Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola berduka. Kabar tragis menyelimuti publik saat mengetahui Diogo Jota, penyerang berbakat yang juga disebut-sebut sebagai anak didik kesayangan Jose Mourinho, telah meninggal di tempat kejadian dalam sebuah kecelakaan mobil. Kepergian mendadak ini menyisakan duka mendalam, terutama bagi The Special One, Jose Mourinho, yang tak kuasa menahan emosinya saat mengenang sosok pemain Liverpool ini. Artikel ini akan mengulas detail kepergian Jota dan bagaimana tragedi ini mengguncang hati salah satu pelatih terbesar di dunia.
Dunia sepak bola berduka atas kepergian Diogo Jota, penyerang berbakat yang juga anak didik kesayangan Jose Mourinho, yang meninggal dunia akibat kecelakaan tragis di Yogyakarta.
Kepergian Tragis Sang Bintang Lapangan yang Sedang Bersinar
Kabar duka ini datang pada hari Kamis, 3 Juli 2025, ketika Diogo Jota dan adiknya, Andre Silva, terlibat dalam sebuah kecelakaan tunggal yang fatal. Insiden nahas tersebut terjadi di Provinsi Zamora, Spanyol, saat keduanya sedang dalam perjalanan pribadi dari Portugal menuju Inggris. Mobil Lamborghini yang mereka kendarai mengalami kecelakaan di jalan tol, menyebabkan keduanya kehilangan nyawa seketika di lokasi kejadian.
Kepergian Diogo Jota sangat mengejutkan, mengingat ia baru saja menikmati puncak karier dan kehidupannya. Ia sukses meraih gelar Premier League bersama Liverpool, memenangkan UEFA Nations League bersama tim nasional Portugal, dan baru dua minggu sebelumnya menikahi kekasih masa kecilnya, Rute. Sebuah ironi yang menyakitkan, di mana kebahagiaan yang baru direngkuh harus berakhir dengan cara yang tak terduga.
Ikatan Emosional Jose Mourinho dengan Diogo Jota
Meskipun tidak pernah secara langsung melatih Jota, Jose Mourinho menunjukkan kesedihan yang mendalam atas kepergiannya. Dalam sebuah wawancara yang penuh haru, Mourinho mengaku sangat terpukul. “Saya tidak mengenalnya secara pribadi, tapi saya merasa sangat mengenalnya,” ujar Mourinho, matanya berkaca-kaca. Hal ini tak lepas dari fakta bahwa mereka memiliki agen yang sama, dan setiap orang yang bekerja dengan Jota selalu berbicara positif tentangnya.
Mourinho mengenang dua momen pertemuannya dengan Jota: saat pertandingan Tottenham melawan Wolverhampton dan di acara federasi sepak bola Portugal. Bagi The Special One, Jota lebih dari sekadar pemain. “Dia adalah anak yang luar biasa, sosok keluarga, orang yang dicintai oleh semua orang di sekitarnya,” kata pelatih berjuluk The Special One itu dengan suara bergetar. Tragedi ini membangkitkan kenangan pahit Mourinho di masa lalu, tepatnya pada tahun 1994, ketika salah satu pemain muda kesayangannya di FC Porto, Rui Filipe, juga meninggal dunia dalam kecelakaan mobil. Saat itu, Mourinho menjadi asisten pelatih di bawah Sir Bobby Robson.
“Itu terjadi pada saya bertahun-tahun yang lalu ketika saya bekerja di Porto dengan Tn. Robson. Salah satu anak laki-laki kami, seorang anak laki-laki yang kami cintai, meninggal dalam kecelakaan mobil,” kenang Mourinho. Ia percaya, sama seperti FC Porto yang bangkit dan menjadi juara demi mengenang Rui Filipe, Liverpool juga akan menjadikannya motivasi.
Dampak Kehilangan dan Warisan Abadi di Anfield
Kepergian Diogo Jota adalah kehilangan besar bagi Liverpool, sepak bola Portugal, dan dunia sepak bola secara keseluruhan. Sebagai bentuk penghormatan abadi, manajemen Liverpool telah memutuskan untuk memensiunkan nomor punggung 20 milik Jota. Keputusan ini disambut baik oleh Mourinho, yang melihatnya sebagai wujud kecintaan dan rasa hormat luar biasa dari klub.
Mourinho yakin, meskipun Liverpool kehilangan seorang pemain penting, kepergian Jota justru akan memperkuat ikatan batin di antara para pemain dan mendorong mereka untuk meraih gelar juara demi mengenang sang rekan. Jota meninggalkan warisan perjuangan dan ketulusan. Ia adalah contoh bagaimana seorang anak yang tumbuh tanpa banyak fasilitas bisa menembus kasta tertinggi sepak bola dengan kerja keras, semangat, dan kebaikan hati.
Sebuah Perpisahan yang Menyakitkan
Kepergian Diogo Jota adalah pengingat betapa rapuhnya hidup ini. Seorang bintang yang sedang bersinar terang, dengan segudang prestasi dan kebahagiaan pribadi, harus pergi begitu cepat. Duka ini akan terasa lama, namun semangat dan warisan yang ditinggalkan Jota akan selalu menjadi inspirasi. Semoga keluarga yang ditinggalkan, terutama istri dan ketiga anaknya, diberikan ketabahan. Dunia sepak bola akan selalu mengenang Diogo Jota, anak didik kesayangan Jose Mourinho yang pergi terlalu cepat.