Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia bulu tangkis Indonesia kembali dihebohkan dengan kabar yang datang dari Pelatnas PBSI. Pasangan ganda putra kebanggaan kita, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto, atau yang akrab disapa Fajar/Rian, kini mengemban misi berat. Mereka secara resmi ditargetkan juara Kejuaraan Dunia 2025. Target ambisius ini datang di tengah isu perpisahan pasangan yang telah bersama selama 11 tahun tersebut.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam mengapa target sebesar ini diberikan, bagaimana perasaan kedua pemain menghadapi turnamen terakhir mereka, serta apa rencana besar PBSI untuk masa depan ganda putra Indonesia. Siap-siap untuk merasakan gejolak emosi dan semangat juang yang luar biasa!
Target Juara: Sebuah Keharusan Profesional
Pelatih ganda putra Pelatnas PBSI, Antonius Budi Ariantho, tidak main-main dengan target yang diberikan kepada Fajar/Rian. Meskipun kabar perpisahan mereka telah beredar luas, standar profesionalisme tetap harus dijunjung tinggi.
“Ya tetap, targetnya harus juara. Kami setiap turnamen memang harus juara, walaupun selanjutnya dipisah. Secara profesional tetap harus mengejar hasil terbaik,” tegas Antonius Budi Ariantho di Pelatnas PBSI Cipayung, Rabu (6/8). Pernyataan ini menunjukkan bahwa komitmen untuk meraih prestasi puncak adalah prioritas utama, terlepas dari dinamika internal tim. Semangat juara ini juga ditanamkan pada pasangan ganda putra lainnya, seperti Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana.
Kejuaraan Dunia 2025: Panggung Perpisahan Fajar/Rian
Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 yang akan berlangsung di Paris, Prancis, pada 25-31 Agustus mendatang, akan menjadi momen yang sangat emosional bagi Fajar dan Rian. Turnamen ini dipastikan menjadi penampilan terakhir mereka sebagai pasangan tetap setelah 11 tahun berjuang bersama di lapangan. Sebuah perjalanan panjang yang sarat dengan suka dan duka, kini akan mencapai puncaknya.
Formasi Baru Setelah Paris
Setelah Kejuaraan Dunia di Paris, PBSI telah menyiapkan skenario baru untuk Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto. Fajar akan kembali berduet dengan Muhammad Shohibul Fikri, yang sebelumnya sempat menunjukkan performa menjanjikan dengan menjuarai BWF Super 1000 China Open 2025. Sementara itu, Rian akan dipasangkan dengan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Kedua pasangan baru ini dijadwalkan akan langsung tampil di turnamen Super 750 China Masters (16-21 September) dan Super 500 Korea Open (23-28 September). Perubahan ini tentu bertujuan untuk mencari komposisi terbaik dan regenerasi di sektor ganda putra Indonesia.
Respon Fajar dan Rian: Antara Target dan Realita
Menjelang turnamen pamungkas ini, reaksi dari kedua pemain cukup menarik. Muhammad Rian Ardianto memilih untuk tidak menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi. Ini mungkin upaya untuk mengurangi beban mental di tengah situasi yang tidak biasa.
“Ekspektasinya tidak mau terlalu tinggi. Apalagi Fajar kemarin baru juara juga (bersama Fikri). Saya tidak mau terbebani,” kata Rian. Namun, tekad Rian untuk memberikan yang terbaik tidak surut. “Yang pasti, ingin mempersiapkan diri lebih baik. Semoga bisa diberikan hasil yang maksimal,” tambahnya, menunjukkan keinginan kuat untuk menutup babak kebersamaan dengan hasil manis.
Di sisi lain, Fajar juga fokus pada persiapan dan latihan intensif demi mencapai performa terbaik di Paris. Mereka sadar, ini adalah kesempatan terakhir untuk mempersembahkan gelar juara dunia sebagai pasangan.
Strategi PBSI dan Prospek Masa Depan Ganda Putra
Perombakan pasangan ini adalah bagian dari program evaluasi jangka menengah PBSI. Pelatih Antonius Budi Ariantho ingin melihat apakah pasangan baru seperti Fajar/Fikri dan Rian/Yeremia bisa menunjukkan konsistensi di level atas. Jika performa mereka positif dan stabil, ada kemungkinan formasi ini akan dipatenkan untuk musim 2026.
Untuk Kejuaraan Dunia 2025 sendiri, Indonesia menurunkan kekuatan penuh di semua sektor. Selain Fajar/Rian, sektor ganda putra juga akan diperkuat oleh Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana dan pasangan non-pelatnas Sabar Karyaman Gutama/Moh. Reza Pahlevi Isfahani. Di sektor tunggal putra, ada Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, sementara tunggal putri mengandalkan Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani. Sektor ganda putri dan campuran juga siap dengan amunisi terbaiknya.
Penutup: Sebuah Legasi yang Berharga
Singkatnya, Fajar/Rian ditargetkan juara Kejuaraan Dunia 2025 bukan hanya sekadar ambisi meraih gelar, melainkan juga cerminan profesionalisme dan semangat pantang menyerah yang harus ada pada setiap atlet. Ini akan menjadi momen emosional sekaligus penentu bagi perjalanan 11 tahun mereka sebagai pasangan.
Meskipun jalan mereka akan terpisah setelah turnamen di Paris, target tertinggi tetap menjadi prioritas. Mari kita nantikan dan dukung perjuangan Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto untuk meraih gelar juara dunia, sekaligus menutup babak kebersamaan mereka dengan manis. Semoga sukses, Fajar/Rian!