Yogyakarta, zekriansyah.com – Data Mengejutkan MotoGP Brno: Dominasi Ducati Mulai Tergerus, Tanda Bahaya untuk Pabrikan Merah?
Ducati alami penurunan dominasi di MotoGP Brno, hanya dua rider masuk sepuluh besar, rekor 66 balapan terhenti.
Akhir pekan lalu di Sirkuit Automotodrom Brno, dunia MotoGP disuguhkan balapan yang penuh drama dan kejutan. Marc Marquez, sang pembalap andalan Ducati Lenovo Team, sekali lagi menunjukkan kehebatannya dengan meraih kemenangan kelima beruntun musim ini. Namun, di balik euforia kemenangan itu, ada sebuah data mengejutkan MotoGP Brno yang mulai menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar dan pengamat balap. Data ini mengindikasikan bahwa dominasi Ducati mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Apa sebenarnya yang terjadi? Mari kita selami lebih dalam fakta-fakta menarik ini.
Mengapa Data di Brno Ini Begitu Mengejutkan?
Bayangkan sebuah tim yang selama hampir tiga tahun terakhir menjadi raja di lintasan, dengan motor yang paling didambakan semua pembalap. Itulah Ducati di MotoGP. Sejak pertengahan musim 2022, motor Desmosedici GP dikenal sebagai yang paling kompetitif, membantu Francesco Bagnaia meraih dua gelar juara dunia berturut-turut.
Namun, di GP Ceko 2025, terjadi sesuatu yang tidak biasa. Untuk pertama kalinya dalam 66 balapan terakhir, hanya ada dua pembalap Ducati yang berhasil finis di posisi 10 besar: sang pemenang Marc Marquez dan Pecco Bagnaia yang finis keempat. Ini adalah angka yang sangat rendah jika dibandingkan dengan kekuatan “merah” yang biasanya membanjiri posisi atas.
Sebagai perbandingan, mari kita lihat daftar pembalap yang finis 10 besar di Portimao 2022, kali terakhir jumlah pembalap Ducati di 10 besar sangat sedikit:
Posisi | Pembalap (Tim) | Pabrikan |
---|---|---|
1 | Fabio Quartararo (Yamaha) | Yamaha |
2 | Johann Zarco (Pramac) | Ducati |
3 | Aleix Espargaro (Aprilia) | Aprilia |
4 | Alex Rins (Suzuki) | Suzuki |
5 | Miguel Oliveira (KTM) | KTM |
6 | Marc Marquez (Honda) | Honda |
7 | Alex Marquez (LCR Honda) | Honda |
8 | Pecco Bagnaia (Ducati) | Ducati |
9 | Pol Espargaro (Honda) | Honda |
10 | Maverick Vinales (Aprilia) | Aprilia |
Dan berikut adalah hasil di MotoGP Ceko 2025:
Posisi | Pembalap (Tim) | Pabrikan |
---|---|---|
1 | Marc Marquez (Ducati Lenovo) | Ducati |
2 | Marco Bezzecchi (Aprilia Racing) | Aprilia |
3 | Pedro Acosta (Red Bull KTM Factory Racing) | KTM |
4 | Pecco Bagnaia (Ducati Lenovo) | Ducati |
5 | Raul Fernandez (Trackhouse Racing) | Aprilia |
6 | Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) | Yamaha |
7 | Jorge Martin (Aprilia Racing) | Aprilia |
8 | Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing) | KTM |
9 | Pol Espargaro (Red Bull KTM Tech 3) | KTM |
10 | Jack Miller (Prima Pramac Racing) | Yamaha |
Jelas terlihat, di Brno, hanya ada dua pembalap Ducati di daftar 10 besar, dibandingkan dengan tiga dari Aprilia, tiga dari KTM, dan dua dari Yamaha. Padahal, Ducati biasanya menurunkan banyak pembalap di grid (8 pembalap dari 2022-2024, dan 6 pembalap di 2025, dengan 5 yang turun di Brno karena Franco Morbidelli cedera). Ini menunjukkan bahwa dominasi Ducati mulai melemah secara kolektif.
Masalah di Balik GP25 dan Kehebatan Marquez yang Personal
Salah satu faktor yang mungkin berkontribusi pada fenomena ini adalah performa motor Desmosedici GP25 spek pabrikan. Pada tes pramusim, baik Marc Marquez maupun Pecco Bagnaia tidak sepenuhnya puas dengan versi mesin terbaru, bahkan mereka sempat kembali ke versi sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa GP25 memiliki beberapa masalah yang perlu diperbaiki, berbeda dengan motor tahun lalu (GP24) yang sering disebut-sebut sebagai motor terbaik mereka.
Kemenangan beruntun dan performa tak tertandingi Marc Marquez musim ini tampaknya lebih banyak berkat keterampilan dan kejeniusannya sendiri. Pengamat melihat bahwa Pecco Bagnaia dan Fabio di Giannantonio (dari tim VR46) justru kesulitan untuk menguasai GP25. Ironisnya, motor GP24 justru memungkinkan Alex Marquez (dari tim Gresini) untuk mengungguli Pecco dalam balapan maupun klasemen sementara. Ini menunjukkan bahwa meskipun satu pembalap Ducati tampil dominan, itu tidak serta merta mencerminkan performa keseluruhan armada pabrikan asal Borgo Panigale tersebut.
Kebangkitan Rival: Aprilia dan KTM Unjuk Gigi
Data di Brno juga menyoroti kebangkitan para rival. Aprilia tampil sangat mengesankan dengan Marco Bezzecchi yang berhasil memenangkan balapan utama musim ini di Silverstone, dan secara konsisten menjadi pembalap non-Ducati teratas. Di Brno, Bezzecchi finis di posisi kedua, membuktikan bahwa motor RS-GP25 kini bisa menempel Ducati lebih dekat dari sebelumnya. Manajer Jorge Martin, Albert Valera, bahkan menyebut performa motor Aprilia kini “jauh lebih baik” dan “menawarkan cengkraman serta kepercayaan diri lebih baik.”
“Motornnya jauh lebih baik sekarang dan menawarkan cengkraman serta kepercayaan diri lebih baik dibandingkan saat terakhir kali Jorge mengendarai.”
— Albert Valera, Manajer Jorge Martin
Tak hanya Aprilia, KTM juga menunjukkan taringnya. Di Brno, tiga pembalap KTM berhasil finis di 10 besar: Pedro Acosta yang meraih podium ketiga, Brad Binder di posisi kedelapan, dan bahkan pembalap pengganti Pol Espargaro di posisi kesembilan. Ini adalah sinyal kuat bahwa pabrikan Austria itu mulai menemukan formula yang tepat.
Sementara itu, Yamaha juga berhasil menempatkan Fabio Quartararo dan Jack Miller di 10 besar. Hanya Honda yang masih berjuang keras dan gagal menempatkan pembalapnya di posisi 10 besar di GP Ceko 2025.
Prediksi Masa Depan: Akankah Dominasi Ducati Benar-benar Pudar?
Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, pernah memprediksi bahwa Ducati masih akan mendominasi hingga tahun 2026. Ia berpendapat bahwa saat ini Ducati hampir tidak memiliki lawan yang setara di lintasan, dan perubahan regulasi MotoGP pada 2027 menjadi satu-satunya faktor yang berpotensi menggoyahkan mereka.
Namun, dengan data MotoGP Brno yang “mengejutkan” ini, ditambah lagi dengan fakta bahwa Ducati akan kehilangan dua pembalap kuatnya, Jorge Martin (pindah ke Aprilia) dan Enea Bastianini (pindah ke KTM), di musim depan, persaingan diprediksi akan semakin ketat. Ducati praktis akan sangat mengandalkan Francesco Bagnaia dan Marc Marquez di tim pabrikan untuk mempertahankan posisi teratas. Carlo Pernat sendiri mengakui bahwa Martin dan Bastianini “dapat memberikan pengaruh besar di tim baru mereka dan mengurangi jarak dengan Ducati.”
Meskipun Marc Marquez tak terbendung saat ini, performa kolektif Ducati yang mulai menurun dan kebangkitan rival seperti Aprilia dan KTM bisa jadi awal dari era baru yang lebih kompetitif di MotoGP.
Kesimpulan
Gelaran MotoGP Brno 2025 memang menjadi saksi bisu kemenangan brilian Marc Marquez. Namun, di balik itu tersimpan data mengejutkan yang patut dicermati: dominasi Ducati mulai menunjukkan celah. Dengan hanya dua pembalap di 10 besar, ini menjadi peringatan bagi pabrikan asal Italia tersebut. Kebangkitan Aprilia dan KTM, serta performa motor GP25 yang belum optimal, membuka lembaran baru dalam persaingan. Apakah ini awal dari berakhirnya era keemasan Ducati, atau hanya sebuah anomali? Hanya waktu yang akan menjawab, namun satu hal pasti, musim MotoGP 2025 dan selanjutnya akan menjadi tontonan yang jauh lebih mendebarkan! Tetap ikuti terus perkembangan seru dari lintasan balap!