, kritik, dan saran atas kegiatan harian mereka setiap malam. Ini penting agar siswa berpikir kritis dan sadar akan proses pembelajaran mereka.
- Tour Interaktif dan Permainan: Mengenal lingkungan sekolah melalui permainan “Menemukan Harta Karun” atau “Tour Interaktif” yang didampingi kakak OSIS, membuat pengenalan fasilitas menjadi petualangan seru.
Rangkaian kegiatan MPLS biasanya berlangsung selama lima hari, dengan setiap harinya memiliki fokus materi yang berbeda namun tetap mengintegrasikan nilai-nilai GTKAIH. Misalnya, “Hari 1: Mengenal Sekolah, Membangun Karakter Hebat” atau “Hari 2: Lingkungan Baruku Aman, Nyaman, dan Menggembirakan.”
Peran Kolaborasi: Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat
Pembentukan karakter anak adalah tanggung jawab bersama. Konsep “catur pusat pendidikan” yang melibatkan keluarga, sekolah, masyarakat, dan media, sangat ditekankan dalam implementasi GTKAIH.
- Sekolah: Guru berperan sentral sebagai perancang dan pelaksana utama kegiatan, menjadi fasilitator ramah dan teladan karakter. Pengurus OSIS dan Majelis Perwakilan Kelas (MPK) juga dilibatkan sebagai pendamping siswa baru di bawah pengawasan guru.
- Keluarga: Orang tua diharapkan berperan aktif dalam mendampingi anak, terutama di hari-hari pertama sekolah. Kehadiran dan dukungan emosional dari orang tua sangat berarti dalam membangun rasa percaya diri anak menghadapi lingkungan baru. Penanaman kebiasaan anak Indonesia hebat idealnya dimulai dari rumah.
- Masyarakat dan Media: Lingkungan sekitar dan media juga diharapkan mendukung pembiasaan positif ini, menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuh kembang karakter anak.
Fondasi Kuat untuk Masa Depan Cerah
Kebiasaan anak Indonesia hebat GTKAIH materi MPLS adalah langkah awal yang strategis untuk membangun fondasi karakter yang kokoh bagi generasi penerus bangsa. Dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten setiap hari, akan lahir anak-anak yang disiplin, sehat, cerdas, bermoral, dan peduli terhadap sesama serta lingkungannya.
Dengan semangat MPLS Ramah 2025 dan penanaman Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, kita berharap anak-anak Indonesia akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki integritas moral dan spiritual yang kuat. Mari bersama-sama mendukung gerakan ini, karena masa depan bangsa ini dibangun dari kebiasaan-kebiasaan baik yang kita tanamkan sejak dini.
FAQ
Tanya: Apa saja 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (GTKAIH) yang menjadi materi inti MPLS Ramah 2025?
Jawab: Artikel ini belum merinci 7 kebiasaan tersebut, namun akan mengupasnya lebih dalam untuk menjadi bekal berharga bagi anak.
Tanya: Mengapa MPLS Ramah 2025 menekankan pembentukan karakter melalui GTKAIH?
Jawab: MPLS Ramah 2025 menjadikan GTKAIH sebagai gerbang awal pembentukan karakter yang kuat dan adaptasi menyeluruh bagi peserta didik baru.
Tanya: Apa yang dimaksud dengan konsep “Ramah” dalam MPLS Ramah 2025?
Jawab: Konsep “Ramah” berarti menciptakan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, tanpa perpeloncoan atau kekerasan.